![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Merayakan
Valentine atau biasa disebut hari kasih sayang sudah menjadi tren dalam
masyarakat, terlebih di kalangan anak muda. Di Valentine ini, beragam cara
mereka lakukan demi mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan atau orang-orang
yang terkasih.
Selain
memberi bunga, saling memberi hadiah coklat juga sudah menjadi “tradisi” bagi
mereka yang merayakannya. Kontribusi itulah sehingga hadiah berupa coklat
menjadi populer saat perayaan Valentine. Kebiasaan ini tentu saja akan
dimanfaatkan oleh beberapa pebisnis coklat.
Seperti
yang dialami pendiri dan pemilik “Say it with Chocolate”, Rini Nikmat Naim (33),
yang ditemui di kediamannya, Jalan Daeng Tata 1 Blog 4C 6, Makassar, Rabu (5/2/2014),
di mana ia pun tidak ingin ketinggalan meraup laba dimomen hari kasih sayang tersebut.Selain
sebagai bentuk apresiasi, momen Valentine ini juga memberikan keuntungan
tersendiri bagi usaha kecilnya.
Rini
yang memulai usahanya dengan modal Rp 500 ribu, mengatakan awal mula usaha
kecilnya tersebut terbentuk lantaran melihat beberapa kebiasaan masyarakat saat
jelang Valentine.
“Saat
Valentine, biasanya mereka memberikan kado atau suvenir dalam bentuk barang,
sehingga saya berinisiatif untuk menawarkan nuansa lain, yang saya sajikan dalam
bentuk barang yang unik dan kreatif,” ungkapnya.
Karena
inisiatifnya inilah ia mencoba membuat camilan makanan dari bahan dasar coklat.
“Kenapa coklat, karena dulu coklat masih kurang dilirik oleh sebagian
masyarakat. Tentunya, untuk menarik minat mereka terhadap coklat, maka saya menyajikannya
dalam kreasi unik,” bebernya.
Ditambahkan,awalnya
hasil kreasinya tersebut dipasarkan kepada beberapa rekan kantornya. “Nah,
melihat respons(pemesanan) rekan kerja saya yang bagus, akhirnya saya berusaha
untuk mengembangkan usaha ini hingga saat ini,” akunya.
Adapun
usaha coklat yang digelutinya ini, sebut Rina masih dilakukannya secara
independen. “Saya belum memiliki karyawan tetap, karena karyawan yang saya
miliki untuk saat ini masih berasal dari lingkup keluarga. Namun begitu, order
pembuatan coklat Valentine bisa saya selesaikan tepat waktu,” terangnya.
Untuk
jenis dan harga yang ditawarkan, juga bervariasi sesuai apa yang diinginkan
oleh pemesan. Seperti dilihat dari jenisnya, ada yang dalam kemasan stik dan
dalam kemasan kotak yang tentunya ditambahkan dengan ornamen yang diminati
konsumen.
“Momen
Valentine tahun lalu, saya menawarkan jenis stik yang coklatnya berbentuk hati
dan bunga, sedangkan untuk mini bar dan kotak saya tawarkan dalam bentuk kepala
Hello Kitty dan hati,” urainya.
Sementara
untuk Valantine kali ini, Rini menambahkan penawaran coklatnya dengan model
lain, yaitu bingkai foto. “Ya, tetapi saya tetap mempertahankan model yang lama,
karena Valentine tidak bisa dilepaskan dari bentuk hati dan bunga. Mungkin dari
segi ornamen saja yang akan lebih saya kreasikan, dan tetap mengikuti selera
konsumen,” imbuhnya.
Untuk
harga produk coklat kreasinya, ia mengatakan bervariasi di mana dibanderol dari
harga Rp 3 ribu sampai ratusan ribu rupiah. “Sesuai ukuran dan tingkat
kerumitan order pelanggan. Untuk pemasaran, saya masih menjajakannya di rumah.
Selain itu, saya juga memasarkan produk saya lewat online. Berkat internet, pemasaran
saya menembus hingga ke luar Makassar seperti di Sinjai,” tuturnya.
Meski
usaha yang dirintisnya pada akhir 2012 tersebut masih tergolong baru, akan
tetapi omset yang berhasil diraup Rini cukup lumayan. “Valentine tahun lalu
keuntungan yang saya peroleh lebih Rp 4 juta,” tandasnya. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment