Oleh Ida
Royani
Saat
anak-anak bangsa
Berlomba mengejar cita-cita
Aku malah terperangkap
Ketidakberdayaan akan kemiskinan
Cita-cita yang dulunya ada
Tergantung di antara keruhnya hidup
Masih pantaskah aku berangan-angan?
Sedangkan waktu kian mengikis usia
Bergelut dengan kerasnya hidup
Berjuang dengan sepenggal nyawa
Berjalan di antara debu metropolitan
Mencari sebuah arti kehidupan
Ketakberdayaan dengan kepapaan
Membuat langkah tertatih
Menahan lapar dan dahaga
Kuterpaku menatap silaunya lampu-lampu jalan
Menerangi malam yang semakin pekat
Sepekat mata yang sulit terlelap
Angan dan khayalan
Terperangkap dalam durasi hidup
yang semakin getir
Aku malah terperangkap
Ketidakberdayaan akan kemiskinan
Cita-cita yang dulunya ada
Tergantung di antara keruhnya hidup
Masih pantaskah aku berangan-angan?
Sedangkan waktu kian mengikis usia
Bergelut dengan kerasnya hidup
Berjuang dengan sepenggal nyawa
Berjalan di antara debu metropolitan
Mencari sebuah arti kehidupan
Ketakberdayaan dengan kepapaan
Membuat langkah tertatih
Menahan lapar dan dahaga
Kuterpaku menatap silaunya lampu-lampu jalan
Menerangi malam yang semakin pekat
Sepekat mata yang sulit terlelap
Angan dan khayalan
Terperangkap dalam durasi hidup
yang semakin getir
No comments:
Post a Comment