britaloka.com, BANTAENG - Ekspor nikel olahan di
Sulsel bakal segera dilakukan dua industri di Bantaeng. Dua industri tersebut, PT
Huady Nickel Alloy dan PT Titan Mineral Utama, paling tidak akan mengekspor 275
ribu metrik ton sepanjang 2016 mendatang.
“Kami targetkan 16
Februari 2016 sudah trial sekaligus commissioning,” terang Vice President
Bantaeng Industrial Park, yang juga Direktur Perusda Bantaeng, Taufik
Fachruddin, dalam Talkshow Mining Summit bertema “Strategi dan Kebijakan
Peningkatan Investasi Sektor Pertambangan” belum lama ini di Makassar Golden
Hotel, Jalan Pasar Ikan, Makassar.
Dalam talkshow yang
digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel tersebut, Taufik
menjadi pembicara bersama Director Corporate Affairs PT Vale Indonesia Basrie
Kamba, Kepala Sub Direktorat Hubungan Komersial Mineral, Kementerian ESDM, Rustam
Saenong, serta Kepala Dinas ESDM Sulsel, Gunawan Palaguna.
Taufik merinci, Huady
akan mengekspor paling tidak 250 ribu metrik ton pertahun. Sedangkan, PT Titan
mengekspor 25 ribu hingga 30 ribu. “Kami juga sudah melaporkan ini ke Presiden
RI, Joko Widodo. Rencana, Presiden yang akan langsung meresmikannya,” terangnya
sambil memperlihatkan potret progres pembangunan smelter yang diperkirakan
sudah 90 persen.
Terkait sumber daya
manusia, dua industri tersebut telah merekrut 900 tenaga kerja tahun ini. “Trainingnya
sudah kami lakukan. Semuanya orang lokal, khususnya Bantaeng. Kami juga sudah
merencanakan pada 2016 menyerap hingga 1.500 tenaga.
Selain itu, sebut Taufik, pihaknya juga sudah mengirim 40 orang ke Tiongkok untuk mengikuti training. “Khusus yang 40 orang ini, mereka menjadi supervisor. Tahun depan, kami juga akan mendapat bantuan dari Kementerian Perindustrian sebesar Rp 50 miliar guna melatih serta membangun sekolah industri,” imbuhnya.
Selain itu, sebut Taufik, pihaknya juga sudah mengirim 40 orang ke Tiongkok untuk mengikuti training. “Khusus yang 40 orang ini, mereka menjadi supervisor. Tahun depan, kami juga akan mendapat bantuan dari Kementerian Perindustrian sebesar Rp 50 miliar guna melatih serta membangun sekolah industri,” imbuhnya.