Peluang
di Tengah Maraknya Teknologi Mutakhir
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Saat
ini telepon seluler (ponsel) atau yang lebih dikenal dengan sebutan handphone
(HP) sudah bukan menjadi barang mewah seperti satu dekade lalu. Di Indonesia,
dari data yang dilansir Kementerian Komunikasi dan Informatika, mencatat
penggunaan gadget di Indonesia pada 2012 telah mencapai angka 240 juta unit.
Angka tersebut lebih banyak dibanding penduduk Indonesia yang jumlahnya di
kisaran 230 juta jiwa, sedangkan tingkat penggunanya mencapai 67 persen.
Sementara
untuk proporsi kepemilikan, terbanyak di Pulau Jawa di mana rata-rata satu
orang mempunyai dua ponsel, baik smartphone dan ponsel reguler. Pemakain ponsel
aktif biasanya berusia di bawah 34 tahun. Akses internet diketahui paling
sering dibuka di rumah, saat mobile, dan tempat “hangout” seperti kafe dan
tempat berkumpulnya suatu komunitas.
Kondisi
ini tidak saja menguntungkan provider, akan tetapi juga merupakan peluang
yang menggiurkan bagi masyarakat yang
ingin berbisnis terkait bidang tersebut, mulai dari penjualan HP, voucher,
aksesoris, servis, bahkan multilevel marketing (MLM). Prospek yang tengah
dilanda euforia ini akan menjadi inspirasi bagi masyarakat yang ingin membuka
usaha ponsel.
Menurut
lansiran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), melalui Direktur
Telekomunikasi, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Titon Dutono,
di 2009 saja terdata 160 juta kartu
Subscriber Identity Module (SIM) yang beredar. Satu orang bisa menggunakan
lebih dari satu ponsel, sementara satu ponsel ada yang memiliki lebih dari satu
kartu SIM. Berkat dukungan infrastruktur komunikasi yang berkualitas dalam
memperlancar sinyal, seperti suara yang jelas tanpa terputus-putus, maka dalam
kurun waktu yang singkat, di Tanah Air tumbuh 11 operator (provider),
masing-masing telah melakukan strategi “perang harga” dan unjuk fasilitas untuk
menjaring konsumen.
Belakangan
ponsel asal China membanjiri pasaran dengan harga miring dengan tampilan dan
model pendahulunya dari ponsel-ponsel merek besar dan ternama. Serangan ini
sempat memporak-porandakan produsen ponsel seperti Nokia, Sony, Philips,
Motorola, Samsung, LG, dan lainnya. Bahkan jenis “qwerty” Blackberry yang kini
tengah digandrungi pecinta ponsel, ditiru dan dijual dengan harga yang sangat
murah. Fenomena kemajuan teknologi, menciptakan alat komunikasi ini berinovasi
dalam kurun waktu beberapa bulan saja, dan mendikotomi mindset seseorang “yang
tidak segera ganti baru tentu akan ketinggalan zaman”.
Dari
pantauan KATA HATIKU, industri ponsel memang tak lepas dari Negeri Tirai Bambu
China, tak terkecuali di Makassar. Animo masyarakat untuk memiliki ponsel lebih
dari satu sudah menjadi semacam tren dan gaya hidup modern. Di MTC Karebosi Makassar,
pengunjung gerai maupun outlet ponsel tidak pernah sepi dari pembeli, terutama
berburu ponsel China yang berharga murah namun berkualitas high-tech.
Memang,
hal tersebut tidak terlepas dari hadirnya berbagai ponsel merek lokal atau
lebih dikenal sebagai “HP China”, berharga cukup terjangkau serta dilengkapi
dengan berbagai fitur canggih guna mendukung mobilitas masyarakat yang semakin
meningkat.
Salah
satu pusat penjualan handphone terbesar dan terlengkap di Makassar, yaitu HP
Zone MTC yang terletak di Lantai 1 MTC Karebosi, terdapat ratusan gerai ponsel
yang menyediakan ponsel merek lokal seperti Oppo, Nexian, Mito, Cross, TiPhone, Taxco, dan lain
sebagainya, termasuk aneka aksesoris pendukungnya. Di samping merek-merek lokal
tersebut, tersedia pula merek ternama seperti Nokia, Blackberry, Samsung, Sony,
Philips, LG, dan Motorola.
Suasana
di HP Zone MTC Karebosi, Kamis (30/1/2014) sore, cukup ramai dipadati
pengunjung. Salah seorang owner gerai ponsel di HP Zone MTC, Aryani, mengatakan
meski mata uang rupiah melemah beberapa bulan belakangan ini, namun aktivitas
transaksi ponsel masih normal, bahkan cenderung melonjak tajam jika ada produk
mutakhir yang dirilis beberapa produsen seluler.
“Dengan
uang Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu saja, pembeli sudah dapat memiliki HP
Android model terbaru, lengkap dengan fitur-fitur canggih seperti wifi, WhatsApp,
kamera, jaringan untuk jejaring sosial semacam Facebook atau Twitter, serta
fasilitas lainnya,” jelasnya.
Ketika
ditanya perihal omset per hari yang dapat diraih gerai ponselnya, wanita yang
kurang lebih tiga tahun menggeluti bisnis ponsel ini enggan mengungkapkannya.
“Tidak tentu. Yang pasti cukup lumayanlah,” jawabnya.
Sementara
itu, menyusuri gerai lainnya di tempat yang sama pun tak kalah ramainya. Di
gerai Gudang Handphone blok G01-02, Prima Cell blok M03-06, dan Takasimura Cell
blok C11-12, pengunjung terlihat membeludak. Beragam smartphone dipajang dengan
banderol yang hampir sama. Untuk Blackberry Z10 misalnya, gerai-gerai tersebut
membanderolnya antara Rp 5,6 juta hingga Rp 5,7 juta per unit.
“Harga
Blackberry Z10 sudah agak turun, rata-rata sekitar Rp 5,7 juta dari harga sebelumnya
sebesar Rp 6 juta. Sedangkan harga bekas atau second, masih berkisar Rp 5,1
juta,” ungkap salah seorang staf di salah satu gerai HP Zone MTC, Wiwik.
Ia
membandingkan, harga ponsel jualannya bisa bersaing dengan toko online Lazada.com. “Toko online Lazada, Blackberry Z10 dijual dengan
harga Rp 5,9 juta termasuk ongkos kirim,” ungkapnya.
Menurutnya,
bagi penggemar gadget mutakhir, biasanya harga tidak jadi soal. Yang penting,
mereka bisa mendapatkan barang yang diinginkan. “Apalagi kita sendiri tahu,
ponsel dapat mengangkat citra diri yang punya,” tandasnya. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment