britaloka.com, KUPANG - Siapa yang tidak
mengenal Korea Selatan (Korsel). Salah satu daerah di Semenanjung Korea ini
adalah negara yang sebelumnya dikenal sebagai penghasil telepon seluler
ternama, Samsung. Tidak hanya itu, dalam bidang otomotif pun mereka menghasilkan
produk mobil yang juga cukup ternama, Hyundai.
Tidak kalah dengan produk komersial
dalam bidang teknologi, Korsel yang kerap disebut “Korea” saja juga tak kalah
pamor dalam bidang fashion, juga entertainment seperti film dan musik. Film dan
musik bahkan sudah menjadi industri di sana.
Dalam bidang kuliner, Negeri Gingseng
ini juga “menggigit”. Berbagai varian makanan Korea sudah menjandi menu
internasional yang digemari warga dunia. Sebut saja Bulgogi dan Kimchi.
Salah satu resto dan kafe representatif
yang sudah menjadi destinasi kuliner di Kota Kupang, Waroenk juga sudah
mengeluarkan menu Korea, di antaranya Beef Bulgogi yang dibanderol Rp 28.500,
Korean Chicken Pop Rp 37 ribu, Sticky Wings Rp 37 ribu, dan Korean Shrimp Rice
Rp 37 ribu.
Hal tersebut diungkapkan Public Relation
and Representative Admin Waroenk, Merlin Sinlae saat ditemui di Waroenk, Jalan
WJ Lalamentik, Kupang, Minggu 30 September 2018.
Dijelaskan, sebelumnya bersamaan
pembukaan Waroenk pada 8 Juli 2017 lalu, pihaknya memang sudah meluncurkan menu
Korea tadi.
“Untuk lebih mengakomodir penikmat
kuliner Korea, maka kami berinisiatif membuat program yang memberikan banyak
benefit bagi pelanggan, yaitu Waroenk Korean Food Time,” imbuh Merlin.
Benefit yang dimaksudnya adalah diskon
harga 20 persen untuk makanan Korea tadi.
“(Program) ini berlaku setiap Senin, jam
2 siang hingga 5 sore. Tidak hanya itu, pelanggan juga berkesempatan
mendapatkan voucher makan gratis di Waroenk dengan mengikuti kuis setiap Senin
di 96 SKFM Radio Suara Kupang,” paparnya.
Terkait animo pelanggan selama ini
terhadap makanan Korea, Merlin mengungkapkan cukup apresiatif.
“Pelanggan suka, kok. Ya, seperti yang
sudah menjadi komitmen manajemen untuk mempersembahkan men-menu lezat,
kegemaran konsumen terhadap hal-hal berbau Korea juga tidak terlepas dari tren
Korea (Korean Wave), tidak terkecuali kulinernya,” katanya.
Merlin menggambarkan, makanan Korea
pihaknya semuanya enak. “Beberapa bumbu memang impor (Korea), sehingga boleh
dibilang di Kota Kupang, kamilah yang pertama menyajikan menu-menu itu,”
klaimnya.
Dengan menggandeng beberapa mitra
sebagai media publikasi seperti 96 SKFM Radio Suara Kupang, Merlin menjelaskan
pihaknya optimistis dapat lebih menggenjot penjualan, khususnya menu Korea.
“Dari media-media mitra tersebutlah,
update soal makanan dan sebagainya bisa sampai ke pelanggan. Tidak menutup
kemungkinan, ke depannya kami tidak hanya mengangkat kuliner Korea, tetapi juga
kuliner Jepang, dan negara-negara lainnya dengan membuat program serupa,”
bebernya.
Sekadar diketahui, Hallyu atau Korean
Wave yang dapat diartikan sebagai “demam Korea” adalah istilah yang diberikan
untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara sejak
1990-an.
Secara umum, Hallyu memicu banyak orang
untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaan Korea.
Salah satu pelecut demam Korea tidak
lain masifnya tayangan drama Korea. Media-media asing, terutama di Korea
melansir drama Korea merupakan penyebab mulai merebaknya Hallyu di berbagai
negara.
Warga Korea yang suka menonton drama dan
film, serta mendengar musik berkontribusi terhdap maraknya perusahaan TV Korea
mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi film drama.
Tidak sedikit di antaranya yang mencetak
sukses, diekspor ke luar negeri dengan royalti atau hak siar berbiaya besar.
Adapun drama televisi yang memicu Hallyu antara lain Winter Sonata, Dae Jang
Geum, Stairway to Heaven, Beautiful Days, dan Hotelier.
No comments:
Post a Comment