![]() |
Loko Rice Waroenk terdiri dari nasi dengan irisan sosis, bakso sapi, jamur, dan telur mata sapi dalam baluran saus pedas manis. / Effendy Wongso |
britaloka.com,
KUPANG
- Inovasi yang rutin dilakukan pelaku usaha yang bergerak dalam bidang kuliner
selama ini telah memperkaya keberagaman makanan dunia. Paling tidak, hal
tersebut dapat dilihat dari lahirnya menu-menu baru yang bertujuan memanjakan
lidah konsumen.
Tidak heran, beberapa pemerhati kuliner termasuk mendiang Bondan
Winarno pernah mengungkapkan, kuliner yang terus lahir dari inovasi secara
implisit adalah kebudayaan baru yang akan terus menambah khazanah budaya suatu
bangsa.
Hampir semua negara memiliki kuliner khas yang mendunia dan
menjadi makanan ikonik yang “doyan” disantap masyarakat yang notabene bukan
berasal dari negara asalnya.
Salah satunya adalah Loco Moco yang berasal dari salah satu
negara bagian Amerika Serikat (AS), Hawaii. Lantaran kepopulerannya, Loco Moco
banyak diadaptasi menjadi racikan lokal yang mengikuti persediaan bahan pangan
negara-negara pengadaptasi.
“Sehingga, jadilah (Loco Moco) ini menjadi Loco Rice yang
merupakan menu ikonik di Waroenk. Meskipun Loco Rice adalah menu Barat (AS),
tetapi kami meraciknya sesuai cita rasa Nusantara. Penggunaan bumbu-bumbu lokal
justru memperkaya makanan ini, sehingga cocok di lidah orang Indonesia,” terang
Public Relation and Representative Admin, Merlin Sinlae dalam keterangan
resminya di Waroenk, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Sabtu (17/11/2018).
Diuraikan, Loko Rice yang dibanderol pihaknya Rp 32 ribu itu,
terdiri dari nasi dengan irisan sosis, bakso sapi, jamur, dan telur mata sapi
dalam baluran saus pedas manis.
“Sejak peluncuran menu ini bersamaan pembukaan Waroenk pada 8
Juli 2017 lalu, Loco Rice yang masuk dalam kompartemen Rice Bowl atau tren
kontemporer penyajian menu dalam mangkuk ala Korea sudah menjadi makanan
favorit pelanggan. Ini dapat dilihat dari order list di Waroenk yang selalu
menempati rating-rating tertinggi,” beber Merlin.
Ia menambahkan, Loko Moko yang diadaptasi menjadi Loko Rice
pihaknya adalah makanan kontemporer Hawaii. Ada banyak variasi, sebut Merlin,
tetapi Loco Moco yang disajikan secara tradisional (Asia, terutama Jepang)
terdiri dari nasi putih.
“Di atasnya ditumpuk daging burger, telur goreng, dan saus
berwarna cokelat (biasanya berupa kaldu daging kental). Adapun variasi lainnya,
bisa cabai, bacon, daging sapi teriyaki, ayam teriyaki, ikan laut, udang,
tiram, dan daging lainnya,” imbuhnya.
Merlin menjelaskan, penamaan Loco Moco di Hawaii yang mayoritas
dihuni etnik Jepang berasal dari nama sebuah jaringan restoran yang berbasis di
Hawaii, degan cara penyajian kebanyakan negara Asia yaitu menyajikan hidangan
nasi dalam mangkuk (Rice Bowl).
“Jadi, Loko Rice adalah makanan kontemporer. Diciptakan warga AS
keturunan Jepang, Richard Inouye dan istrinya Nancy pada 1949 di Hilo, Hawaii.
Mereka berinovasi untuk menciptakan makanan yang berbeda dibandingkan sandwich.
Tentu, alasannya tidak lepas dari harganya yang tidak mahal, proses
pembuatannya cepat, dan juga disajikan secara praktis,” paparnya.
Caranya, urai Merlin, mereka memasukkan nasi ke dalam mangkuk,
sekerat besar daging burger di atas nasi, kemudian diberi kaldu daging kental,
serta ditambahkan telur goreng (biasanya telur mata sapi).
“Jika Loco Moco asalnya ada sekerat daging burger di atas nasi,
tetapi modifikasi yang kami lakukan di Waroenk adalah mengiris daging dan sosis
menjadi keratan kecil agar lebih mudah dimakan. Secara umum, hampir sama dengan
Loco Moco ciptaan Richard Inouye dan Nancy, tetapi tentu bumbunya berbeda di
luar penyajian daging yang diiris ala Waroenk,” ulasnya.
No comments:
Post a Comment