BLOGKATAHATIKU - Pesona alam Pantai
Tanjung Bisa sudah sangat populer bagi wisatawan. Ternyata selain itu, masih
banyak potensi wisata lain yang masih belum terlalu dikenal, tetapi tidak kalah
indahnya seperti Pantai Apparalang.
Selama
ini, Bulukumba sangat terkenal dengan objek wisata Pantai Bira. Pasir pantai di
tempat ini berbeda dibandingkan pantai lain. Pasalnya, tekstur pasir di pantai
ini sangat lembut, dan pesona alam pesisir pantainya juga luar biasa indahnya.
Ternyata selain itu, di Bulukumba masih banyak potensi wisata lain yang tidak
kalah indah panorama alamnya.
Hal
tersebut dibuktikan Sales Banquet Hotel Aryaduta Makassar, Riska Ayu yang
mengunjungi beberapa tempat wisata di Kabupaten Bulukumba bersama
teman-temaannya. Alasan memilih kabupaten yang terletak di ujung bagian selatan
ibu kota Sulsel itu karena terkenal dengan industri perahu Phinisi, dan banyak
dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tempat
yang pertama kali dikunjungi adalah Pantai Apparalang yang terletak di Desa
Ara. Tempat ini tidak memiliki pesisir, seperti halnya Tanjung Bira yang telah
lebih dulu populer. Tebing-tebing batu karang kokoh mengelilinginya. Laut biru
jernih dengan gradasi kehijauan menampakkan pemandangan bagian dasarnya. Aroma
laut menyeruak masuk ke rongga hidung. Angin segar bertiup. Tempat ini sangat
cocok bagi mereka yang ingin menghindar sejenak dari hiruk pikuk kota.
Apparalang
benar-benar layak meyandang gelar surga tersembunyi. Untuk sampai ke sana
bukanlah perkara mudah, karena minimnya informasi petunjuk jalan. Jalanan
sempit dan berbatu sepanjang kurang lebih 40 kilometer harus menjadi teman
akrab Riska di perjalanan. Hanya sebagian yang sudah mendapat sentuhan semen
dan paving block. Hutan dengan pohon-pohon besar menjulang tinggi di kanan-kiri
jalan menjadi hiburan.
Lautan
biru, tebing-tebing karang megah menjadi sajian lengkap saat berada di
Apparalang. Sebuah pemandangan yang wisatawan kemudian berpikir tempat ini
bakal menjadi pesaing kuat Tanjung Bira. Bagi yang senang dengan aktivitas
snorkeling, pihak pengelola sudah menyediakan fasilitasnya. Waktu ke sana,
ombak sedang tidak bersahabat, sehingga Riska bersama teman-teman tidak berani
melakukan olahraga air itu.
Apparalang
tidak seperti pantai yang biasa ditemui, pasalnya berada di balik tebing
bebatuan. Keindahan dari atas tebing akan memamerkan perpaduan keindahan antara
birunya air laut, karang-karang yang berada di antara air laut dan batuan
dinding yang menjulang tinggi. Itu menjadi keindahan tersendiri yang sangat
disayangkan kalau tidak dijelajahi.
Tidak
dapat dipungkiri belum sepopuler Pantai Tanjung Bira, karena tergolong objek
wisata baru dan masih sedikit pelancong yang mengetahui. Pada hari biasa pantai
ini akan sepi. Terkadang yang ditemui hanya orang-orang yang sedang memancing,
menghabiskan waktu bersama hobi mereka.
Walaupun
berada di antara bukit, pelancong akan tetap bisa merasakan kesegaran air laut.
Dari area parkir pantai sudah disuguhkan bangunan-bangunan gazebo untuk tempat
pelancong menikmati keindahan pantai dari atas, atau sekadar beristirahat dan
bersantai. Di Pantai Apparalang ini, pengelola juga sudah menyediakan sebuah
anjungan yang terbuat dari kayu, untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin merasakan
lebih dekat dengan air laut.
Wisata
pantai ini pertama dirintis warga setempat bernama Amiruddin Rasyid pada 2011
lalu. Namun, baru dipopulerkan ke masyarakat luas November 2014, setelah
berhasil membuka akses jalan dari ibu kota Desa Ara ke Pantai Apparalang.
Di
Apparalang bebas membawa makanan dan memasaknya di tempat itu, sepanjang dapat menjaga kebersihan. Yang
tidak mau repot, di sepanjang lokasi wisata beberapa warga lokal banyak yang
mendirikan warung-warung. Mereka menyajikan makanan ringan bagi pengunjung yang
ingin melepas lelah selama berkunjung ke Apparalang.
Destinasi
berikutnya yang dikunjungi Riska adalah Pantai Bara. Soal keindahan, Pantai
Bara dan Pantai Bira ibarat “saudara kembar”. Pantai pasir putih yang lembut
dan laut biru ada di sini. Meskipun belum setenar Pantai Bira, pemandangannya
tidak kalah menarik. Hamparan pasir putih dipadukan tenangnya laut dari arah
Flores, membuat pelancong betah berlama-lama di Pantai Bara.
Pantai
Bara juga menyimpan keindahan tersembunyi yang sangat cocok dinikmati pecinta
pantai, khususnya jika menyukai suasana tenang dan damai. Pasalnya, pantai ini
masih belum banyak diketahui umum, sehingga relatif lebih sepi dibanding
“saudara kembar”-nya, Pantai Bira.
Yang
unik dari Pantai Bara adalah banyaknya hamparan pohon kelapa yang tumbuh di
sepanjang tepian pantai. Ada beberapa pohon yang bentuknya unik dengan
kemiringan hingga 45 derajat di antara pohon-pohon kelapa lain yang tumbuh
normal. Pohon kelapa ini banyak dijadikan ayunan dan tempat bermain tamu yang
berkunjung.
Penangkaran
Penyu di Liukang
Hari-hari
di Pantai Bara yang sepi dihabiskan Riska bersama teman-temannya bermain pasir
putih dan berfoto bersama. Keesokan pagi, dilanjutkan menyeberang ke Pulau
Liukang, yang tampak cukup jelas dari Pantai Bara. Dengan perahu motor nelayan,
Pulau Liukang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit. Rata-rata harga sewa
perahu Rp 250 ribu per hari.
Pulau
Liukang yang mungil ini hanya memiliki sepotong pantai yang posisinya sedikit
mendaki dari tepi laut. Tidak ada penginapan di sini. Bagi yang ingin menginap,
bisa mendirikan tenda di pantai atau menginap di rumah penduduk.
Selain
snorkeling dan diving di perairan yang sangat jernih di Pulau Liukang,
aktivitas lain yang menjadi favorit adalah menjenguk penangkaran penyu
berukuran besar. Lokasinya tepat di lepas pantai Pulau Liukang, menghadap ke
Tanjung Bira. Kesempatan itu digunakan Riska berfoto bersama penyu raksasa.