BLOGKATAHATIKU - Pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla, menargetkan, pada 2020 Papua telah diterangi listrik.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya digaet untuk mewujudkan
program tersebut dengan bekerja sama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melalui penandatanganan nota
kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) dengan ITS di Surabaya,
Kamis (4/2).
MOU
melibatkan ITS dalam perencanaan distribusi Liquefied Natural Gas (LNG) untuk
tenaga listrik di Papua Barat hingga 2020. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, mengungkapkan,
proses pemerataan listrik ke Papua masih terjegal masalah distribusi LNG.
Seperti
yang diketahui, LNG merupakan sumber pembangkit listrik yang akan menerangi Pulau
Cenderawasih ini. “Kami sudah miliki LNG-nya, tetapi masih kesulitan
mendistribusikannya ke Papua,” ungkap Amin.
Saat
ini, SKK Migas sedang mengejar waktu untuk segera menuntaskan masalah
distribusi LNG. Untuk itulah, SKK Migas menggaet ITS guna mengkaji metode yang
paling efektif untuk pengiriman LNG. Konsep distribusi yang harus dipikirkan
ITS meliputi sarana infrastruktur dan transportasi.
“Bukan
hanya kesiapan kapal yang mengangkut LNG, kami juga harus mempersiapkan
infrastruktur terminal LNG,” ujar Rektor ITS, Joni Hermana, usai
penandatanganan MOU.
Bidang
studi yang dilibatkan dalam penyusunan konsep ini, juga melibatkan berbagai
jurusan di ITS, seperti Teknik Industri untuk masalah pengiriman logistik,
Teknik Kimia, Teknik Fisika, dan keilmuan di bawah Fakultas Teknologi Kelautan.
“Namun
karena sekarang kasusnya adalah konsep distribusi, yang paling berperan mungkin
Teknik Industri,” beber Joni.
Sementara
itu, Wakil Rektor IV ITS, Ketut Buda Artana, mengatakan, ITS akan membuka
kesempatan kepada perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia, khususnya Papua
yang ingin menggali ilmu lebih dalam guna merancang metode untuk membantu
mendistribusikan LNG ke wilayah mereka nantinya.
“Kami
persilakan para dosen atau tenaga ahli dari universitas di Papua untuk belajar
ke ITS, dan bila perlu kami akan memberikan pendampingan juga nantinya,” ujar
guru besar dari Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.
Bupati
Fakfak, Oktovianus Mayor, mengungkapkan, sangat bersyukur atas kerja sama
antara SKK Migas dengan ITS. Pria yang akrab disapa Mayor ini, mengungkapkan, semua
pembangunan di Fakfak dan daerah lain di Papua selalu terhambat masalah
listrik. Padahal, Papua memiliki potensi alam dan pariwisata yang begitu
melimpah. “Untuk itulah, pengaliran listrik di Papua harus segera dilakukan,”
ujarnya.
Mayor
menilai, sudah saatnya “orang pintar” di ITS dan perguruan tinggi ternama
lainnya turun tangan membantu pembangunan di Papua. Makanya, ia sangat
berterima kasih atas terlibatnya ITS dalam program pengaliran listrik di ranah
Mutiara Hitam ini.
Pria
asli Papua itu juga mengungkapkan jika Pemerintah Daerah (Pemda) Fakfak akan
mengerahkan segala usaha untuk membantu proses kelancaran program ini. “Pemda Fakfak
akan menyediakan segala infrastruktur maupun sumber daya manusia yang
dibutuhkan. Yang penting Papua segera terang,” harapnya.