Es Podeng merupakan nama lain dari es putar atau kerap disebut dalam ejaan Jawa, “es puter”. Nama podeng sendiri berasal dari bahasa Madura yang mempunyai arti sama, yaitu putar. / Effendy Wongso |
britaloka.com, KUPANG - Sebagai
salah satu destinasi kuliner di Kota Kupang, Waroenk Resto and Cafe,
kepopuleran menu-menu yang ditawarkan manajemen bukan tanpa alasan.
Tempat
makan dan nongkrong berlogo “koki berkumis” tersebut, seperti yang selalu
digadang-gadang kompartemen urusan publik di sana, selalu menghadirkan menu
lezat dan unik sesuai visi awal pembentukannya.
“Lezat
dan unik saja tidak cukup, tetapi juga harus dilandasi inovasi dan kreativitas,
sehingga selalu tampil pionir dan beda, paling tidak dalam skala lokal di Nusa
Tenggara Timur (NTT). Ini yang konsisten kami jalankan,” terang Public Relation
and Representative Admin Waroenk, Merlin Sinlae dalam keterangan resminya di
Waroenk, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Senin (26/3/2018) siang.
Selain
berbagai makanan yang bisa dibilang “ikonik” seperti Nasi Iga Goreng Sambal
Bawang, Nasi Goreng Kebuli, dan lain-lain, dalam jajaran minuman juga tidak
kalah pamor.
Salah
satunya adalah Es Podeng. “Saat ini siapa yang tidak mengenal Es Podeng
Waroenk. Selain menu pionir yang diluncurkan pertama kali oleh manajemen
Waroenk, minuman yang kaya buah ini juga sangat menyegarkan,” imbuh Merlin.
Menurutnya,
minuman yang dibanderol terjangkau Rp 28.500 itu saat diluncurkan awal
September 2018, mendapat animo yang bagus dari penikmat kuliner.
“Es
Podang bahkan menjadi minuman best seller setelah Chocolate Cokies dan Es
Pisang Ijo di Waroenk,” beber Merlin.
Dijelaskan, Es Podeng merupakan nama lain dari
es putar atau kerap disebut dalam ejaan Jawa, “es puter”. Nama podeng sendiri berasal
dari bahasa Madura yang mempunyai arti sama, yaitu putar.
Merlin
menambahkan, Es Podeng menjadi kuliner khas Jakarta meski banyak yang
mengatakan kalau es krim ala Indonesia ini dibawa pedagang asal Garut ke Jakarta.
“Dulu,
banyaknya penjual es podeng di Jakarta membuat minuman ini semakin populer. Tidak
mengherankan jika dalam berbagai kesempatan, masyarakat Jakarta kerap
menjadikan Es Podeng sebagai salah satu sajian pencuci mulut. Bagi warga
Kupang, tentu tidak ingin ketinggalan menikmati minuman segar yang sudah ada
sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia,” tutur Merlin.
Sekadar diketahui, sejarah kemunculan Es Podeng tidak lepas dari daya
kreatif masyarakat Indonesia di zaman kolonial. Ketika sajian es krim hanya
bisa dinikmati kalangan tertentu, masyarakat Indonesia membuat modifikasi es
krim dengan mengganti bahan utama susu dengan santan kelapa, yang kemudian
menghasilkan es krim ala Indonesia yang disebut “es podeng”.
Meski sudah tercipta sejak zaman kolonial, hingga kini banyak pedagang
es podeng yang masih menggunakan cara tradisional untuk memproduksinya. Adapun
alat yang digunakan untuk memproduksi es podeng adalah mesin yang diputar
secara manual.
Untuk
menghasilkan es podeng dengan cita rasa spesial, para pembuat biasanya juga
memasukkan bahan perasa lain, seperti durian, avokad, dan potongan nangka.
Selain itu, untuk mendapatkan tampilan menarik, penjual Es Podeng juga memasukkan
campuran lain berupa agar-agar, roti, buah atep, kacang tanah yang disangrai,
dan sentuhan susu kental manis di atasnya.
Di tengah gempuran banyaknya produksi es krim luar negeri, Es podeng
masih mempunyai penggemar setianya sendiri. Bahkan, rasa es podeng dijadikan
salah satu varian rasa perusahaan es krim asing.
Hal
tersebut membuktikan es podeng atau es putar merupakan jajanan lokal dengan
cita rasa yang mengglobal.
No comments:
Post a Comment