Oleh Weni Lauwdy Ratana
Dalam Belantara Pencarian
September 1, 2007 - Singapore
Labirin rak buku telah mengurungnya seharian.
Lalu-lalang dan rimba manusia di Orchard Road
seperti tidak ada habis-habisnya.
Legenda itu telah memaksa kehadirannya di tempat ini.
Borders menjadi saksi bisu kegelisahan seorang gadis.
Lalu, di manakah lektur yang ia cari?
Dalam rak angannya,
atau dalam sisipan batinnya?
Sejenak ia menggeleng.
Menggeleng.
Sebab,
sesungguhnya
ia telah terjerat
dalam jalinan
benang merah masa lalu
Halo, namaku Amelia. Amelia Samantha Hong. Aku ini seorang
siswa SMA yang tengah tanggung, dan JATUH CINTA!
UPPSSS!
JATUH CINTA?! Yeah, wright! I’m in love now!
Dan hal inilah yang membuatku bingung seperti Mr. Bean.
Heh, swear, deh. Sumpah! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.
Apa-apa jadi salah. Kadang-kadang di mataku muncul pelangi tujuh warna dengan
beragam bidadarinya yang cantik-cantik. But sometime, di mataku muncul iblis-iblis
jutek lengkap dengan sepasang tanduk khas mereka. (Yeah, yang lebih nyebelin lagi
kalau mereka datang dengan tombak trisula khas mereka, itu tuh tombak berujung
tiga yang gambarnya seperti ini dan siap menohok dadaku!
Yeah, ini menyebalkan. MENYEBALLLLKANNNN! CAAAPEEE’ DEH!
Bagaimana tidak, sekarang mereka tengah nampang di
hadapanku: bisik-bisik dan mengolok-olokiku seperti biasanya. Hah, memangnya
Amelia Samantha Hong seorang selebritis apa?! Sampai-sampai digosipin habis-habisan
sampai mutung?!
But don’t worry about me, Amigos!
Sorry, ya!
Aku tidak bakal berbuat konyol. Apalagi bunuh diri! Ihh,
tidaklah yah… aku masih waras, kok! Lagian, bunuh diri kan dosa.
Jadi….
Ah, lebih baik dicuekin saja. Tapi, masalahnya: MUKAKU
MERAH KAYAK KEPITING REBUS! kalau mendengar gosip-gosip tak sedap itu! Mereka
bilang: HEI, GADIS YANG TIDAK TAHU DIRI! NGGAAACAAA, DONG! MASA SIH TAMPANG KAYAK
GIITCHU BERANI-BERANINYA BERKOMPETISI NGEGAET RONALD YANG T.O.P.B.G.T ITU!
OUUUGGGH… GGGGRRRRT…! HEAVEN HELP!
Memangnya Amelia Samantha Hong lain dari kalian yang merasa
paling cantik sedunia?! Memangnya Amelia Samantha Hong lahir di bonbin sehingga
harus NGACAAAAAA?!
PUFFHH! Menyebalkan!
Yeah, menyebalkan kuadrat! Kesel aku bertubi-tubi tujuh
turunan. Padahal, aku kan tidak pernah nyakitin mereka. Aku merasa tidak pernah
menebar jala permusuhan. Tapi mengapa aku harus dimusuhi?! Mengapa aku harus disirikin?!
Lagipula, Ronald kan bukan ‘apa-apa’ku. Ehem, maksudku, ‘apa-apa’ di sini
adalah: Ronald tidak pernah NEMBAK atawa MENYATAKAN CINTA kepadaku! Dan
Ronald….
PUFFHH! Puuuusinnng….
Hei, kenapa dadaku berdetak lebih cepat dari denyut normal
biasa? Apakah… YAHHHH, AMMMPUNNNN! Justru inilah yang membuatku CRAZY! Karena,
RONALD belum menunjukkan sinyal-sinyal itu!
Hihihi… memangnya ponsel apa pakai sinyal-sinyal segala,
ya?
Hm, maksudku, Si Ronald yang kiyut itu belum menanggapi
perhatian lebih yang telah kutunjukkan kepadanya. Iihh, aku malu… MAAALUUU
banget!
Tapi, memang Ronald begitu, kok! Doi pendiam banget. Mirip
patung mainan yang hanya dapat mengangguk-angguk malu. Itu, lho. Yang sering
dipajang di atas dashboard mobil. Tahu, kan?
Padahal, terus terang nih, aku sudah pasang muka badak
segala rupa untuk ngedeketin dia. Yah, jurusnya macam-macam. Dari pinjam buku,
ngerjain pe-er bareng, minta diajarin mata pelajaran ini-itu, minta nyumbang tulisan
untuk mading, dan… puffhh….
Nyatanya, Ronald anteng-anteng saja seperti tidak ada
kejadian apa-apa. Doi biasa-biasa saja, kok. Aku dianggapnya, just friend! Heh,
sebel tidak?! Kalau sudah begitu, lantas mau ditaruh di mana mukaku yang kerap
berjerawat kayak cendawan di musim hujan ini?! Dan bukan itu saja, cewek-cewek
tukang sirik itu pasti mengolok-olokku lagi Mengatai aku INILAH-ITULAH! Mereka
semua asal, merasa paling baik. Sok cantik dan tajir begitu!
Iyalah, kan semua orang memiliki hak untuk berekspresi!
Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada larangan: YANG
NAMANYA AMELIA SAMANTHA HONG DILARANG NGEDEKETIN RONALD! Coba, kan tidak ada!
Tapi, mereka selalu saja bikin ulah. Dasar tukang sirik. Gadis
gokil. Dan, terserah deh! Sekarang aku lagi mumet, mading belum selesai.
Padahal dua hari lagi sudah deadline.
Mati aku!
Aduh, ini juga
gara-garanya si ROOOOOOOOONALLLLD!!!!
***
TENTANG RONALD
Mungkin aku adalah orang paling pengecut di dunia.
YEAH, I’M A LOSER!
Aku adalah pecundang sejati. Heh, bagaimana tidak kalau
hanya tiga patah yang tak membutuhkan waktu lebih dari tiga detik untuk mengatakannya
itu saja, sungguh tak mampu kuucapkan!
That it’s crazy, kan?!
Coba, apa bukan pecundang namanya?!
BTW alias By The Way, lepas dari sifatku yang inferior itu,
aku memang harus lebih banyak belajar bersosialisasi. Mungkin aku memerlukan
kepercayaan diri ekstra lebih untuk mengatasi sifat rendah diriku yang sudah
tidak dapat ditolerir lagi.
Mungkin. Ya, mungkin.
Namun lepas dari semua itu, jauh di lubuk hatiku yang
terdalam, jujur aku memang menyukai Amelia. Sayang sifat latenku yang tak
terpuji alias minderan itu telah mengubur ‘impian indah bersamanya’. Hei, mungkin
aku terlalu romantis (padahal, mungkin saja ia hanya menganggapku sahabat!).
Mungkin bukan kalimat yang tepat bila aku mengatakan begitu tadi: Impian Indah
Bersamanya! Kenapa? Karena mungkin saja aku yang kegeeran sehingga menganggap
perhatian lebih yang ia tujukan kepadaku adalah sesuatu yang istimewa.
Rrrrrggghhhh…
Tapi, yah itulah. Semua memang salahku.
SALAHKU!
Yah, ngapain juga aku menjadi kerdil begini. Padahal, aku
sebetulnya memiliki banyak kelebihan. Bukan memuji diri sendiri, ya? Namun,
kenyataan kok. Buktinya, aku juara sekolah di SMA Saint Teresa. Pokoknya,
banyak prestasi akademik yang telah kuperoleh. Beasiswa, misalnya. Dan, tentu
saja masih sederet prestasi yang tidak dapat kusebutkan satu per satu.
But now, aku bingung dan merasa terjepit oleh dilematisasi.
Sebagai cowok, mestinya aku berani ‘nembak’ duluan.
Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa KITA HARUS JUJUR
PADA DIRI SENDIRI?! Tapi, bagaimana kalau Amelia menolak dan menampik ‘TIGA
PATAH KATA’ yang kuungkapkan kepadanya?!
Apa aku harus harakiri, dan mengembuskan napas terakhirku
secara paksa di tali jemuran lantaran mokal?!
Makanya, sampai detik aku masih menjadi PENGECUUUUUUTTT!
Jadi, mulai detik ini aku harus banyak belajar untuk
bersosialisasi. Yah, dipede-pedein saja kalau bertemu dengan Amelia di sekolah
lagi. Toh, namanya juga usaha! (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment