Tingkatkan Kualitas Sumber daya manusia
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Memasuki
2014, seyogianya harus ada perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik
dibanding tahun lalu, termasuk perekonomian dan sistem pemerintahan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri
Perekonomian Republik Indonesia (RI) Hatta Radjasa mengatakan bahwa sistem
perekonomian bangsa ke depan akan mengalami banyak tantangan, terutama ketika
melihat dari sisi persaingan bisnis, investasi, dan hasil produk.
“Ini
sangat mempengaruhi sistem perekonomian bangsa dan negara, sehingga untuk menuju
Asean Economy Community 2015, ke depannya kita harus banyak melakukan persiapan
yang betul-betul mantang. Ini yang harus bisa direalisasikan, dan hal tersebut menjadi
pekerjaan rumah (PR) untuk pemerintahan kita yang akan datang,” demikian
dikemukakan Hatta saat menyampaikan materi dialog kebangsaan bertajuk “Daya
Saing Bangsa: Perspektif Ekonomi Digital dan Hegemoni Politik dalam Era Asean
Community 2015” di Baruga Universitas Hasanuddin (Unhas), Jalan AP Pettarani,
Jumat (3/1).
Lebih
lanjut, ia mengatakan bahwa yang menjadi tantangan global ekonomi saat ini tersebut
sangat dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan dan teknologi. Oleh karena itu,
dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan cerdas sehingga mampu
bersaing dalam dunia ekonomi global.
“Sehingga
peran-peran universitas menciptakan putra-putri bangsa yang cerdas dan mampu
bersaing itu harus diapresiasi dengan positif, dalam hal ini bersaing di dunia
ekonomi,” tambahnya.
Selain
itu, Hatta juga menegaskan, dengan melihat potensi negara-negara berkembang
yang jelas lebih masif perkembangannya ketimbang negara-negara yang sudah maju,
maka hal ini menjadi kapabilitas pertimbangan untuk memicu kemandirian suatu
bangsa.
“Ini
yang menjadi suatu acuan, sehingga seluruh komponen bangsa diharapkan senantiasa
belajar agar mampu bersaing dalam dunia bisnis dan ekonomi, khususnya ekonomi
secara global,” terangnya.
Hatta
menambahkan, ada bebarapa poin yang perlu diperhatikan untuk menuju Asean Communitiy
2015, di antaranya adalah dengan memiliki integritas kemampuan SDM serta ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) secara nasional.
“Untuk
mewujudkan hal ini, pertama, dunia pendidikan dan universitas harus betul-betul
mampu menciptakan tenaga-tenaga ahli untuk meningkatkan tenaga produktif. Kedua,
terbentuknya integritas logistik nasional. Ketiga, integritas SDM energi, di
mana dalam hal ini kita mampu mereformasi secara struktural pemakaian energi
secara keseluruhan. Yang terakhir, integritas pengelolahan sumber daya alam (SDA)
karena melihat masih banyak ditemukan keunggulan SDA yang belum difungsikan
dengan optimal,” paparnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo menegaskan
bahwa kondisi Indonesia yang terimbas krisis ekonomi global disebabkan karena pihak
pemerintah belum secara riil berpihak kepada rakyat.
“Padahal
pemerintahanlah yang menjadi tempat apresiasi masyarakat untuk memberantas
kesenjangan ekonomi. Indonesia sebenarnya mampu menjadi negara yang terdepan dengan
melihat SDA yang luar biasa banyaknya. Akan tetapi, ini tidak diikuti dengan
pengadaan SDM yang baik sehingga SDA ini tidak terolah dan produktif sebagaimana
mestinya,” ungkapnya.
Pria
yang menjabat gubernur Sulsel dua priode ini juga mengatakan, Indonesia mesti mengantisipasi
Asean Economy Community 2015, karena melihat kondisi perekonomian Indonesia yang
belum benar-benar stabil saat ini. Untuk itu, ia berpesan agar perlu ada
akselerasi baru yang dapat mengubah paradigma lama.
“Ini
menjadi tantangan yang dihadapi bangsa kita. Untuk itu, harus ada transformasi
kekuatan dengan melihat potensi besar yang dimiliki bangsa seperti SDA yang
luar biasa,” bebernya.
Syahrul
menambahkan, kondisi negara yang kurang menguntungkan ini jangan hanya dilihat
dari kacamata ekonomi saja, karena ada hal-hal lain yang juga mampu menopang
perkembangan negara ini.
“Salah
satunya adalah adanya integrasi ekonomi, politik, sosial, dan juga keamaanan
yang baik sehingga kita mampu menghadapi Asean Economy Community 2015,”
imbuhnya.
Dikatakan,
untuk menuju Asean Economy Community 2015, masyarakat harus mampu juga perlu
mengubah paradigma berpikirnya. “Apalagi bila ini terkait dalam hal pemakaian
barang dan jasa. Kita tidak menolak impor dan ekspor, akan tetapi bagaimana
masyarakat Indonesia mampu mencintai produk bangsa sendiri,” tegasnya.
Untuk
merealisasikan apa yang disebutnya tadi, Syahrul mengemukakan bahwa harus ada
usaha untuk mendorong kualitas produksi nasional agar mampu bersaing di pasar
dunia.
Sementara
itu, mantan gubernur DKI Jakarta, H Sutiyoso mengatakan persiapan menuju Asean
Economy Community 2015 harus betul-betul dipersiapkan dari sekarang. “Karena
mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan masuk dalam pencapaian itu sehingga
dari sekarang kita harus mampu bersaing dengan negara tetangga,” pesannya.
Ia
juga memaparkan banyak hal yang mesti diperbaiki dalam menuju Asean Economy
Community 2015 mendatang, salah satunya dengan meningkatkan infrastruktur
trasportasi, menciptakan iklim investasi bisnis yang kondusif, serta
memperbaiki anggaran pendidikan.
“Krisis
ekonomi global yang terjadi pada negara kita juga tidak terlepas dari peran
pendidikan yang kurang memadai. Beberapa lembaga riset merilis, hampir 60
persen masyarakat kita tidak terdidik, dan hanya lima persen yang mencapai
pendidikan S1, S2, dan seterusnya. Ini yang betul-betul harus diperhatikan,
menciptakan SDM yang berkualitas membutuhkan peran pemerintahan agar dapat meningkatkan
SDM dan mampu menciptakan orang-orang yang intelek,” tandasnya. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment