BLOGKATAHATIKU - Maraknya
keberadaan usaha kuliner jenis pushcart, khususnya dalam sajian minuman,
membuat pelaku segmen ini terus berinovasi menghadirkan minuman yang berbeda.
Beda yang dimaksud, tentu memiliki persepsi beragam, bisa dari bentuk kemasan,
penjualan, maupun manajerial pengelolaan.
Akan
tetapi, yang paling urgensi adalah soal cita rasa. “Ini yang paling penting dalam
bisnis kuliner. Penting, karena dari spot inilah konsumen bakal menjadi loyal
costumer atau tidak. Kalau mereka menyukai suatu produk (minuman), maka pasti
akan kembali membeli,” terang pemilik Teh Tarik Ceria, Yuli saat ditemui di Lt
4 Trans Studio Mall (TSM), Jalan HM Daeng Patompo, Tanjung Bunga, Makassar,
Sabtu (23/1).
Makanya,
Yuli tidak menafikan produknya dari sentuhan cita rasa. Untuk itulah, ia terus
berkreasi bagaimana dapat menciptakan menu minuman yang khas.
“Berkreasi
penting untuk dapat menemukan formula yang tepat pada minuman yang ingin
disuguhkan sebagai jualan. Jika ingin produk jualan disukai, tentu harus punya
taste tersendiri, tidak bisa asal mengekor produk yang sebelumnya sudah ada,
terutama milik kompetitor,” beber kelahiran Makassar ini.
Terkait
ketertarikannya mengelola bisnis minuman, Yuli mengaku merasa tertantang
menghadirkan produk dengan brand sendiri namun memiliki kualitas yang tak
kalah, bahkan melebihi brand waralaba dari luar negeri.
“Pada
dasarnya, saya sendiri menyukai kuliner, khususnya minuman teh. Sebelum merintis
Teh Tarik Ceria, di rumah saya senang meracik minuman sendiri. Dari beberapa
sampel minuman yang dirasakan keluarga maupun orang-orang di sekitar, rata-rata
menyukai minuman saya. Selain itu, niat mendirikan Teh Tarik Ceria karena saya
tertantang terhadap banyaknya keberadaan usaha gerai minuman dengan brand luar
negeri,” imbuhnya.
Yuli
menjelaskan, sejak mengoperasikan usahanya di 2010, kini Teh Tarik Ceria telah
berkembang menjadi 20 gerai. “Gerai-gerai saya terletak di beberapa pusat
perbelanjaan strategis, seperti Mal Panakkukang (MP), Panakkukang Square,
Karebosi Link, Pasar Butung, Jalan Toddopuli, Jalan Lanto Daeng Pasewang, dan
masih banyak tempat lainnya,” ulasnya.
Meskipun
terbilang berkembang pesat, tetapi wanita murah senyum ini belum berminat
mewaralabakan unit bisnisnya. “Sebenarnya, sudah banyak pelaku usaha yang ingin
bermitra dengan sistem waralaba menggunakan merek Teh Tarik Ceria, namun masih
saya pertimbangkan. Bukan karena belum siap, tetapi karena usaha ini masih
sanggup saya handle (tangani) sendiri,” paparnya.
Menyoal
segmentasi jualannya, Yuli membidik menengah bawah. Ia beralasan, mengambil
segmen tersebut lantaran ingin menyuguhkan minuman berkelas dengan harga
terjangkau.
“Alasan
saya memang itu, bagaimana dapat menjual minuman yang notabene serupa dengan
harga murah. Contohnya, jika minum teh tarik di gerai waralaba luar negeri
konsumen harus merogoh kocek Rp 30 ribu-Rp 50 ribu untuk satu gelas, maka di
Teh Tarik Ceria hanya Rp 12 ribu. Padahal, cita rasa tidak kalah, bahkan
melebihi brand-brand luar negeri tersebut,” akunya.
Yuli menambahkan,
tidak hanya teh tarik yang ditawarkan tetapi banyak varian minuman lain yang
rutin dikeluarkannya setelah meracik beberapa kali untuk dijadikan menu baru. “Selain
meracik Teh Tarik Original, saya juga bikin Teh Kopi Tarik, Teh Coklat Tarik,
Orange Tea, dan masih banyak menu lainnya dengan harga flat Rp 12 ribu,”
urainya.