BLOGKATAHATIKU - Coffee shop saat
ini sudah menjadi alternatif masyarakat melaksanakan kegiatan, mulai rapat
perusahaan, kumpul komunitas, hingga kegiatan terkait partai politik. Melihat
potensi tersebut, banyak pelaku bisnis berlomba ikut ambil bagian mengembangkan
bisnis itu.
Di
perkotaan, budaya minum kopi bahkan tak ubahnya sebuah kebutuhan. Mulai sekadar
hangout sembari berbincang santai, ataupun meeting membicarakan “deal” bisnis
banyak dilakukan sambil menyeruput segelas kopi. Bagi sebagian orang, nongkrong
di coffee shop bahkan menjadi semacam “pelarian” dari penatnya rutinitas
sehari-hari.
Budaya
minum kopi kini tak lagi didominasi segelintir orang, yang dulu hanya
didominasi orang berusia lanjut. Kebiasaan meminum kopi kini telah
bertransformasi menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Tua atau muda, pria atau
wanita, menggemari minuman berwarna hitam pekat itu.
Sebagian
orang menjadikan kopi sebagai teman setia di pagi hari sembari membaca koran.
Ada pula yang menjadikan minuman kopi sebagai minuman wajib saat berbincang
bersama teman-temannya.
Tren
penikmat kopi yang semakin meluas ini tentu saja menjadi ladang bisnis basah
bagi sebagian orang yang jeli melihat peluang. Tak heran, bisnis coffee shop
pun mewabah di mana-mana. Baik yang mengusung brand franchise (waralaba)
ternama ataupun coffee shop merek sendiri. Semua menawarkan konsep dan
spesialisasi masing-masing.
Hal
inilah yang memotivias Infocus Trading (IFT) Academy yang membuka sebuah coffee
shop berlabel “Redhot Coffee” di Jalan Pengayoman, Makassar. Menurut Public
Relation IFT, Seri Elronni, konsep yang diusung coffee shop-nya berbeda dengan
yang lain. Selain nyaman buat “ngopi”, juga dijadikan sebagai tempat pelatihan
trading. Ide awal untuk membuka coffee shop sebenarnya untuk menyediakan tempat
bagi para klien, yang kadang ingin konsultasi tentang bagaimna konsep trading
forex yang benar.
Ide
untuk mengumpulkan para trader di Makassar kemudian diwujudkan dalam bentuk
Redhot Coffee. Semua trader bisa saling sharing informasi sekaligus konsultasi
dengan suasana lebih santai di coffee shop. Makanya, lokasinya sengaja dipilih
yang bebas dari hiruk-pikuk suara kendaraan bermotor.
“Segmen
pasar kami memang para trader. Meskipun demikian, pengunjungnya juga banyak
dari kalangan marketing, komunitas, maupun entrepreneur,” papar Seri.
Di
Redhot Coffee, setiap hari banyak trader yang berkumpul. Rata-rata dilakukan selepas
waktu jam kerja, setelah pukul 17.00 Wita. Kapasitasnya bisa mencapai 80 orang,
di depan 50 orang dan di bagian belakang berkonsep lesehan bisa hingga 30 orang.
Terkadang, komunitas yang datang juga mengadakan kegiatan bazar di tempat
tersebut. Apalagi, pengelolanya, Adi Syawal, merupakan founder IFT sekaligus
profesional trader.
Namanya
saja coffee shop-nya para trader, maka setiap Jumat malam disediakan waktu
khusus untuk trader saling berbagi analisis. Pada saat itu akan dibuka layar
lebar, untuk sama-sama menyaksikan kondisi pasar, utamanya apabila ada berita-berita
ekonomi penting dunia. Karena akan berpengaruh
signifikan terhadap pergerakan mata uang, seperti saat Non Farm Payroll di Jumat
pekan pertama setiap bulan.
Meskipun
segmen utama para trader, tetapi banyak juga komunitas lain yang sering
menyambangi Redhot Coffee. “Komunitas otomotif juga sering menyelenggarakan
acara di tempat kami, seperti kegiatan kopi darat (kopdar),” tambahnya.
Selain itu, Redhot Coffee juga sering
disambangi pelaku usaha multilevel marketing (MLM) untuk sharing dan presentasi
produk. Juga para pelaku partai politik maupun manajer dari berbagai
perusahaan.
Namanya
saja coffee shop, menu yang dijual sebagian besar makanan dan minuman ringan
seperti kopi dan kebutuhan dasar para trader supaya bisa menahan kantuk,
seperti hot coffee dan ragam minuman dingin, hingga makanan penahan lapar
sementara seperti mi instan.
Namun
ada beberapa makanan reguler juga dijual meskipun jumlahnya tidak banyak,
seperti nasi goreng, ayam rica, dan ayam bakar. Range harga mulai dari Rp 12
ribu-Rp 20 ribu untuk minuman, dan Rp 13 ribu-Rp 28 ribu untuk makanan.
Sebagai
praktisi di bidang bisnis coffee shop, Seri melihat potensi bisnis di bidang
yang dijalaninya sekarang sangat besar. Itu lantaran jumlah komunitas di Kota
Makassar cukup banyak. Makanya, pelaku bisnis coffee shop terus menjamur dan semakin
meningkat seiring kebutuhan masyarakat akan tempat-tempat pengganti kantor,
khususnya saat membahas bisnis.
Saat
ini, umumnya orang-orang lebih suka membahas bisnis di coffee shop. Pelaku
usaha semakin kreatif dalam mengembangkan potensi, untuk mendatangkan income, dan
coffee shop adalah salah satu pilihan utama bagi mereka.
Selain
coffee shop dengan merek sendiri, di Makassar
juga menjamur usaha berkonsep waralaba menggunakan merek yang sudah
ternama. Salah satunya adalah The Coffee Bean and Tea Leaf. Ini merupakan
waralaba kedai kopi yang bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), dimiliki
serta dikelola International Coffee and Tea, LLC. Pada 1963, Herbert B Hyman
mulai merintis usaha The Coffee Bean and Tea Leaf di California.
The
Coffee Bean and Tea Leaf masuk ke Indonesia sejak 2001, dan dikelola PT Trans
Coffee, anak perusahaan dari Transcorp milik pengusaha ternama Chairul Tanjung.
Salah satu outletnya berada di Mal Panakukang (MP) Makassar. Berlokasi di
lantai dasar mal tersebut, The Coffee Bean and Tea Leaf menawarkan aneka menu
minuman, di antaranya Espresso, Latte, Coffee, Non Coffee, Ice Blended, Ice
Espresso and Coffee, Hot Tea, dan Tea Latte.
Yang
menjadi menu utama untuk minuman The Coffee Bean and Tea Leaf tentu saja kop
dan teh. Jenis minuman yang ditawarkan untuk kategori Hot Coffee adalah Coffee
Mocha Rp 52 ribu (small), Rp 57 ribu (medium), Rp 61 ribu (large), Coffee
Vanila Rp 52 ribu (small), Rp 57 ribu (medium), dan Rp 61 ribu (large). Bagi
yang bukan penggemar kopi, ada Hot Chocolate dan teh bisa menjadi alternatif
pilihan.
Mendukung
Penjualan Supermaket
Menyebut
kata Gelael, sebagian besar masyarakat Makassar mengenal sebagai salah satu
supermarket yang sudah lama eksis di Kota Makassar. Hadir sejak 1985, aneka aneka
produk kebutuhan rumah tangga bisa didapatkan di tempat tersebut.
Melihat
tren pertumbuhan coffee shop di Kota Makassar yang semakin pesat, owner PT
Gelael Indotim Makassar, Hengky Suharli, membuka Gelael Coffee Shop,
berdampingan dengan gerai supermarket. Sajian kuliner dengan cita rasa premium,
bisa didapatkan. Jenisnya pun beragam, mulai makanan khas Makassar hingga luar
negeri.
Menu
utama dari Gelael Coffee Shop adalah berbagai olahan kopi, mulai Hot Espresso,
Hot Ginger, Cappucino, Mocha Latte, Caramel Latte, dan Hazelnut Coffee.
Harganya beragam dan cukup terjangkau, mulai Rp 8 ribu-Rp 27 ribu. Selain itu, ada
juga jenis teh, seperti Lemon Tea, Assortment of Tea, Strawberry Tea, Iced
Lychee Tea, Thai Iced Tea, dan Thai Iced Green Tea. Harga ditawarkan Rp 10
ribu-Rp 25 ribu.
Menurut
Hengky, hadirnya coffee shop seiring perubahan konsep supermaket menjadi Gelael
Signature. Semua kebutuhan hidup masyarakat bisa diperoleh di gerai yang
berlokasi di Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar.
Total produk yang dipasarkan berjumlah sekitar
15 ribu item. Kelebihan berbelanja di tempat ini, banyak produk yang dijual
secara spesial, dan tidak akan bisa didapatkan di tempat lain. Gelael Coffee
Shop terbukti dapat mendukung penjualan supermarket.