AMELIA
TJANDRA
Direktur
Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor
“Perkembangan
Otomotif Tak Lepas dari Inovasi Berbasis Konsumen”
![]() |
Foto: Pribadi |
Perkembangan
dan kemajuan industri otomotif yang sangat pesat saat ini, tidak terlepas dari
proses inovasi yang terus digulirkan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).
Banyak hal yang mendorong peningkatan produksi kendaraan bermotor di Indonesia,
dan salah satunya adalah dengan melakukan inovasi berbasis konsumen seperti
yang telah ditunjukkan oleh PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Sebut
saja dalam kinerja produksi, di mana dalam proses ribuan kendaraan ini dapat
memberikan penghematan yang signifikan jika inovasi yang tepat guna dapat
diterapkan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor
(ADM), Amelia Tjandra, saat ditemui di Indonesia International Motor Show
(IIMS) 2013 beberapa waktu lalu.
Terkait
penerapan inovasi produk di Daihatsu, wanita murah senyum ini menggambarkannya
sebagai sebuah sistem yang sudah ada, tetapi terus diperbaiki dan disesuaikan
dengan situasi. “Menurut saya inovasi itu bisa jadi sesuatu yang sudah ada,
tetapi terus diperbaiki dan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan
pasar setempat,” terangnya.
Dijelaskan,
mobil sendiri sudah ada sejak lama dan Daihatsu bukan pemain pertama. Kendati
demikian, pihaknya terus melakukan inovasi dengan mengeluarkan produk-produk
yang paling sesuai dengan pasar Indonesia.
“Nah,
ini kami sebut dengan konsep ‘Tahu Indonesia’. Bila merek lain biasanya mengeluarkan
produk global lalu dimasukkan ke
Indonesia, Daihatsu melakukan sebaliknya. Kami mengembangkan produk yang
disesuaikan dengan pasar Indonesia. Itu adalah inovasi yang kami lakukan,”
bebernya.
Salah
satu direksi yang bernaung di bawah payung grup Astra ini mengatakan, inovasi
harus menjadi sumber semua pergerakan
“brand” yang hendak eksis dan berkembang di Indonesia. Tanpa inovasi, konsumen
akan merasa jenuh dan meninggalkan produk tersebut.
“Ya,
hari ini disebut baru, tetapi besok bisa jadi kuno. Dengan inovasi, sebuah
produk dapat di-refresh terus menerus sehingga akan terus dicintai dan diterima
eksistensinya,” tuturnya.
Amelia
mengungkapkan, satu hal yang pasti dan terus akan berlangsung adalah
kedinamisan, di mana teknologi terus berubah. “Demikian juga lifestyle,
semuanya pasti berubah. Ini menjadi tantangan bagi setiap pemasar untuk
melakukan dan menyesuaikan setiap strategi marketingnya dengan mengadopsi
perubahan tersebut. Artinya, melakukan inovasi yang mengikuti perubahan yang
ada,” imbuhnya.
Diterangkan,
inovasi dan diferensiasi sebenarnya harus berjalan beriringan. Diferensiasi
yang dibangun mesti berdasarkan situasi dan kondisi terkini dari sebuah keadaan
atau market dengan dukungan inovasi. Dengan demikian maka diferensiasi yang
dibangun tersebut bakal berbeda, dan hal ini merupakan modal penting untuk
memenangkan persaingan.
“Tetapi
ini harus didukung dengan inovasi. Nah, kiat-kiat seperti apa yang harus
dimiliki untuk melakukan inovasi? Salah satunya adalah buka mata, lihat
perkembangan zaman. Kemudian, mau mendengar apa yang diharapkan oleh pasar,
dalam hal ini konsumen,” sebut Amelia.
Ketika
ditanya apakah ada aspek lain di luar teknologi yang dapat memaksimalkan
inovasi, Amelia dengan gamblang menegaskan, pada dasarnya teknologi menjadi
“drive” utama sebuah inovasi, namun ada kalanya hal tersebut tidak statis
berporos terhadap teknologi saja.
“Inovasi
juga tidak terlepas dari bidang pelayanan seperti basis purnajual. Inovasi atau
perubahan layanan ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan teknologi, tetapi
hal ini penting dilakukan lantaran konsumen sendiri mengalami transisi dari
perubahan gaya hidup. Ini ‘demand’ yang mesti diikuti. Tentu saja inovasi
pelayanan ini dapat menjadi keunikan tersendiri, bahkan menjadi ikon untuk
brand tersebut,” paparnya.
Sementara
itu, menyoal “masterplan” Daihatsu ke depannya, wanita yang telah berkarier
selama 23 tahun di ADM ini mengatakan bahwa pihaknya tengah fokus terhadap
produk low cost green car (LCGC) di 2013 lalu dan 2014 ini. “Konsepnya adalah
mobil ramah lingkungan, efisien, irit, dan berharga terjangkau, namanya
Daihatsu Ayla,” sebutnya.
Sedangkan
tantangan ke depan yang bakal dihadapi ADM, imbuh wanita yang senang berkebun,
berenang, berwisata, dan kuliner ini, adalah tak lepas dari arah persaingan
bisnis antara grup Astra dengan produsen lainnya. “Nah, seperti kita ketahui,
saat ini posisi Daihatsu sudah menjadi ranking dua. Posisi ini tidak diraih
begitu saja. Tentu saja kami berjuang dari bawah, mulai dari rangking lima lalu
empat, dan tiga, kemudian mempertahankan ranking dua,” ulasnya.
Diungkapkan,
produsen yang dulu pernah menduduki ranking dua tentunya berkeinginan untuk
merebut kembali dengan mengeluarkan segala usaha. Untuk itulah pihaknya
menjadikan hal tersebut sebagai tantangan.
“Jadi,
tantangannya adalah bagaimana kita tidak stagnan pada posisi ini walau sudah
ranking dua. Kami juga terus berinovasi, memuaskan pelanggan, dan berusaha menjadi
merek yang tetap dicintai masyarakat Indonesia. Harapan kami, Daihatsu ingin
menjadi sahabat bagi bangsa Indonesia,” tandasnya. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment