BLOGKATAHATIKU - Mulai
Februari 2016, tarif listrik kembali mengalami penyesuaian atau penurunan. Hal
ini berlaku untuk 12 golongan tarif yang sudah tidak disubsidi pemerintah.
Tarif rumah tangga daya Rp 1.300 ke atas turun dari Rp 1.409,16 kWH pada Januari 2016 menjadi Rp 1.392,12 pada
Februari 2016. Tarif bisnis daya 6.600 VA ke atas dan kantor pemerintah daya 6.600
VA ke atas serta tarif Industri juga mengalami penurunan.
General
Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sulselbar, Wasito Adi,
mengatakan, ini sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 31/2014 sebagaimana telah
diubah dengan peraturan Menteri ESDM No 9/2015. Tarif adjustment, diberlakukan
setiap bulan menyesuaikan perubahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat
(AS) terhadap mata uang rupiah, harga minyak mentah, dan inflasi bulanan.
“Dengan
mekanisme tarif adjustment ini, tarif listrik setiap bulan dimungkinkan untuk
turun, tetap atau naik berdasarkan ketiga indikator tersebut,” terangnya belum lama
ini saat ditemui di Kantor PLN Wilayah Sulselbar, Jalan Hertasning, Makassar.
Ditambahkan,
ada 12 golongan tarif yang diterapkan untuk mekanisme tarif adjustment, antara
lain rumah tangga R-1/tegangan rendah (TR) daya 1.300 VA, rumah tangga R-1/TR
daya 2.200 VA, rumah tangga R-2/TR daya 3.500 VA hingga 5.500 VA, rumah tangga
R-3/TR daya 6.600 VA ke atas, bisnis B-2/TR daya 6.600 VA hingga 200 KVA, bisnis
B-3/tegangan menengah (TM) daya di atas 200 KVA, industri I-3/TM daya di atas
200 KVA, industri I-4/tegangan tinggi (TT) daya 30.000 KVA ke atas, kantor pemerintah
P-1 /TR daya 6.600 VA hingga 200 KVA, kantor pemerintah P-2 daya di atas 200
KVA, penerangan jalan umum P-3/TR, dan layanan khusus TR/TM/TT.
Walaupun
awal Februari sempat mengalami gangguan teknis, terjadi kebocoran high pressure
heater hingga menyebabkan pemadaman bergilir dari 30 Januari-2 Februari karena
adanya perbaikan, tetapi di samping gangguan tersebut juga karena masih belum
maksimalnya beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) akibat variasi musim,
sehingga sistem interkoneksi mengalami devisit daya kurang lebih 45 MW.
“Untuk mengurangi
devisit daya pada waktu-waktu tersebut, peran masyarakat sangat diperlukan
dalam menerapakan perilaku hemat listrik dengan mematikan minimal dua titik
lampu (50 Watt), sehingga diperoleh penghematan kurang lebih 90 MW pada malam
harinya,” imbuh Wasito.