britaloka.com, KUPANG – Keragaman kuliner
Nusantara memang tidak ada habisnya. Hal inilah yang memperkaya khazanah
terkait makanan di Indonesia. Apapun bahannya, menu nasional selalu
menggiurkan.
Salah
satu bahan makanan yang paling banyak digunakan di dalam negeri, bahkan
negara-negara Asia adalah ayam. Menu berbahan ayam, baik ayam kampung maupun
broiler yang lebih sering disebut ayam potong, saat ini menjadi salah satu
bahan daging yang paling banyak dikonsumsi penikmat kuliner.
Jika
ditelaah, berbagai kreasi makanan yang menggunakan bahan dari unggas ini
digemari lantaran keefisienannya. Para peternak tidak terlalu sulit
mengembang-biakkan ayam, khususnya ayam potong karena ditunjang teknologi
mutakhir dalam peternakan, terutama pakan.
Adapun
olahan kreatif dari makanan berbahan ayam tersebut di antaranya “ayam bakar”. Sebagai
salah satu resto dan kafe representatif yang sudah menjadi destinasi kuliner di
Kota Kupang, Waroenk tidak ketinggalan mengangkat menu populer tersebut.
“Selama ini, berbagai varian menu berbahan ayam sudah
banyak disajikan manajemen, seperti Nasi Ayam Goreng Jomblo, Nasi Ayam Goreng
Surabaya, Ayam Goreng Lado Ijo di Waroenk Oebufu atau Ayam Goreng Kremesan dan
Ayam Goreng Sambal Terasi di Waroenk Podjok. Tetapi, untuk memperkaya menu
sekaligus memanjakan pelanggan, kami menghadirkan menu baru yaitu Ayam Bakar
Waroenk,” terang Public Relation and Representative Admin Waroenk, Merlin
Sinlae dalam keterangan resminya di Waroenk, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu,
Kupang, Rabu (26/9/2018) malam.
Ayam
Bakar Waroenk yang dibanderol harga promo Rp 30 ribu itu, sebut Merlin, diklaim
berbeda dibandingkan menu berbahan ayam yang sudah diluncurkan sebelumnya.
“Berbeda,
karena cara meracik dan mengolahnya pun sudah berbeda yaitu dibakar. Apalagi,
sebelum dibakar ayamnya ‘diungkep’ (direndam) dengan bumbu-bumbu khas sehingga
terasa gurih,” bebernya.
Merlin
menambahkan, tidak hanya itu sebab sambal terasi yang sepaket nasi dan Ayam
Bakar Waroenk hadir menambah kelezatannya.
Terkait
target penjualan yang ingin disasar manajemen atas peluncuran menu baru itu, ia
mengatakan tidak ada tetapi tetap optimistis akan menjadi menu ikonik pihaknya.
“Melihat
animo pelanggan terhadap menu berbahan ayam yang sudah diluncurkan sebelumnya,
kami optimistis Ayam Bakar Waroenk bakal disukai dan menjadi menu favorit
penikmat kuliner di Kota Kupang,” ungkapnya.
Merlin
berharap, hadirnya menu Ayam Bakar Waroenk bisa memberi pilihan berbeda bagi
penikmat ayam yang sudah bosan makan ayam goreng atau bakar yang biasa-biasa
saja.
Sekadar
diketahui, ayam bakar atau juga sering disebut ayam panggang merupakan makanan
berbahan unggas yang sudah masif dikonsumsi penduduk dunia, terutama penduduk
Asia dan Amerika. Daging ayam yang diperoleh dari ayam ternak itu, biasanya dihidangkan
sebagai makanan dalam berbagai cara.
Kegemaran
sebagian besar masyarakat dunia dalam mengonsumsi daging ayam dapat dilihat
dari ukiran-ukiran Babylon sekitar 600 sebelum masehi (SM) yang menampilkan
ayam sebagai makanan.
Ayam
juga merupakan daging yang paling laris diperoleh ketika zaman pertengahan.
Penggunaan daging ayam di Amerika Serikat (AS), meningkat lantaran kekurangan persediaan
daging sapi pada Perang Dunia II.
Di
Eropa, pada 1996 konsumsi daging ayam meningkat drastis dibandingkan daging
sapi. Hal tersebut terjadi sehubungan merebaknya isu terkait penyakit bovine spongiform
encephalopathy (BSE) atau lebih dikenal sebagai penyakit sapi gila di
Indonesia.
No comments:
Post a Comment