Oleh
Effendy Wongso
Maaf
atas
kelancanganku
tak
mengetuk pintu hatimu
masuk
diam-diam
lalu
mengintip diari biru
yang
kau toreh penuh kinasih
Maaf
atas
tak kesengajaanku
cinta
yang kunanti
dalam
pentang pintu kecil hatimu
senantiasa
tertutup,
lalu
riak renjana itu datang
lewat
bisikan sepoi serupa angin
:
"Pentangkan pintu itu,
biar ia
tahu kamu pernah masuk
meski
tanpa permisi!"
Maafkan
atas segala, Dara
tak ada
maksud melukai hatimu
sebab
aku yang masuk diam-diam
dalam
hatimu
adalah
aku yang merindu
:
cintamu adalah kesempurnaan
yang
pernah dicipta Ilahi
Maaf,
maafkan aku
manusia
durja yang mengharap
cinta
purnamu
cintamu
yang indah dan abadi....
No comments:
Post a Comment