![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Coklat
merupakan hadiah yang paling cocok untuk orang yang dikasihi, baik pacar,
teman, sahabat, maupun orang tua. Merayakan momen hari kasih sayang tersebut,
sejumlah remaja putra maupun putri akan ramai menyerbu sejumlah usaha yang
menawarkan beragam sajian coklat. Transaksi penjualannya menjadi meningkat
cukup tajam, bahkan mencapai 100 persen dibandingkan hari lain.
Selain
toko-toko coklat yang memiliki aset dalam jumlah besar, beberapa orang pun
mencoba memanfaatkan momen Valentine untuk mencari rezeki hanya dengan modal
yang terbilang sedikit, Seperti yang dijalani oleh Aisyah Nurfitri. Diakui
wanita kelahiran 5 April 1992 ini, modal awal berjualan coklat yang dikelolanya
hanya Rp 50 ribu.
Ide
awal berjualan coklat datangnya setelah melihat antusiasme teman-temannya
membeli coklat yang sering diberikan sebagai hadiah. Berbekal keterampilan
mengolah bahan kue yang didapat saat ikut kursus masak sewaktu SMA dulu, mahasiswa
STMIK Profesional yang akrab disapa Icha ini pun mulai berjualan.
Meskipun
masih kuliah, ia memiliki keinginan kuat menjadi seorang entrepreneur.
Keuntungan yang didapat selain bisa dipakai untuk berbagai kebutuhannya sebagai
remaja, sebagai disisihkan untuk meringankan beban orang tua membayar biaya
kuliah.
Berbagai
macam jenis dan model coklat dijual Icha, karena pada saat momen Valentine, ia sudah
“banjir” pesanan coklat berwarna pink dengan bentuk hati. Beberapa inovasi pun
dilakukan, seperti membuat coklat berbentuk berbagai karakter, di antaranya
Hello Kitty, Teddy Bear, dan Spongebob. Uniknya lagi, coklat tersebut diisi
dengan kacang caramel, strawberry, blueberry, oreo, dan lain-lain sebagai
pelengkap untuk memberikan rasa yang lebih nikmat.
Meskipun
memiliki bentuk mewah dengan rasa yang enak, harga produk coklat yang dijualnya
terbilang sangat murah, yaitu sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Segmen
pasar yang dibidik pun kebanyakan adalah remaja, baik mahasiswa seusianya
maupun yang masih duduk di bangku SMA. Layanan yang diberikan pun cukup
komplit, yaitu pembeli yang berlokasi di pusat kota bisa diantarkan langsung
gratis. Tetapi untuk pemesan di lokasi cukup jauh, diberikan tambahan ongkos
kirim Rp 20 ribu.
Metode
penjualan dilakukan dengan dua cara, di mana metode pertama dilakukan dengan cara
penjualan langsung ke konsumen. Setiap hari ia bergerilya mencari pelanggan
dalam lingkup pergaulannya sehari-hari sebagai mahasiwa. Proses penjualan pun
banyak dibantu oleh saudara-saudaranya yang juga menawarkan ke beberapa teman.
Metode
lain yang digunakan adalah dengan memanfaatkan tren teknologi terkini, yaitu
melalui media online. Setiap hari Icha memperbarui statusnya di Facebook (FB)
mengenai promo-promo produk coklatnya. Selain itu broadcast melalui Blackberry Messenger
(BBM) pun sangat membantu.
“Nah,
bagi yang mau pesan bisa melalui FB saya dengan nama ‘Anfas Sari’. Bisa juga melalui
BBM di PIN 76BE9DAC,” ujarnya berpromosi. (Yusuf Almakassary/blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment