![]() |
T-CASH
TAP - Telkomsel melalui produk andalannya, siap memasuki dunia baru cara
pembayaran praktis tanpa uang tunai, termasuk T-Cash Tap yang sudah diluncurkan
beberapa waktu lalu. BLOGKATAHATIKU/IST
|
BLOGKATAHATIKU - Sejak
resmi dicanangkan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 2014 lalu, Gerakan Nasional
Non Tunai (GNNT) menjadi viral dan mulai diikuti pelaku keuangan nasional.
Meskipun belum menjadi instrumen permanen yang diaplikasikan seluruh masyarakat
di Tanah Air, namun gerakan cukup efektif untuk menanamkan pentingnya transaksi
non tunai sejak dini, khususnya kepada pelajar dan mahasiswa.
BI
melansir, secara prinsipil ada tiga keuntungan gerakan yang mengarah pada less
cash society (LCS) tersebut. Pertama, transaksi non tunai lebih efisien karena
setiap orang tidak perlu repot membawa uang tunai ke mana-mana untuk melakukan
transaksi bisnis. Kedua, transaksi non tunai relatif tidak berbiaya mahal.
Ketiga, transaksi non tunai lebih mudah dilacak apabila terjadi tindak pidana.
Pencanangan
ini ditandai penandatanganan nota kesepahaman antara BI dengan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah, serta
Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) sebagai komitmen untuk
mendukung GNNT.
Pencanangan
juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, dan
juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai
dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman, dan efisien.
Saat
mensosialisasikan GNNT di Sulsel, Kepala Perwakilan BI Sulsel, M Dadi Aryadi,
menjelaskan, untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen
non tunai, diperlukan upaya yang berkesinambungan dari semua pihak.
Menurutnya,
transaksi keuangan masyarakat Indonesia dalam pembayaran berbasis elektronik
masih relatif rendah dibandingkan negara Asean lainnya. Padahal, Indonesia
memiliki potensi dalam perluasan akses sistem pembayaran. Ini lantaran didukung
kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar.
“Untuk
itu, BI bersama perbankan sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem
pembayaran kepada masyarakat, perlu memiliki visi yang sama dan komitmen yang
kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai dalam masyarakat,”
cetusnya.
Sejauh
ini, BI senantiasa menggenjot sosialisasi GNNT. Seperti yang dikemukakan
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Eni V Panggabean
dalam peluncuran sebuah produk pembayaran digital.
“Sosialisasi
kami terhadap pengembangan GNNT, perlahan telah menunjukkan tren positif (bullish).
Tidak hanya sosialisasi, tetapi kami selalu mengimbau kepada para industri
perbankan selaku penyedia layanan, agar mampu menciptakan sistem keamanan yang
mumpuni dan lebih efisien,” ujarnya.
Sebagai
regulator, pihaknya selalu fokus terhadap budaya penggunaan uang elektronik di
masyarakat. Ini termasuk perluasan penggunaan, pengembangan infrastruktur
sistem pembayaran, dan harmonisasi ketentuan yang lebih bijak.
Eni
menambahkan, sejak pencanangan GNNT pada 14 Agustus 2014, perkembangan
penggunaan uang elektronik tercatat mengalami pertumbuhan yang signifikan.
“Hingga September 2015, pertumbuhan penggunaan electronic money (e-money) mencapai
71,7 persen dengan volume transaksi yang juga tumbuh mencapai 217 persen,”
ulasnya.
T-Cash
Tap yang Revolusioner
Implementasi
GNNT yang diimbau pemerintah lewat BI, turut menggerakkan pelaku usaha, tidak
terkecuali yang bergerak dalam bidang IT. Meskipun belum signifikan dan masih
terkesan “opsional”, namun Telkomsel melalui produk-produk andalannya siap
memasuki dunia baru cara pembayaran praktis tanpa uang tunai.
Belum
lama ini, perusahaan telekomunikasi milik pemerintah, Telkomsel memperkenalkan
cara pembayaran baru, Telkomsel Cash (T-Cash) Tap. Produk ini memungkinkan
pelanggan menggunakan smartphone mereka untuk bertransaksi di merchant atau
toko-toko terpilih, dengan bantuan teknologi Near Field Communication (NFC)
Syarat
bagi pelanggan Telkomsel yang ingin menggunakan T-Cash Tap adalah memiliki
dompet elektronik atau e-wallet T-Cash yang saldonya sudah terisi. Pengisian
saldo bisa dilakukan di Grapari, ATM Bersama, dan merchant terpilih lainnya.
Selanjutnya, pelanggan akan mendapatkan stiker NFC yang bisa diaktifkan di
Grapari terdekat. Setelah itu, pelanggan bisa langsung bertransaksi di
toko-toko yang sudah bekerja sama dengan Telkomsel, cukup dengan menyentuhkan
smartphone pada mesin NFC yang tersedia di kasir.
Saat
ini, aneka merchant yang telah menerima pembayaran dengan T-Cash Tap meliputi
beberapa korporasi besar, seperti McDonald’s, Wendy’s, The Coffee Bean and Tea
Leaf, Baskin Robbins, 7-Eleven, Cinema XXI, Alfamart, dan Indomaret. Sementara
untuk gerai-gerai lainnya, termasuk dalam basis usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) juga sudah digenjot untuk dapat menggunakan T-Cash Tap.
Sejauh
ini, Telkomsel menggelar berbagai promo berupa diskon dan penawaran spesial
dalam upaya menyosialisasikan penggunaan T-Cash Tap. Contohnya, diskon 20
persen di merchant terpilih di McDonald’s, diskon 50 persen di Baskin Robbins,
The Coffee Bean and Tea Leaf, Wendy’s, dan beberapa outlet kuliner ternama
lainnya.
Untuk
menerapkan solusi T-Cash Tap ini, Telkomsel bekerja sama Verifone Mobile Money
dan Finnet Indonesia. Perangkat lunak Verifone Mobile Money memungkinkan
telepon seluler dan terminal merchant untuk terhubung secara mulus dengan
dompet T-Cash, sehingga memungkinkan aksi “tap dan bayar” dengan menggunakan
telepon seluler untuk pembelanjaan sehari-hari.
“Peluncuran
T-Cash Tap memungkinkan pembayaran mobile tanpa sentuhan di Indonesia bergerak
menuju mainstream dengan lebih banyak konsumen yang merasakan nilai penggunaan
perangkat mobile mereka untuk melakukan pembelian kebutuhan sehari-hari,”
terang Chief Executive Verifone Mobile Money, Chris Jones saat peluncuran
aplikasi mutakhir pihaknya belum lama ini.
Adapun
konektivitas Finnet, memberikan akses ke bank-bank di seluruh Indonesia bagi
para pengguna telepon seluler. Finnet memfasilitasi konektivitas antarbank serta
mendukung berbagai jenis pembayaran dan pilihan pendukungnya.
Sementara
itu, Chief Executive Finnet Indonesia, Niam Dzikri, menjelaskan, permintaan untuk layanan e-money mengalami
peningkatan di Indonesia. “Ini didorong peluncuran program GNNT. Dengan
pengalaman Finnet dalam bidang pembayaran elektronik, kami akan membantu
Indonesia meraih impiannya untuk mewujudkan perekonomian yang bebas dari
transaksi tunai,” optimistisnya.
“Mewabah”
di Bantaran Kampus
Bank
Negara Indonesia (BNI) terus berupaya menggenjot transaksi non tunai lewat uang
elektronik. Hal tersebut gencar dilakukan lantaran bank umum milik negara
(BUMN) tersebut melihat posisi perbankan saat ini masih cukup berat
mengimplementasikan transaksi berbasis digital. Apalagi, GNNT yang digalakkan
BI belum menyentuh semua kalangan.
BNI
Makassar melansir, masyarakat sampai saat ini belum tertarik memanfaatkan uang
elektronik karena merasa fungsinya sama saja dengan kartu debit. Pasalnya, transaksi
uang elektronik, kebanyakan masih berlaku di jalan tol dan minimarket tertentu.
Untuk
itu, jika bank lain menggarap jalan tol, BNI lebih menyasar sekolah dan kampus.
Produk uang elektronik BNI, Tap Cash, dikenalkan kepada para siswa dan
mahasiswa, agar paling tidak bisa membangun “awareness” guna mendukung
pembayaran non tunai.
Sebelumnya,
BI juga “getol” mensosialisasikan GNNT di bantaran kampus dan sekolah. Kepala
Perwakilan BI Sulsel, M Dadi Aryadi, mengatakan, pihaknya fokus menjalin kerja
sama terintegrasi dengan seluruh perguruan tinggi (PT) di Sulsel.
Dijelaskan,
merunut data November 2014, sebanyak 12 Kampus di Indonesia telah menciptakan
kawasan non tunai. “Kampus merupakan salah satu tempat pelaksanaan GNNT, karena
mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan mampu menjadi motor penggerak
penggunaan instrumen non tunai,” imbuhnya.