![]() |
BLOGKATAHATIKU/EFFENDY W |
Singa merupakan hewan yang memiliki
arti penting bagi bangsa Tiongkok. Sepasang patung singa, jantan dan betina,
sering terlihat di depan gerbang bangunan-bangunan tradisional Tionghoa.
Bahkan, saat ini beberapa perusahaan modern seperti perbankan juga memasang
sepasang patung singa ini di depan kantor mereka.
Menyusuri daerah Pecinan, tepatnya
di depan Klenteng Ibu Agung Bahari, Jalan Sulawesi, Bank Perkreditan Rakyat
Hasamitra, Jalan Wahidin Sudirohusodo, begitu pula di depan kantor PT Iswanto,
Jalan AP Pettarani, Makassar, dapat dijumpai sepasang singa khas Tiongkok
tersebut, di mana sang jantan berada di sebelah kiri dan sang betina di sebelah
kanan. Biasanya, kedua patung singa tersebut akan disertai bola maupun anakan
singa.
“Singa dianggap sebagai raja dari
hewan, yang juga melambangkan kekuatan dan pengaruh. Bola yang berada pada
patung singa jantan melambangkan kesatuan seluruh negeri, dan anakan singa pada
patung singa betina merupakan sumber kebahagiaan,” jelas Merry Liem, salah
seorang warga Tionghoa yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur di
rumahnya, Jalan Cendrawasih, Makassar, saat disambangi, Rabu (16/4/2014).
Menurutnya, patung singa juga
digunakan untuk menunjukkan peringkat atau kedudukan seorang pejabat negara,
dengan melihat jumlah gundukan yang diperlihatkan oleh rambut keriting pada
kepala singa. Rumah dari pejabat tingkat satu memiliki 13 gundukan dan jumlah
itu menurun satu gundukan setiap turun satu peringkat. Pejabat di bawah tingkat
tujuh tidak diperbolehkan memiliki patung singa di depan rumah mereka.
“Yang sangat menarik, singa bukanlah
hewan asli dari Tiongkok. Ketika Kaisar Zhang dari Han Timur memerintah pada
tahun 87 sebelum Masehi, Raja Parthia dari salah satu negara di Asia mempersembahkan
singa kepada sang Kaisar. Nah, singa lainnya juga dipersembahkan oleh sebuah
negara di daerah tengah Asia pada tahun berikutnya. Maka, jadilah sepasang patung
singa pertama kali dibuat pada permulaan Dinasti Han Timur,” papar Merry.
Adanya patung singa pada sisi kiri
dan kanan pada jembatan yang lazim ditemui di Tiongkok, sebut Merry merupakan hal
yang umum di sana mengingat kedua patung ini diyakini dapat memberi unsur
“kekuatan” pada wahana bangunan manusia tersebut.
“Begitu populernya patung sepasang
singa pada sebuah jembatan, maka ada pepatah yang terkenal di Tiongkok yang
bunyinya, ‘Tak ada jembatan tanpa (patung) singa, dan tak ada (patung) singa
tanpa jembatan,” tandasnya.(blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment