britaloka.com, KUPANG - Hidangan steik (sering
juga disebut steak) atau bistik kini semakin digemari masyarakat, khususnya di
kota-kota besar. Steik yang lazimnya terdiri dari sepotong besar daging, biasanya
daging sapi, dada ayam, dan ikan ini, yang dulunya masif dikonsumsi orang-orang
Eropa dan Amerika Serikat (AS), kini telah merambah dan menjadi tren sarapan
warga dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Salah
satu resto representatif di Kupang, Waroenk Resto and Cafe, tidak ketinggalan
mengakomodir kebutuhan steik para penikmat kuliner di daerah berjuluk “Kota
Sasando”.
Tidak
sekadar steik biasa, tetapi manajemen menawarkan steik unik berbahan ayam yang
dinamakan “Double Decker”.
“Double
Decker kami hadirkan lain dibandingkan steik yang ditawarkan restoran maupun
kafe lain. Pasalnya, tidak hanya lezat dengan bahan daging ayam yang legit
tetapi juga karena porsinya yang lebih besar,” terang Public Relation and
Representative Admin Waroenk Resto and Cafe, Merlin Sinlae saat ditemui di
Waroenk, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Senin (22/1/2018).
Besar
yang dimaksud Merlin tidak lain lantaran potongan daging ayam yang disajikan
pihaknya adalah ganda atau “double”.
“Tidak
hanya itu, pelengkap daging ayam kami juga tidak kalah lezatnya, sebut saja
potongan-potongan kentang goreng atau french fries, saus mayonais dan
bolognese, serta potongan wortel dan buncis,” imbuhnya.
Saat
ini, sebut Merlin, ada beragam menu steik yang ditawarkan pihaknya, di
antaranya Chicken Parmigia, Fish and Fries, dan Sticky Wings yang merupakan
menu Korea.
“Semua
jenis steik kami digemari pelanggan, tetapi yang paling disukai adalah Double
Decker. Sehingga, Double Decker juga menjadi menu paling digemari pelanggan
selain menu reguler seperti Nasi Iga Goreng Sambal Bawang dan Nasi Goreng
Kebuli,” bebernya.
Merlin
menjelaskan, Double Decker dibanderol terjangkau Rp 50 ribu. “Ini bisa
dibandingkan harga steik yang ditawarkan restoran lain lho, yang bahkan
mencapai ratusan ribu rupiah per porsinya,” paparnya.
Sekadar
diketahui, steik yang umumnya berbahan sapi, ikan, dan ayam ini biasanya dipotong
lebar kurang lebih sebesar telapak tangan, dengan ketebalan 1,5 sentimeter,
dibumbui lada dan garam atau bumbu lainnya. Selanjutnya, dipanggang atau
digoreng menggunakan mentega.
Kebanyakan
steik dipotong tegak lurus dengan serat otot, menambah kelegitan daging. Steik
biasanya dimasak dengan cara dipanggang, meskipun dapat digoreng atau dibroil.
Saat
ini, para penikmat kuliner, khususnya di Kota Kupang dan Nusa Tenggara Timur
(NTT), tidak hanya menyantap steik untuk merasakan kelezatannya, tetapi juga
memperoleh sebuah pengalaman tersendiri dalam mencicipi daging ayam dengan
kualitas prima hanya di Waroenk Resto and Cafe.
No comments:
Post a Comment