![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Kendaraan
roda dua atau lazim disebut “motor” termasuk jenis kendaraan yang menjadi
primadona bagi masyarakat, khususnya di Kota Makassar. Bisa jadi hal itu karena
motor merupakan kendaraan kelas menengah, tidak terlalu tradisional seperti
sepeda dan tidak terlalu mahal seperti mobil. Bahkan motor bagi sebagian besar
masyarakat diklaim sebagai salah satu “kendaraan rakyat” versi masyarakat
Indonesia di era modern.
Tak
heran jumlah pengendara motor semakin meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi
kondisi wilayah perkotaan yang sangat macet, inflasi melambung tinggi, kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) tak terbendung, maka motorlah satu-satunya
solusi mengatasi hal tersebut. Bukan hanya motor baru ramai peminat, motor
bekas pun tak kalah larisnya.
Apalagi
dengan munculnya jenis motor matik yang semakin memperluas cakupan segmentasi
penggunanya, baik kalangan remaja laki-laki dan perempuan maupun ibu rumah
tangga. Fakta semakin meningkatnya penggunaan motor sebagai kendaraan
alternatif, menunjukkan motor masih menjadi alat transportasi nomor satu di
Indonesia.
Maraknya
penawaran kredit motor oleh dealer motor semakin memudahkan peminat untuk
memiliki kendaraan roda dua ini. Kondisi ini yang kemudian membuka peluang baru
yaitu penjualan motor bekas (mokas), dengan solusi harga miring.
Outlet-outletnya semakin mudah ditemukan di Kota Makassar.
Sepanjang
Jalan Veteran, banyak berjejeran outlet yang menjual mokas. Jenis motor sport
seperti Ninja dan CBR memiliki daya tarik walaupun statusnya bekas. Adanya
penjualan mokas bisa menjadi alternatif bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah
yang ingin memiliki kendaraan bermotor, tetapi hanya bermodalkan sedikit uang.
Sebagaimana
yang diungkapkan oleh H Ridwan, pemilik penjualan mokas Cahaya Pangkep yang
berlokasi di Jalan Veteran. “Usaha penjualan mokas yang saya geluti sekarang, merupakan
warisan dari orang tua saya yang telah memulai usaha penjualan mokas sejak 1984
silam. Usaha ini saya teruskan karena melihat potensi pasar di Makassar yang
masih cukup besar,” ungkapnya.
Ditambahkan,
keuntungan menjalankan bisnis penjualan mokas itu sangat fluktuatif. Kadang
penjualan meningkat drastis, tetapi sering pula sepi peminat. Jika penjualan
sedang baik, maka biasanya dalam sebulan bisa terjual sebanyak 30 unit motor.
Akan tetapi jika pasar sedang sepi, bisa saja penjualan motor bekas hanya dua sampai
tiga unit sebulan.
Menurut
H Ridwan, faktor stabilitas harga sangat berpengaruh terhadap bisnis yang
digelutinya saat ini. Penjualan menurun drastis jika terjadi kenaikan harga
beberapa bahan pokok.
“Sehingga
banyak yang memilih membatasi budget untuk pembelian kendaraan, dan lebih fokus
pada pemenuhan kebutuhan bahan pokok,” alasannya.
Dijelaskan, pasaran harga mokas saat ini
beragam, tergantung jenis motor yang diminati dan tahun berapa motor sebut dikeluarkan.
Sebagai contoh, untuk motor keluaran 2000, jenis bebek dijual sekitar Rp 8 juta,
sport sekitar Rp 11 juta, dan matik sekitar Rp 9 juta. Rata-rata pembeli mokas,
menggunakan jasa perusahaan pembiayaan seperti Adira Finance. (Yusuf
Almakassary/blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment