BLOGKATAHATIKU - Sebagai salah satu
negara yang memiliki ekosistem karst terluas dunia, dengan 15 juta hektare
kawasan karst, Indonesia menjadi negara incaran ekspansi perusahaan tambang,
baik dalam negeri maupun luar negeri yang beroperasi di kawasan karst.
Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) melansir, hal tersebut merupakan ancaman
serius di tengah masifnya eksplorasi alam dan perusakan karst. Padahal, pada
hampir sejumlah daerah berkawasan karst, memiliki fungsi vital bagi kehidupan
masyarakat. Salah satunya sebagai sumber air bagi warga setempat.
“Hal
ini yang mendorong Walhi menggelar konsolidasi nasional penyelamatan ekosistem
karst Indonesia, berlangsung selama empat hari di Wisma Syarifah, Malino, 7-10 Januari
2015,” terang Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, Asmar Exwar dalam jumpa pers
terkait Advokasi Nasional Penyelamatan Ekosistem Karst Indonesia di Mr Coffee, Jalan
Boulevard, Makassar, Senin (11/1).
Sementara
itu, Manajer Kampanye Walhi, Kurniawan Sabar, mengungkapkan, konsolidasi secara
nasional pihaknya, bertujuan untuk membangun gerakan advokasi penyelamatan
ekosistem karst di Indonesia yang saat ini terus tergerus, dan ancaman dari
perluasan industri ekstaktif, khusunya untuk kebutuhan semen dan marmer.
Adapun
Kepala Departeman Advokasi dan Kampanye Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin,
menambahkan, peserta konsolidasi nasional penyelamatan karst Indonesia kali ini
berasal dari delapan Eksekutif Daerah Walhi yang di daerahnya memiliki potensi
kawasan karst yang juga terancam rusak lantaran aktivitas pertambangan. Konsolidasi
nasional sendiri dihadiri Direktur Walhi Sumbar, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim,
Kalsel, Kaltim, dan Sulsel.
Konsolidasi
nasional penyelamatan ekosistem karst Indonesia difasilitasi langsung Kepala Departemen
Advokasi dan Kampenya Walhi Nasional, Nur Hidayati. Ke depan, konsolidasi akan
melahirkan strategi nasional terkait penyelamatan kawasan karst untuk menjaga
kehidupan masyarakat Indonesia.