THE POWER OF KEPEPET SEBAGAI BUKTI SUKSES
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
The Power of Kepepet judul sebuah buku
yang pernah populer di awal 2012 lalu memang telah dibuktikan kebenarannya oleh
seorang pengusaha sukses yang membuka usaha coffe shop dengan nama Zodiac Cafe
and Resto. Adalah Andi Pangerang Pelealu sebagai pemilik yang telah mengalami
pahit manisnya dunia usaha akhirnya menuai sukses.
“Saya mengubah konsep teknis
perusahaan saya hanya dalam sehari, tanggal 18 saya masih menggunakan franchise
saya, tanggal 19 saya sudah mengganti nama dan konsep perusahaan saya,” ujarnya
kepada KATA HATIKU di Zodiac Cafe and Resto, Jalan Bontolempangan, Makassar,
beberapa waktu lalu.
Hal ini dipaparkannya terkait
kegagalan yang pernah dialaminya dalam menjalankan usaha. Selepas menyelesaikan
studinya di jurusan bisnis manajemen pada universitas terkemuka di Sidney,
Australia, ia kembali ke Indonesia untuk melihat potensi bisnis yang tengah
berkembang.
Keinginannya untuk membuka coffe shop
memang telah tumbuh sejak masih menduduki bangku SMA di SMA Katolik
Cendrawasih. Pria kelahiran Kupang, 27 Agustus 1987 ini menceritakan tentang
seorang guru perpustakaan yang mengisi jam pelajaran kosong. Guru itu meminta
kepada siswa untuk membuat rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.
Dalam rencana jangka panjangnya, ia bermimpi akan membuka sebuah perusahaan
coffe shop.
Sejak saat itu cita-citanya adalah
membuka coffe shop, bertepatan dengan kedatangannya kembali ke Indonesia pada
2010 lalu, di mana usaha coffe shop sedang menjamur di berbagai kota, tidak
ketinggalan juga Kota Makassar yang menjadi pintu gerbang perkembangan usaha di
kawasan timur Indonesia.
Hadapi Banyak “Ujian”
Bungsu dari tiga bersaudara yang
mengaku tak mahir bahasa Mandarin ini, melihat hal ini sebagai peluang. Ia
kemudian mencari franchise coffe shop untuk dikembangkan di Makassar. Dari
sinilah awal “ujian” yang dihadapinya selepas dari bangku kuliah.
“Meski dibesarkan di Makassar sejak
kelas 1 SD hingga SMA, saya tidak tahu banyak tentang jalur birokrasi
pemerintahan untuk mendapatkan izin usaha. Karena itulah, saya menggunakan jasa
orang lain untuk mengurus perizinan,” jelas pria yang akrab disapa Andi ini.
Menjelang tiga bulan persiapan untuk
menjalankan usaha, runutnya, ia mempertanyakan izin usahanya namun belum ada
hasil. Menjelang dua minggu ada kabar bahwa surat izin usahanya sudah terbit
dan usahanya bisa berjalan.
Namun ternyata dua minggu setelah
usahanya berjalan, pria yang masih berstatus lajang ini mendapat surat panggilan
dari pemerintah karena belum mengantongi surat izin usaha. Meski demikian, ia
bersabar dan menghentikan usahanya sembari menunggu surat izin usaha
dikeluarkan oleh pemerintah.
Setelah menunggu selama tujuh bulan,
ternyata surat izin belum juga didapatkannya. Nasib 30 orang karyawannya tidak
menemui kejelasan. Kendati demikian, pria yang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga pengusaha ini tidak putus asa. “Kalau orang mau sukses, tidak boleh
punya mental kerupuk,” tegasnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari
tempat lain, dan di lokasi inilah perusahaannya mulai bangkit. Ia berhasil
mengantongi surat izin dan kemudian memulai usaha franchise-nya. Namun ternyata
masalah tidak berhenti sampai di situ. Setelah tujuh bulan berjalan, beberapa
masalah antara pihaknya dan franchisor terjadi. Franchisor tidak menjalankan
perjanjian sesuai dengan kesepakatan awal mereka.
Beberapa masalah yang menemui
kebuntuan akhirnya membuatnya mengambil keputusan tegas untuk menarik diri dari
bisnis franchise ini, dan mulai membangun usaha sendiri dengan brand baru.
“Meski konsep tentang coffe shop sudah sejak lama saya pikirkan, namun konsep
teknis seperti logo, brand, dan desain kafe hanya disiapkan dalam sehari,” ujar
Andi.
Demikian juga dengan menu dan makanan
yang menjadi ciri khasnya. Andi meluncurkan menu-menu baru dengan menggabungkan
menu masakan yang didapatkan dari bangku kuliah dengan resep keluarga. Alhasil,
saat ini ia mampu meraih omset hingga Rp 13 juta sejak dibuka 19 Maret tahun
lalu. Meski ia mengaku pada hari biasa atau pada hari kerja, ia hanya mampu
meraup omset sebesar Rp 5 juta.
Meski dalam waktu singkat Andi telah
membuka cabang di Parepare, dan awal tahun depan akan membuka gerai franchise
di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, namun ia tidak berbangga diri. “Saya
berharap dalam lima tahun mendatang, perusahaan saya telah memiliki 20-30
franchise yang kesemuanya produktif,” ungkapnya.
Menurut Andi, ia tidak ingin
terburu-buru dalam mengembangkan usaha. Ia menginginkan cabang-cabang yang akan
dibuka ke depan membawa hasil yang baik untuk mitranya. Mengambil pelajaran
dari kegagalan di masa lalu, ia menganggap bahwa kemitraan yang akan dibangun
ke depan berlandaskan pada kepercayaan. “Mitra itu harus saling mempercayai,”
tandasnya.
Menu Tema Zodiac
Andi juga memaparkan keunggulan
perusahaannya yang selalu menyediakan kebutuhan konsumen, di mana ia
menyediakan note untuk saran-saran demi kepuasan konsumen. Selain itu,
berdasarkan namanya zodiac, ia selalu mengganti tema-tema sesuai nama zodiac
tiap bulan, mulai dari menu hingga desain, dan menyediakan merchandise yang
terkait dengan zodiac bulan itu.
Ia juga tidak ragu untuk membuat
event-event unik untuk mendatangkan pelanggan seperti zodiac idol, zodiac
gangnam style, zodiac hallowen, dance, dan live music dari band lokal. Kafe
dengan slogan “your life journey begin here” juga terbuka untuk semua kalangan
dan komunitas di Makassar.
Satu lagi resep sukses Andi yaitu
selalu beradaptasi dengan perubahan tren. Menurutnya, meski berat namun seorang
pengusaha harus terus melangkahkan kaki ke depan untuk mencapai kesuksesan.
Namun demikian, tetap harus memiliki originalitas dan mencintai produk lokal.
(blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment