BLOGKATAHATIKU - Jalur pelayaran
internasional atau direct call di Pelabuhan Makassar diperkirakan hanya mampu
bertahan hingga akhir tahun ini, seiring permasalahan muatan balik yang
cenderung tidak seimbang atau imbalance cargo.
Sekretaris Jenderal
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, mengatakan,
ketidakseimbangan muatan atau imbalance cargo masih menjadi momok bagi
perusahaan pelayaran global dalam melayani pelayaran langsung melalui Makassar.
Kondisi
tersebut, dipicu pengembangan infrastruktur pelabuhan yang cenderung timpang
jika dibandingkan penguatan fasilitas rantai pasok secara menyeluruh di Sulsel.
“Jika
tidak segera dibenahi, direct call Makassar tinggal menunggu waktu untuk
ditutup, hanya bertahan paling lama setahun. Ini sama dengan Bitung yang lebih
dulu ditutup direct call-nya karena persoalan imbalance cargo,” beber Akbar di sela
pertemuan dengan sejumlah wartawan di Makassar, Senin (22/2).
Sebagai solusi, Pemprov
Sulsel sebaiknya segera membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) dengan menggandeng
pihak terkait, yang memiliki peran strategis dalam pelaksanaan direct call, di antaranya
Pelindo IV, Bea Cukai, dan lainnya.
Adapun PLB akan menjadi
pusat penghimpunan komoditas berorientasi ekspor dari berbagai daerah, yang
mana seluruh administrasi dan perizinan juga bisa dilakukan melalui skema satu
atap.
Dengan
demikian, kehadiran PLB akan menjamin ketersediaan muatan balik bagi perusahaan
pelayaran, sehingga jalur pelayaran internasional bisa terlaksana secara
berkelanjutan.
Sekedar
diketahui direct call melalui Pelabuhan Makassar diselenggarakan oleh Pelindo 4
pada Desember 2015 lalu dengan menggandeng perusahaan pelayaran global berbasis
di Hongkong, SITC Container.
Kendati
demikian, volume peti kemas yang mampu terangkut saat muatan balik dari direct
call ini hanya maksimal di kisaran 70 TEU’s, sementara kapasitas kapal yang
melayani mencapai 1.000 TEU’s.
Jalur
pelayaran dilalui SITC Container dimulai dari Hongkong, kemudian Makassar,
Jakarta, lalu masuk ke Serawak dilanjutkan ke Manila dan terakhir kembali ke
Hongkong.
Di
sisi lain, direct call di Makassar menjadi satu-satunya pelayaran internasional
yang dilayani Pelindo 4 setelah direct call di Pelabuhan Bitung resmi ditutup
pada awal tahun ini.
“Padahal,
direct
call Bitung baru dibuka pada pertengahan 2014 lalu,
yang dilayani Maersk Line dengan rute mulai dari Papua New Guinea melalui Port
Moresby, Port Noro, LAE, kemudian masuk ke Bitung
dan terakhir di Tanjung Pelepas, Malaysia,” imbuh Akbar.