Melirik Ritual Ma’nene di Toraja Utara
![]() |
BLOGKATAHATIKU/IST |
BLOGKATAHATIKU -
Salah satu tradisi yang masih melekat pada masyarakat Tana Toraja (Torut)
adalah ritual Ma’nene. Ritual ini merupakan prosesi penggantian pakaian dan
tabela dalam kuburan batu. Namun, terdapat pengertian lain dari Ma’nene yakni
“mayat berjalan”.
Harfiah “mayat berjalan” yang masih melekat di sebagian masyarakat
Torut tentu terkait kepercayaan berbalut mistis yang sudah turun temurun
diyakini, di mana penguburan jenazah dilakukan dengan cara di luar nalar
seperti menjalankan mayat-mayat menuju ke pekuburan batu yang bakal menjadi
kuburan mereka.
Namun di luar itu, Desa Lando Rundung, Kecamatan Sesean Suluara,
adalah salah satu daerah di Torut yang masih memegang teguh ritual Ma’nene.
Ritual ini digelar sekali dalam satu generasai (25 tahun). Akan tetapi, seiring
perkembangan zaman, jadwal ritual berubah sekali dalam tiga tahun. Kesepakatan
dicapai atas musyawarah berbagai elemen masyarakat, seperti pemuka adat hingga
pengurus gereja.
Perwakilan keluarga Mama Rante Datu dan Bapak Sarirang (pemuka
adat), Luther Allo Sarirang, saat ditemui di sela acara di Lo’ko Mata, Senin
(8/9), mengatakan, ritual Ma’nene bertujuan mempererat tali silaturahmi
antarrumpun keluarga yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Ritual juga
dianggap wujud kasih kepada Tuhan.
Adapun kegiatan yang digelar dalam ritual tersebut, diantaranya
membersihkan Lo’ko mata, mengganti pakaian mayat yang biasanya disesuaikan
barang kesukaan almarhum selama hidup (mangika), pemindahan jenazah bagi
keluarga tertentu (mapalengka), pemotongan babi dan kerbau, Manglongko di
Rante, menutup liang lahat, serta Sisembak (adu kaki anak-anak).
“Saya dan keluarga jauh-jauh dari Papua untuk menggelar ritual
Ma'nene, sekaligus ajang silaturahmi dengan keluarga,” tandas Luther.
Kuburan Tertua Lo’ko Mata
Lo’ko Mata merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja
Utara (Torut) yang terletak di Desa Lando Rundu, Kecamatan Sesean Suluara.
Jarak daerah ini dari Rantepao sekitar 15 kilometer, dan dapat ditembuh
berkendara sepeda motor atau mobil selama satu jam.
Adapun pola kuburan batu berbentuk bulat silinder, berukuran 35
meter dengan tinggi sekitar 50 meter. Menariknya, di Lo’ko Mata
tersebut terdapat ratusan liang kubur, di mana setiap liang kubur terdapat 40
mayat.Lo’ko Mata disinyalir kuburan batu tertua di Torut, dibuktikan adanya
kuburan berumur dua abad.
Wisatawan yang berkunjung di daerah ini bakal disuguhkan beragam
bentuk rumah adat Tongkonan, dan hamparan sawah yang dihiasi bebatuan hitam
alami yang menjulang tinggi, dan sesekali diselingi kabut di pagi atau sore
hari.
Ratusan warga dan beberapa turis mancanegera, ikut menyemarakkan
ritual Ma’nene di Lo’ko Mata, di mana kegiatan tersebut di gelar selama enam
hari.
Travel Mart TTC Dihadiri
22 Negara
Perkembangan dunia
pariwisata yang semakin meningkat, turut menggenjot keberadaan bisnis travel.
Usaha perjalanan pun menjadi primadona, sehingga banyak pelaku usaha yang
melirik bisnis plesiran ini. Salah satu perusahaan agen perjalanan, Travel Mart
Tourindo Tunggal Cemerlang (TTC), mamasuki usianya yang ke-10, mengundang 22
negara serta 23 seller dalam negeri untuk bersama memajukan industri pariwisata
di dalam negeri.
Direktur TTC, Tedjo
Iskandar, saat ditemui di Swiss-Bellin Panakkukang, Rabu (24/9/2014),
mengatakan, Indonesia, khususnya Sulsel, memiliki potensi wisata yang
berlimpah, namun kurang digarap maksimal. Oleh karena itu, pihaknya menghimpun
instansi terkait agen perjalanan untuk bersama mempromosikan destinasi
pariwisata daerahnya masing-masing.
Antusiasme terhadap
perkembangan dunia wisata, dapat dilihat dari kinerja seller yang meningkat
setiap kegiatannya. Hal ini dibuktikan pada kegiatan sebelumnya yang diikuti 76
seller. “Kegiatan kali ini meningkat, dan diikuti 88 seller yang berasal dari
berbagai penjuru dunia,” bebernya.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulsel, Didi Leonardo Manaba,
menambahkan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan TTC.
Pasalnya, kegiatan seperti ini mampu mensosialisasikan destinasi wisata Sulsel
di dalam negeri maupun mancanegara.
Hal sama diungkapkan
Public Relation and Communication Manager Macau Government Tourist, Ningsih A
Chandra. “Dengan adanya kegiatan yang dicanangkan dua kali setahun, kami
optimis mampu menjadi pusat sosialisasi destinasi wisata untuk masing-masing
seller,” bebernya.