BLOGKATAHATIKU - Hingga akhir Oktober 2015, Perusahaan
Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) mencatatkan volume penjaminan
kredit konsumer sebesar Rp 23 triliun. Perusahaan badan usaha milik
negara (BUMN) bidang penjaminan ini, terus menggenjot volume melalui kerja sama
bersama PT Bank BRI Agroniaga (BRI Agro).
Total volume
penjaminan kredit non kredit usaha rakyat (KUR) yang sebesar Rp 49 triliun,
sebanyak Rp 23 triliun di antaranya dari penjaminan kredit konsumer,” ujar
Direktur Perum Jamkrindo, Bakti Prasetyo di sela penandatangan
perjanjian kerja sama dengan BRI Agro belum lama ini.
Direktur Utama Perum
Jamkrindo, Diding S Anwar, mengatakan, kerja sama nantinya diharapkan bisa
mendorong jangkauan akses dan layanan keuangan lebih luas di sektor kredit
konsumer. Selain itu, kerja sama bertujuan untuk meningkatkan kinerja
masing-masing perusahaan, baik Jamkrindo maupun BRI Agro. Untuk itu, diharapkan
masyarakat lebih bisa memanfaatkan produk kredit di sektor konsumer.
Ditambahkan, dengan kerja
sama tersebut, Jamkrindo optimis pertumbuhan bisnis penjaminan akan semakin
baik. “Kami berharap, realisasi kredit BRI Agro dan volume penjaminan Jamkrindo
akan meningkat,” terangnya.
Lebih jauh,
Bakti mengungkapkan, idealnya 75 persen pendapatan perusahaan dapat diraih dari
bisnis konsumer. Sementara, sisanya melalui penjaminan di sektor
produktif. Diakui, Jamkrindo menjadi “best practice” bahkan untuk dunia
dalam hal perusahaan penjaminan yang mampu meraih laba.
“Kami ditanya Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), mengapa bisa untung. Kami menjawab karena bisnis kami diperoleh
dari tiga bagian penjaminan dari penjaminan eksisting. Salah satunya konsumer
ini, dan sisanya satu bagian didapat dari penjaminan sektor produktif seperti
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan KUR,” paparnya.
Jamkrindo sendiri
menargetkan pada 2015 penjaminan kredit bisa mencapai Rp 77 triliun, atau
meningkat 83,3 persen dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Direktur
BRI Agroniaga, Zuhri Anwar, mengatakan, kerja sama ini merupakan lanjutan dari
kerja sama penjaminan kredit untuk fasilitas bank garansi atau konstruksi. Ke
depannya, diharapakan penyaluran kredit sektor konsumer, baik yang berupa
kredit tetap, pensiun, santunan hari tua, agro griya, agro mobil, dan agro
multiguna bisa dijamin di Jamkrindo.
BRI Agro memilih Jamkrindo
sebagai mitra karena hanya Jamkrindo yang mampu menangani risiko pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan kematian sekaligus. Hal ini tidak seperti kerja sama
dengan asuransi, di mana life insurance dan general insurance dipisah.
“Sejauh ini, kredit
konsumer di BRI Agro aman karena memiliki non performing loan (NPL) yang
relatif rendah. Hal ini karena tingkat kehati-hatian dalam penyaluran kredit
yang terus dijaga perseroan,” ulas Zuhri.
Sampai akhir Oktober
2015, Jamkrindo mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 619,5 miliar atau
naik 15,42 persen dari tahun lalu. Jika dilihat, capaian laba ini telah
mencapai 91,53 persen dari target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Jamkrindo
di 2015.
Sementara, total aset
perusahaan sebesar Rp 10,02 triliun. Nilai ini naik jika dibandingkan total aset
akhir 2014 sebesar Rp 10,48 triliun. Adapun nilai ekuitas per Oktober 2015
tercatat sebesar Rp 8,47 triliun atau naik 21,42 persen dibanding tahun lalu.
Jamkrindo telah memiliki jaringan pelayanan di 34 provinsi dan 21 kabupaten
kota.