![]() |
Minuman "Yo" berbahan yoghurt, sirup, soda, dan biji selasih Waroenk juga menyediakan taste lain, di antaranya Yo Berry dengan rasa buah buni dan Yo Peach dengan rasa buah persik. / Effendy Wongso |
britaloka.com, KUPANG – Dalam dunia
kuliner, ada anekdot yang mengatakan, saat bersantap orang bisa makan tetapi
tidak bisa tanpa minum, namun orang bisa minum tanpa bersantap.
Memang
secara alami, manusia setelah makan harus minum. Inilah yang mendorong pelaku
kuliner, apapun bentuk usahanya selalu menyiapkan minuman untuk pelanggannya.
Dari
segi bisnis, dengan hadirnya minuman tentu mendorong grafik penjualan sebuah
resto atau kafe yang menawarkan makanan sebagai jualan utama.
Sebagai
resto dan kafe representatif yang sudah menjadi destinasi kuliner di Kota
Kupang, Waroenk tentu juga menyediakan minuman. Salah satu item minuman dalam varian
moctails adalah Yo Mango yang dibanderol Rp 23 ribu.
“Selain
Yo Mango, minuman ‘Yo’ berbahan yoghurt, sirup, soda, dan biji selasih ini juga
menyediakan taste lain, di antaranya Yo Berry dengan rasa buah buni dan Yo
Peach dengan rasa buah persik,” papar Public Relation and Representative Admin
Waroenk Resto and Cafe, Merlin Sinlae dalam keterangan resminya di Waroenk,
Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Senin (2/4/2018)
Menurutnya,
selama diluncurkan 8 Juli 2017 lalu, ketiga minuman Yo ini sangat digemari
pelanggan.
“Alasan
disukainya minuman ini, seperti yang kami dengan dari komentar para pelanggan,
tidak lepas dari ‘sensasi’ rasa manis dari sirup dan sedikit asam dari yoghurt
bersatu dalam satu minuman. Selain itu, moctails jenis Yo ini baru pertama di
Kupang,” imbuh Merlin.
Alasan
lainnya, penyajian Yo Mango/Berry/Peach juga terbilang “lucu”. Lucu yang
dimaksud Merlin adalah keunikan “tampilan” minuman yang disajikan pihaknya.
“Unik,
karena ‘tampilan’ wadah (botol) yoghurt yang menggelantung pada ujung sedotan di
bibir gelas. Ini memang yang diinginkan kids (anak muda) zaman now yang senang
berfoto selfie (swafoto) dengan objek makanan maupun minuman sebelum bersantap,”
ujarnya.
Merlin
menambahkan, gaya makan anak muda, bahkan penikmat kuliner pada umumnya, tidak
lagi sekadar bersantap tetapi menjadikan kegiatan bersantap sebagai ‘gaya hidup’.
“Dalam
dunia kuliner kekinian, hal itu (selfie dengan objek makanan/minuman kemudian
mengunggahnya di akun media sosial) disebut ‘dine with style’. Sehingga, hal
itulah yang mendorong pihak kami untuk menghadirkan produk (makanan dan minuman)
yang tidak saja bercita rasa lezat dan unik, tetapi juga memiliki nilai
estetik,” tutupnya.
No comments:
Post a Comment