Arwan Tjahjadi
Pemilik Losari Hotel Group
“Bisnis Harus Dijalani Secara Profesional”
BLOGKATAHATIKU - Bisnis
adalah pilihan hidup, untuk itu harus dijalankan secara profesional. Banyak
orang yang ingin menjadi pengusaha dengan “iming-iming” kebebasan waktu dan finansial,
namun tidak banyak yang bertahan menghadapi risiko dalam dunia bisnis. Sehingga,
itu yang membuat banyak gagal dan berhenti di tengah jalan.
Hal
tersebut diungkapkan pemilik Losari Hotel Group, Arwan Tjahjadi saat ditemui
belum lama ini di Losari Beach Hotel, Jalan Pasar
Ikan, Makassar. “Dulu, saya memulai semuanya dari (kontraktor)
kecil-kecilan, dengan menangani job seperti pengecatan, pembersihan kamar
mandi, dan usaha kecil lainya,” bebernya.
Pria Tionghoa kelahiran
Makassar, 30 Oktober 1952 ini mengungkapkan, usaha tersebut dimulainya sejak
masih berstatus mahasiswa, hingga kini telah memiliki berbagai aset
usaha, khususnya hotel yang tidak hanya terdapat di Kota Daeng, tetapi juga di Jakarta
dan Pulau Dewata, Bali.
Lantas
apa motivasi yang melatarbelakangi sukses usahanya? Arwan yang sudah tidak
asing menghadapi kegagalan ini, hanya menjawab gamblang agar seseorang jangan
mudah menyerah. Semua usaha memiliki risiko, tidak terkecuali bisnis perhotelan
yang dirintisnya.
“Waktu
awal membangun hotel, risiko yang saya hadapi sangat berat karena bertepatan
krisis ekonomi pada 1997. Namun, itu tidak membuat saya menyerah. Saya tetap
sabar dan tekun menyelesaikan pembangunan hotel-hotel saya, terutama yang di
Jakarta, Hotel Losari Blok M,” ujar penasihat
Indonesian Chinese Business Council Sulsel ini.
Arwan
merunut, saat ini memiliki sejumlah hotel. “Di antaranya Hotel Losari Beach,
Jalan Pasar Ikan, ini merupakan hotel kedua yang saya bangun setelah Hotel
Losari Inn. Di Makassar, ada tiga hotel. Sementara, Hotel di Blok M Jakarta
merupakan hotel keempat, dan hotel kelima adalah Hotel Losari Kuta, berdiri di
Bali,” papar suami Fientje Djajakusli.
Di
luar itu, sebut ayah dari Irma, Amri, dan Mira
Tjahjadi, ia bukanlah orang yang “egois”. “Saya bukan orang yang ingin sukses
seorang diri. Setiap ada waktu luang, saya sering mengadakan diskusi
dengan karyawan. Melalui diskusi, saya selalu memberi motivasi, mereka juga
bisa sukses seperti saya kalau bersungguh-sungguh dan bekerja keras menggeluti
suatu usaha,” ujar sarjana arsitek alumni 1980 di Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar ini.
Meskipun dikenal sebagai pengusaha perhotelan, namun tak seperti
kebanyakan warga Tionghoa lainnya, sosok ramah dan murah senyum ini juga sebelumnya
dikenal aktif dalam dunia politik. Ia memang pernah menjabat sebagai anggota DPRD
Kota Makassar selama dua periode.
“Bagi saya, berpolitik itu
bentuk kecintaan terhadap Tanah Air. Terus terang, boleh jadi ini tak lazim
dilakoni kebanyakan warga Tionghoa yang lebih memilih bergelut dalam dunia
bisnis. Tetapi, dunia politik adalah salah satu implementasi yang dapat
diterapkan anak bangsa, siapapun ia dan tak mengenal identitas etnik,” ulas penyuka
renang dan golf ini.