BLOGKATAHATIKU - Menyambut tahun baru dengan menata
ulang interior rumah, boleh jadi salah satu upaya untuk menceriakan hati
penghuni rumah. Pasalnya, “nuansa baru” dalam konsep rumah yang didesain
menjadi baru, juga akan membawa suasana hati menjadi lebih menyenangkan.
Mengapa harus pada momen pergantian
tahun? Ini tentu menjadi pertanyaan banyak orang yang belum paham makna
filosofis tahun baru, sehingga hanya mengartikan “perubahan” desain dan terkait
tata ruang rumah hanyalah rutinitas biasa.
“Jika ini anggapan pakem, tentu
perubahan desain dan tata ruang rumah terasa menjenuhkan bagi sebagian orang. Tahun
baru dianggap momen tepat untuk menciptakan suasana yang baru dalam hunian
seseorang, karena adanya dorongan agenda untuk memperbarui sesuatu, seperti
mengganti set sofa yang sudah usang, atau menggudangkan pigura-pigura yang
dianggap sudah tidak relevan dengan memorable pemilik rumah,” terang pemerhati
bisnis-sosial yang juga menggemari tata griya, Khiva Amanda saat dikonfirmasi
terkait psikologis dan arti perubahan tata ruang rumah, khususnya menjelang
tahun baru.
Menurutnya, menciptaan suasana rumah
yang berbeda dari tahun sebelumnya, secara psikis untuk memupuk suatu harapan
agar di tahun mendatang segalanya menjadi lebih baik. “Ini tidak terkecuali
saat seseorang ingin menata ulang hunian, tentu tanpa membongkar tatanan secara
keseluruhan. Sebab, jika melakukan perubahan secara frontal, mungkin saja
sebelum selesai renovasi sudah bersinggungan lagi dengan hari besar lain
seperti Idul Fitri, Imlek, dan perayaan keagamaan lainnya. Bahkan, mungkin
sebaliknya kembali ke Natal dan tahun yang baru lagi,” ulasnya.
Khiva memaparkan, mengubah bukan
berarti harus membeli perabot, aksesoris, atau bahkan rumah yang baru. Cara hemat
dan praktis dapat dilakukan bila pemilik rumah ingin sedikit lebih cermat.
Selain itu, bukan tidak mungkin budget yang dikeluarkan juga tetap terjangkau.
“Seperti layaknya menyambut hari-hari
besar lain di Indonesia, dalam rangka tahun baru, biasanya penghuni rumah
melakukan sejumlah pembenahan. Hanya, pertanyaan kemudian muncul, harus dari
manakah pembenahan itu dilakukan? Pertama, lakukanlah rapat dadakan. Setiap
kali ingin mengubah sesuatu dalam rumah, tentu tidak bisa asal mengubah saja.
Membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain bakal lebih memudahkan proses
penataan ulang itu. Misalnya, untuk menentukan konsep atau suasana apa yang
ingin dibentuk. Sebab, suasana yang dipilih dapat menentukan jenis aksesoris
serta furniture yang kelak digunakan,” urai Khiva.
Setelah suasana yang ingin dibentuk
ditentukan, selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih ruang. “Sejatinya,
rumah terdiri atas beberapa ruang, di antaranya ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, dapur, dan kamar tidur. Setiap ruang memiliki fungsi dan taste
yang berbeda. Sekarang, tinggal bagaimana mengubah tampilan lamanya hingga
menjadi tampak baru,” jelasnya.
Khiva menyarankan,
pembenahan rumah sebaiknya diawali dari ruang yang paling sering atau kerap
dilihat orang lain di samping anggota keluarga. “Awali dari ruang tamu. Karena,
ruang tamu merupakan ruang yang sering bersentuhan dengan orang di luar
penghuni atau yang sifatnya lebih ke semipublik. Selanjutnya, ke ruang yang
lebih privasi seperti ruang keluarga. Untuk itu, perlu ada perubahan suasana,”
tandasnya.