Ni Luh Eni Ermawati
Presenter
SUN TV dan Penyiar Radio Suara Celebes FM
“Tak
ada Hal yang Sulit Jika Ingin Belajar”
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Ni
Luh Eni Ermawati, wanita cantik asal Pulau Dewata ini memulai kariernya di Makassar
sebagai seorang penyiar. Saat ini ia merupakan presenter kenamaan salah satu TV
swasta di Makassar, SUN TV. Selain itu, saat ini ia memiliki banyak kegiatan
lainnya, di antaranya masih menyiar di radio Suara Celebes FM (SCFM), dan
beberapa kegiatan Master of Ceremony (MC).
Wanita
yang juga pernah berkarier di sebuah koran bisnis dan ekonomi ini mengaku
sangat menikmati pekerjaannya. Selain sebagai presenter dan penyiar, ia juga
tengan merambah dunia marketing.
Sebelum
menjadi penyiar di SCFM, ia juga pernah menyiar di radio Bharata FM. Di Bali
sendiri ia memiliki usaha pribadi dan sudah melakukan banyak kegiatan MC untuk
berbagai acara. Bagi Ni Luh, demikian ia dipanggil, menjadi penyiar sudah menjadi
hobinya.
“Sejak
masih duduk di bangku SMA, saya sudah sering menjadi MC untuk acara-acara
sekolah dan bahkan merambah keluar daerah. Setelah mendapatkan kesempatan untuk
menjadi penyiar di Makassar, saya pun mengambil kesempatan itu,” demikian
tambahnya.
Ia
pertama kali merambah dunia penyiaran saat mengikuti audisi penyiar di radio
Bharata sebagai news caster dan akhirnya diterima. Akan tetapi kurang lebih dua
bulan, ia memutuskan untuk berhenti sejenak, dan mendapatkan tawaran lagi
sebagai penyiar di SCFM.
“Awalnya
saya memang tidak berniat untuk melamar, namun hanya mengantarkan teman. Akan
tetapi, pada akhirnya saya juga memutuskan untuk mencoba mengikuti audisi
tersebut, dan setelah melakukan ‘take voice’, akhirnya saya diterima sebagai
penyiar di SCFM sampai sekarang,” ujar gadis yang hobi traveling dan dengar
musik ini.
Ditambahkannya,
ia tidak menemui kendala yang berarti selama menjadi penyiar karena memang
menyiar adalah hobinya. Jadi semuanya akan ia nikmati dan dibawa santai.
Nyaris
Putus Asa
SCFM
sendiri adalah radio yang menyajikan 75 persen berita dan 25 persen hiburan,
yang pada awalnya dirasakan Ni Luh sangat berat sampai sempat merasa bahwa
dirinya tidak mampu. Ia pun menceritakan sedikit pengalaman saat ia siaran, di
mana di tengah siaran ia menerima SMS dari seorang pendengar yang menuliskan
bahwa ia tidak cocok menjadi seorang penyiar.
“Saat
itu saya sempat dibuat putus asa. Akan tetapi sebagai orang yang mau terus belajar,
saya menanggapi kritikan tersebut sebagai sesuatu yang membangun, dan
mengatakan kepada diri saya sendiri bahwa orang yang memberi kritik ataupun
saran adalah orang yang mau melihatnya maju,” dalihnya sembari mengurai senyum
manis.
Pemikiran
positif tersebutlah yang terus membawanya untuk selalu belajar dan belajar
lebih baik. Ia mengatakan bahwa alasannya memilih radio yang acaranya
didominasi oleh berita adalah karena memang ia adalah tipe orang yang suka
dengan informasi seperti membaca dan mendengarkan berita.
“Jika
ingin belajar maka tidak ada hal yang sulit. Itulah hal yang membuat saya ingin
terus belajar, dan sampai sekarang masih tetap belajar. Di radio news memang
yang diuji adalah kemampuan intelektual, namun semuanya kembali kepada proses
belajar,” ungkapnya.
Tidak
Boleh Egois
Latar
belakang pendidikan Ni Luh sendiri adalah bahasa Inggris, dan dunia jurnalistik
baru dirasakannya saat masuk dalam dunia penyiaran. Menyoal dunia kepenyiaran,
hal yang penting sebagai seorang penyiar adalah bahwa ia harus tahu bahwa saat
menyiar, bukan telinga “kita” yang mendengar akan tetapi telinga orang lain.
“Jadi
seorang penyiar tidak boleh egois karena apa yang menurut kita sebagai penyiar
baik, belum tentu baik bagi orang lain atau pendengar. Seorang penyiar juga
harus mau terima masukan dan harus mau banyak belajar. Jadi, seorang penyiar
harus mau menerima saran dan kritik, baik itu positif ataupun negatif dari
pendengar karena mereka yang mendengarkan siaran,” urai wanita kelahiran Bali,
18 November 1986 ini.
Menurutnya
pula, kritikan atau saran yang sedikit “negatif” ia tanggapi sebagai sesuatu
untuk membangun dirinya agar lebih baik, dan untuk yang “positif” ia gunakan
sebagai hal untuk memacu diri agar bisa lebih baik lagi.
“Di
SCFM saya memegang program Seven to Nine yang rutin mengudara setiap hari mulai
Senin hingga Sabtu. Sementara itu, di Minggu pagi saya memegang program Good
Morning Sunday,” jelas Ni Luh.
Menyudahi
perbincangan dengan KATA HATIKU, wanita low profile ini berharap agar remaja
yang ingin maju harus terus belajar sebab tidak ada yang sulit jika ingin
belajar. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment