BLOGKATAHATIKU - Jika ingin
menikmati suasana pantai yang indah seperti yang ada di Maldives, tidak perlu
jauh ke sana. Ora Beach di Maluku menawarkan pesona surga yang masih
tersembunyi dan belum banyak dijamah orang.
Berawal
dari obrolan basa-basi di grup WhatsApp, Corporate Communication Telkomsel,
Kurniawan Iskandar bersama teman-temannya, nekat membuat agenda perjalanan
mendadak dari Makassar ke Ora Beach, Maluku. Untuk mematangkan perjalanan ini,
selama tiga hari dua malam ia sibuk mencari informasi mengenai tempat yang
dituju.
Diputuskanlah
berangkat flight pertama, Jumat, pukul 05.00 Wita dari Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin menuju Bandara Pattimura, Ambon menggunakan pesawat Lion Air.
Alasan mengambil flight pertama, karena mengejar jadwal kapal feri di Pelabuhan
Tulehu yang hanya sekali sehari pada pukul 09.00 Wita.
Sampai
di bandara Pattimura Ambon, sehabis sarapan, Kurniawan bersama teman-teman langsung melanjutkan perjalanan
ke Pelabuhan Tulehu menggunakan mobil rental. Perjalanan ditempuh kurang lebih satu
jam dari bandara menuju ke sana. Dilihat sekilas, tidak ada yang istimewa dari
Pelabuhan Tulehu, akan tetapi lautnya masih sangat bersih sehingga ikan-ikan
yang berkeliaran dapat terlihat jelas.
Setelah
sampai di Pelabuhan Tulehu, ia menumpang Kapal Cepat Cantika Express menuju
Pelabuhan Amahi, Kabupaten Masohi, Pulau Seram. Dengan alasan ingin
beristirahat dengan tenang, waktu itu ia memilih kelas VIP Rp 110 ribu yang
dilengkapi fasilitas AC, CCTV, dan TV. Kesempatan itu juga digunakan untuk berfoto
di atas kapal, dengan latar belakang pemandangan eksotis pulau-pulau yang dilalui
menuju Masohi. Perjalanan ditempuh sekitar dua hingga tiga jam.
Tiba
di Pelabuhan Amahi, Masohi, mereka sudah ditunggu sopir dan mobil rental yang
siap mengantar menuju Desa Sawai. Perlu diperhatikan, sebaiknya sebelum menuju
Masohi, wisatawan yang ingin ke sana sudah harus menghubungi mobil rental dan
menawar harga. Biasanya harga yang dipatok Rp 500 ribu-Rp 1 juta per hari sudah
termasuk sopir.
Perjalanan
dari Masohi menuju Desa Sawai ditempuh kurang lebih empat hingga lima jam,
dengan melewati Taman nasional Manusela yang masuk dalam konservasi hutan
lindung Indonesia. Jika beruntung, wisatawan dapat melihat secara langsung
burung endemik Maluku, Cendrawasih. Sebelum jalan, sebaiknya minum obat antimabuk,
karena perjalanannya cukup berkelok-kelok.
Setelah
melalui perjalanan yang panjang, sampailah Kurniawan di Desa Sawai, Pulau
Seram. Di sana, ia menginap di penginapan Lisar Bahari. Dari tempat tersebut,
dapat jelas terlihat pemandangan sunset yang luar biasa. Lisar Bahari dapat
menjadi alternatif pilihan bagi yang memiliki budget minim, tetapi ingin tetap mengeksplorasi
keindahan Pulau Maluku, termasuk Pantai Ora. Sehari menginap Rp 250 ribu per orang
(harga Oktober 2014), sudah termasuk makan tiga kali sehari.
Untuk
menjelajahi pulau-pulau di sekitar Sawai, Lisar Bahari juga menyediakan
fasilitas sewa boat kecil yang bisa digunakan sebagai alat transportasi untuk
mengelilingi pulau sekitar Sawai, termasuk Pantai Ora. Biaya sewanya sekitar Rp
700 ribu per hari, sudah termasuk bensin dan guide-nya.
Perjalanan
menjelajahi Maluku dimulai dari Sungai Salawai. Di sekitar tempat ini banyak ditumbuhi
sagu. Di tempat itu, traveler juga bisa melihat langsung proses pembuatan sagu
secara tradisional yang dibuat penduduk lokal.
Spot
pertama yang ia nikmati adalah Puputi dive atau snorkeling spot, yang banyak
ditumbuhi koral-koral cantik. Karena takut merusak karang, kapal yang dipakai
diparkir di salah satu batu besar, sekaligus sebagai titik start menyelam.
Salah
satu yang istimewa dari trip sederhana di Lisar Bahari adalah makan siang di
Pulau Sapulea, yang terletak dekat dengan spot diving. Ini juga trik menghemat
waktu untuk tidak kembali ke penginapan saat makan siang.
Ora
Beach sebenarnya tidak jauh dari penginapan Kurniawan dan teman-temannya. Hanya
butuh waktu 10 menit untuk sampai di sana. Akan tetapi, karena tujuannya bukan
hanya itu, jadinya mereka menjelajahi dulu tempat yang agak jauh sebelum ke
tujuan utama.
“Untuk
bisa merasakan keindahan pantai kelas dunia seperti Maldives dan Bora-bora,
tidak perlu jauh ke sana, cukup ke Ora Beach. Karena Pantai Ora juga bisa
memberikan keindahan alam yang mempesona dan tidak kalah dari dua tempat
tersebut,” pesannya.
Ora
Beach menawarkan fasilitas penginapan yang unik, yaitu penginapan yang
berbentuk rumah panggung dan mengapung di atas laut. Di sini, traveler juga
dimanjakan pemandangan bawah laut. Biota laut yang mempesona terlihat jelas
karena air yang begitu jernih. “Kami dapat langsung melihat keindahan terumbu
karang dan koral pantai yang beragam, ditambah warna-warni ikan-ikan yang
berenang di sekitarnya,” imbuh Kurniawan.
Hanya
terdapat satu unit resort di Ora Beach, Ora Beach Resort. Ora Beach Resort
memiliki enam buah cottage yang terbuat dari kayu dan beratapkan jerami. Lokasi
Ora Beach Resort ini juga terpencil, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk
perkotaan, sangat cocok untuk yang suka ketenangan.
Saat
malam hari, wisatawan dapat mendengar deru ombak dan juga menikmati indahnya
langit yang dihiasi bintang-bintang. Saat pagi tiba, langsung disambut suasana
Pantai Ora yang menakjubkan, air laut yang jernih, serta udara pagi yang segar.
Biaya
penginapan di Ora Beach Resort tidak dihitung berdasarkan biaya per kamar,
namun dihitung dari biaya per orang. Harga pun berubah-ubah sesuai musim. Adapun
kisaran sewa Rp 750 ribu-Rp 1.500.000 per hari. Harga tersebut sudah termasuk
biaya makan tiga kali sehari, dan juga biaya transportasi dari Pelabuhan
Tulehu. Bagi yang memiliki budget terbatas, tidak perlu menginap di Ora Beach.