![]() |
HUB KTI
- Pengembalian Pelabuhan Makassar sebagai hub wilayah KTI intensif dilakukan
guna mempercepat implementasi Tol Laut. BLOGKATAHATIKU/ANITA ANNY
|
BLOGKATAHATIKU - Upaya pengembalian Pelabuhan
Makassar sebagai hub wilayah kawasan timur Indonesia (KTI) intensif dilakukan
guna mempercepat implementasi Tol Laut yang diamanatkan Presiden RI, Joko
Widodo. Sebelumnya, hub pelabuhan KTI memang masih berada di Jakarta dan
Surabaya.
Dengan pengembalian Pelabuhan
Makassar sebagai hub KTI, maka efisiensi dan aktivitas arus perdagangan dalam
dan luar negeri dapat segera tercapai. Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden
RI, Jusuf Kalla belum lama ini, saat meninjau aktivitas bongkar-muat peti kemas
PT Pelindo IV, Jalan Soekarno-Hatta, Makassar.
Menurutnya, pengembalian
Pelabuhan Makassar sebagai hub KTI dianggap penting lantaran sektor maritim
Sulsel pernah berjaya di masa pra kemerdekaan. Di Indonesia, saat ini terdapat
empat hub yang menghubungkan perdagangan antarpulau dan luar negeri, di
antaranya Pelabuhan Belawan, Sunda Kelapa, Tanjung Perak, dan Makassar.
Sementara itu, Gubernur Sulsel,
Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sangat mengapresiasi hal tersebut. Pasalnya, efisiensi
dan efektivitas jalur perdagangan yang semakin lancar dapat menggenjot sektor ekspor.
“Pelabuhan Makassar perlahan akan menjadi hub
untuk KTI. Apalagi, ini juga dilakukan untuk mendukung program Tol Laut yang
dicanangkan pemerintah. Pelabuhan Makassar akan dikembalikan menjadi hub
pelabuhan-pelabuhan di KTI untuk efisiensi dan efektivitas arus perdagangan
dalam dan luar negeri,” imbuhnya.
Menurut Syahrul,
pihaknya optimis dapat mengembalikan kejayaan masa lalu Sulsel bila Pelabuhan
Makassar dijadikan hub pelabuhan-pelabuhan di KTI.
Direktur Pelindo IV
Makassar, Doso Agung, mengemukakan, dengan adanya direct call tersebut,
efisiensi dan efektivitas dari segi biaya dan waktu dapat dioptimalkan,
sehingga pengiriman barang komoditi ekspor dan impor dapat semakin berkembang.
“Berdasarkan
data Pelindo, pada Desember 2015, pengiriman barang keluar negeri rata-rata 80
kontainer per minggu. Namun, sejak awal Januari 2016, naik menjadi 110
kontainer per minggu. Adapun komoditinya adalah coklat, marmer, ikan, dan
rumput laut, dengan negara tujuan ekspor seperti Jepang, Korea, Hongkong, dan Tiongkok,”
tutupnya.