britaloka.com - Tanah
Suci Mekkah memiliki daya tarik tersendiri bagi para jemaah haji dan umrah
sekaligus trip religi. Banyak objek wisata yang memiliki nilai sejarah yang wajib
dikunjungi.
Umrah
bisa disebut sebagai “haji kecil”, dapat dilaksanakan kapan saja setiap tahun. Dapat
dilaksanakan bersamaan ibadah haji atau juga di lain waktu. Pelaksanaan ibadah umrah tidak dapat
dipisahkan dari perjalanan wisata religi di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi.
Beberapa
waktu lalu, Master of Ceremony (MC) ternama asal Makassar, Erick Alamsyah,
memilih merayakan ulang tahunnya di Mekkah. Menurutnya, daya tarik Mekkah, bukan
hanya karena tempat ibadah haji dan umrah, tetapi sebagi kota lahirnya Islam,
Mekkah juga memiliki sejumlah objek wisata religi yang sangat menarik dikunjungi
orang-orang yang beribadah. Nilai sejarahnya yang tinggi dan berdimensi religius,
menjadi nilai tersendiri bagi sejumlah objek wisata di kota ini.
Tidak
hanya tempat bersejarah, Mekkah juga memiliki objek wisata yang modern dan
futuristik. Salah satu tempat wisaya yang dikunjungi Erick adalah jam raksasa
yang saat ini memegang rekor sebagai jam terbesar dunia. Sebutannya banyak,
mulai Giant Clock Tower Mecca, Abraj Al-Bait Towers, Menara Jam Raksasa, hingga
Mecca Royal Hotel Clock Tower.
Jam
raksasa ini sudah pasti menjadi objek wisata yang harus dilihat dan dikunjungi
ketika berkunjung ke Mekkah. Jam yang berada di puncak pencakar langit tertingi
kedua setelah Burj Khalifa di Dubai tersebut, setinggi 600 meter dengan
diamater lingkaran 40 meter. Diameter ini mengalahkan jam Cevahir Mall di
Istanbul yang hanya 36 meter.
Besar
menara jam bermuka empat ini juga mengalahkan jam serupa yang saat ini dipegang
menara Big Ben di London. Jam ini juga akan menjadi salah satu ikon Arab Saudi
karena bisa terlihat dari jarak yang cukup jauh lebih 25 kilometer.
Proyek
yang menelan biaya 800 juta dolar AS ini dirancang para insinyur Jerman dan
Swiss. Bulan sabit emas yang sangat besar dengan diamater 23 meter dipasang ke
atas puncak menara. Penambahan menara jam di kompleks Masjid Agung Mekkah yang
menjadi wajah Muslim seluruh negara ini, merupakan upaya Arab Saudi untuk
mengembangkan industri wisata bagi kota yang dikunjungi jutaan peziarah setiap
tahunnya.
Masjid
Al-Haram merupakan tempat wajib yang didatangi, terutama jemaah haji dan umrah,
karena ada rukun haji dan umrah mengelilingi Kakbah dan berlari-lari kecil
antara bukit Shafa dan Marwah yang ada di kompleks masjid.
Banyak
hal di luar ibadah yang bisa dinikmati dalam masjid bernilai sejarah, terutama
Kakbah, Hajar Aswad (The Black Stone) yang “menempel” di Kakbah, dan Sumur
Zamzam. Itulah beberapa tempat yang dikunjungi Erick, dari sekian banyak
destinasi wisata religi yang ada di kawasan Masjid Al-Haram.
Toko
Tutup Saat Azan
Jika
berada di Kota Mekkah, jangan kaget jika agenda belanja harus tertunda karena azan
sudah dikumandangkan. Semua toko di kota ini memang tutup saat memasuki waktu salat.
Waktu
pertama kali menginjakkan kaki di Mekkah, beberapa waktu lalu dengan tujuan umrah,
Erick sempat kaget karena semua pusat perbelanjaan, termasuk toko-toko kecil,
tutup waktu mau memasuki waktu salat.
“Terasa
sekali, terutama di bawah Zamzam Tower, daerah pertokoan dekat supermarket Bin
Dawood. Begitu azan petugas toko langsung ‘beres-beres’, pasang rolling door
pengaman,” tutur pria yang pernah tiga kali meraih predikat sebagai penyiar
radio terfavorit versi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel.
Hal
ini berlaku untuk setiap waktu azan, kecuali subuh. Saat azan subuh
berkumandang, toko-toko belum dibuka. Namun begitu jamaah selesai menunaikan
ibadah salat subuh, toko-toko mulai dibuka. Terutama toko makanan, yang jadi
incaran jamaah untuk sarapan.
Saat
azan berkumandang, para penjaga toko biasanya bertolak ke Masjidil Haram untuk
salat. Tidak jarang, penjaga yang menggelar sajadah di depan tokonya, salat
sambil mendengar imam dari speaker Masjidil Haram. Usai salat berjamaah, toko
langsung dibuka kembali.
“Ini
justru bisa jadi pelajaran positif untuk traveler Muslim, melatih kebiasaan
salat tepat waktu,” imbuh Erick.
Belanja
Oleh-oleh
Murah
adalah sebuah kata yang sering dicari dan disukai kebanyakan orang. Apalagi,
saat beribadah umrah, sebagian besar jemaah yang mencari oleh-oleh akan menyasar
toko yang menjajakan produk dengan harga terjangkau.
Supermarket
Bin Dawood, salah satu tempat berbelanja yang didatangi Erick, merupakan pusat
perbelanjaan yang bisa ditemui di berbagai daerah di Mekkah dan Madinah.
Di
Mekkah, lokasinya di daerah Aziziyah, Sulaymaniyah, dan Ajyad, juga di Hotel
Zamzam dan Hilton. Berbagai kebutuhan dijual di sini dengan harga bersaing.
Sementara, Pasar Jakfariah, yang merupakan pusat barang grosir terletak sekitar
satu kilometer dari Masjidil Haram.
Pasar
Jakfariah menjual berbagai keperluan ibadah, termasuk perhiasan emas, jam
tangan, dan barang-barang elektronik seperti telepon genggam. Jika berbelanja
di pasar ini, jangan lupa menawar serendahnya.
Mayoritas
penjualnya juga bisa menggunakan bahasa Indonesia, walaupun dengan dialek Arab.
Tawar-menawar juga lazim dilakukan di pasar ini. Pasar Jakfariah disebut juga
sebagai “pasar borong”, karena pembeli yang umumnya jamaah haji, banyak yang
berbelanja dengan memborong barang sebagai oleh-oleh. Pasalnya, harganya
umumnya relatif di bawah harga eceran di pasar lainnya.