BLOGKATAHATIKU - Perusahaan Umum Jaminan
Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) membuka 21 kantor cabang (kancab) baru. Dengan
demikian, saat ini satu-satunya perusahaan penjaminan badan usaha milik negara
(BUMN) tersebut, total memiliki 56 kancab yang tersebar di seluruh pelosok
Tanah Air.
Direktur Utama Perum
Jamkrindo, Diding S Anwar, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, langkah
itu sebagai respons dan tanggung jawab perusahaan untuk terus melayani usaha
mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK) agar bisa terus berkembang.
“Sebagai perusahaan penjaminan, kami ingin pelayanan dan
keterjangkauan akses keuangan kepada UMKMK bisa terus meningkat,” alasannya.
Ditambahkan,
dilatarbelakangi UMKMK yang merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar
dalam perekonomian Indonesia saat ini, telah terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis dan pasca krisis.
Pada 2014, tercatat ada
sekitar 57,5 juta unit UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia, mampu menyerap
97,16 persen tenaga kerja nasional dengan potensi aset Rp 600 triliun. Ini
menjadikan UMKM sebagai ceruk yang sangat potensial untuk digarap industri
perbankan.
Sayangnya, sebut Diding,
lembaga keuangan masih menilai UMKMK sebagai sektor yang belum “bankable”
menerima akses kredit. Sehingga, dibutuhkan sebuah penjaminan nasional yang
mampu menjembatani antara kebutuhan UMKMK atas akses keuangan, dan di sisi
lain syarat kebutuhan lembaga keuangan atas kredit. “Karenanya, pembukaan
cabang baru dan kantor unit pelayanan (KUP) baru ini, kami nilai sangat
strategis,” ujarnya.
Ke-21 kancab baru ini
merupakan kancab tipe D dan masih menginduk kancab yang lebih tinggi
tingkatannya di wilayahnya. Wilayah kerja cabang induk sendiri tidak berubah,
yaitu wilayah provinsi. Sementara, wilayah kerja kancab D terdiri dari beberapa
kabupaten. Sebelumnya, Jamkrindo memiliki 35 kancab dan 21 KUP di tingkat kabupaten
dan kota.
Sekadar diketahui, pada 2015
Perum Jamkrindo berada pada posisi strategis seiring pertumbuhan ekuitas dan
aset perusahaan. Tercatat, total aset korporat per 30 November 2015
sebesar Rp 10,562 triliun. Sementara, jumlah ekuitas Rp 8,480
triliun atau meningkat 19,79 persen per tahun atau year on year (yoy).
Sementara
itu, perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 524,833 miliar. Untuk volume
kredit usaha rakyat (KUR) hingga triwulan ketiga (akhir September) 2015, tercatat
Rp 1,753 triliun.