![]() |
Frangky Tjahjadi, pemilik Specialist. britaloka/Effendy Wongso |
britaloka.com, MAKASSAR - Buah
yang jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah perumpamaan yang pantas ditujukan
kepada Frangky Tjahjadi, pria yang mewarisi usaha fotografi temurun dari sang
ayah. Kepada britaloka.com beberapa waktu lalu di kantornya, Jalan Wahidin
Sudirohusodo, Frangky, demikian ia disapa, mengisahkan ihwal toko kamera
“Specialist”, yang didirikan sejak 1952 oleh ayahnya.
Runut
pria yang bernaung di bawah mitologi Tiongkok kuno (shio) ayam ini, awalnya
toko kamera yang berlokasi di Jalan Wahidin Sudirohusodo, Makassar ini bernama
“Gaya Baru”, dan hanya berupa bangunan sederhana yang berdiri pada sepetak
tanah di Jalan Sumba, kemudian berkembang dan pindah ke Jalan Irian (kini Jalan
Wahidin Sudirohusodo).
“Sampai
sekarang usaha fotografi yang dulunya dirintis oleh ‘oher’ (ayah) saya masih
bertempat di sini, tapi dulu satu petak tok. Berkembang, berkembang sampai
begini besar ini tempat,” kenang Frangky.
Menurut
bungsu dari tujuh bersaudara ini, modal utama yang ia implementasikan untuk
mengembangkan usahanya di bidang fotografi adalah pengalaman. “Sejak kecil, kita
(anak-anak) setiap hari melihat (proses) cuci cetak foto, jualan kamera, ya
persis seperti sekarang (Spesialist) ini. Jadi, ada cuci cetak, foto studio, penjualan
kamera, frame,dan album. Pokoknya semua yang berkaitan dengan fotografi,” terang
Frangky.
Ditegaskan,
pengalaman adalah hal yang tak bisa dibeli. Bagi pria yang punya hobi bersepeda
di luar fotografi tentunya, pengalaman juga merupakan bekal yang sangat penting
dan menunjang kariernya di bisnis fotografi.
“Pengalaman
tak bisa dibeli. Sejak kecil saya selalu melihat ‘oher’ saya melakukan
pekerjaan ini. Inilah yang menjadi landasan saya menjalankan Spesialist,” ujar
Frangky.
Maksimalkan pelayanan
Dalam
menjalankan bisnisnya, ayah dari Billy Tjahjadi (11) dan Tracy Tjahjadi (8) ini
selalu mengutamakan pelayanan. Menurut Frangky, memaksimalkan pelayanan
merupakan salah satu cara untuk menggalang pelanggan tetap di Spesialist.
“Pelayanan
adalah hal terpenting. Dengan memaksimalkan pelayanan, syukur-syukur sampai
sekarang, orang masih percaya sama kita,” ungkapnya.
Adapun
masalah kendala saat menjalankan usahanya, Frangky mengakui jika dalam sebuah
bisnis pasti memiliki masalah, namun sejauh ini ia belum menemui kendala yang
berarti, dan masih dapat mengatasi semuanya dengan baik.
“Ya,
masalah pasti adalah. Tapi ya, itu tadi. Kami selalu memaksimalkan pelayanan
sehingga tetap dapat mempertahankan kualitas dan pelanggan tetap kami. Tentunya
juga pelanggan barulah,” urainya.
Selain
itu, Frangky juga mengatakan jika dalam menjalankan bisnis fotografi dibutuhkan
konsistensi untuk mempertahankan mutu, misalnya pada cetakan. “Ya, konsistensi
diperlukan dalam hal ini, jangan sampai (cetakan) hari ini bagus, besoknya
jelek,” pesannya.
Begitu
pula dalam membentuk karakter berkulitas bagi karyawan yang bekerja di
perusahaannya, Frangky senantiasa memberikan pelatihan-pelatihan sehingga
mereka dapat memahami profesionalisme dalam bekerja.
Sementara
itu, Frangky memaparkan jika bisnis fotografi antara dulu dan sekarang, pada
prinsipnya sama saja. Yang membedakan hanya mediumnya saja. “Prinsipnya sama.
Kalau dulu orang menggunakan medium film (seluloid), nah sekarang sudah era
digital,” jelas pria kelahiran Makassar, 30 Desember 1969 ini.
Kendati
demikian, diakui suami Lilis Suryani Tjahjadi ini, bisnis fotografi di era
digital ini menyebabkan profit margin pengusaha di bidang ini menurun, akan
tetapi hal itu dapat diimbangi dengan mengejar “volume” atau kuantitas.
“Sebenarnya,
kedua-duanya sama. Di dunia bisnis (fotografi), terutama ritel, zaman dulu sama
sekarang perbedaannya, zaman dulu profit margin masih bagus, nah sekarang
profit margin makin tipis. Tapi kita harus kejar volume,” ungkap Frangky.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menaikkan
omset. “Dulu kita agak santailah, profit margin masih lumayan. Makin lama makin
lama, sekarang makin tipis. Jadi diimbangi dengan volume. Kalau mau dibilang
perbedaan, saya rasa tidak terlalu. Imbanglah dari segi omset, ya,” jelas
Frangky.
Buktinya,
ia mencontohkan penurunan cuci cetak di medium kertas tergantikan oleh
pembelian hardisk di pihak lain, dan penurunan drastis pemakaian rol film
seluloid tergantikan oleh pembelian yang signifikan di memory card dan lain-lain.
“Brand
Ambassador” shop
Sebagai
salah satu toko kamera dan foto studio tertua di Makassar, Spesialist yang
dipimpin Frangky kerap dipercaya oleh beberapa produsen kamera ternama seperti
Nikon untuk menjadi “brand ambassador” shop atau mitra dalam penjualan
produk-produk fotografi keluaran mereka, khususnya di Makassar.
“Sejauh
ini Nikon memang selalu bekerja sama dengan kami melakukan share market
produk-produk kamera mereka. Sudah sejak lama itu, tetapi saat ini ada juga
merek lain yang masuk. Jadi, antara mereka dan kami saling bersinergi,”
ungkapnya.
Untuk
itulah, atas prestasi mumpuni yang pernah dicapainya, Frangky pun diganjar
plakat penghargaan sebagai “Best Performance Dealer Period 2002-2003” oleh
Nikon Singapore Pte Ltd dan PT Alta Nikindo.
Frangky
mengatakan, sejauh ini Specialist sendiri memang tidak berpatokan terhadap
penjualan perlengkapan fotografi berdasarkan satu merek saja, sebab semuanya
berpulang kepada permintaan konsumen.
“Kami
selalu menyediakan kebutuhan yang diminta oleh konsumen. Sejauh ini, permintaan
kamera dari dua merek ternama ini (Nikon dan Canon) cukup berimbang, jadi ini
merupakan basis penjualan kamera kami,” tutupnya.
No comments:
Post a Comment