BLOGKATAHATIKU - Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Sulsel mencatatkan pertumbuhan perbankan terus membaik, dengan ditopang
perkembangan ekonomi yang positif di tengah perlambatan ekonomi nasional.
Kepala OJK Wilayah Sulsel,
Bambang Kiswono, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan ketiga 2015
tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 7,34 persen (yoy), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,73 persen (yoy).
Dijelaskan, masih
kondusifnya perekonomian Sulsel membawa industri perbankan juga dalam kondisi
stabil. Ini ditunjukkan dari kinerja perbankan secara umum yang menunjukkan
pertumbuhan positif.
“Berbagai indikator
perbankan mencatat pertumbuhan lebih baik dari perbankan nasional, termasuk
fungsi intermediasi perbankan yang berjalan baik, dan tetap terjaganya
stabilitas risiko perbankan,” beber Bambang belum lama ini di Kantor OJK
Sulsel, Gedung BI, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.
Menurutnya, kinerja yang
positif pada industri perbankan di Sulsel tercermin dari total aset bank umum
posisi September 2015 mencapai Rp 113,1 triliun, atau tumbuh 13,59 persen (yoy)
dibandingkan akhir 2014 sebesar 11,46 persen. Bahkan, lebih baik dibandingkan
pertumbuhan aset nasional yang sebesar 13,08 persen.
Kondisi tersebut, juga
didukung meningkatnya penyaluran kredit bank umum di Sulsel yang mencapai Rp
89,91 triliun, atau tumbuh 11,74 persen (yoy) di atas pertumbuhan kredit pada
akhir 2014, yakni sebesar 10,84 persen dan lebih baik dibandingkan pertumbuhan
kredit nasional yang hanya di kisaran 10,91 persen.
“Saat ini, dana
masyarakat yang dihimpun bank umum Sulsel pada posisi September 2015 mencapai
Rp 72,43 triliun, atau tumbuh 12,58 persen (yoy) di atas pertumbuhan pada akhir
2014 yang sebesar 9,38 persen, dan lebih baik dibandingkan pertumbuhan DPK
nasional yang sebesar 11,43 persen,” ujarnya.
Berdasarkan perkembangan
tersebut, peran perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi di Sulsel yanga
akan mendorong peningkatan kapasitas perekonomian Sulsel yang terus menunjukkan
perkembangan positif.
Hal tersebut, tercermin
dari indikator loan to deposit ratio (LDR) yang sangat tinggi mencapai 124,13
persen pada akhir triwulan tiga 2015. Sementara itu, kualitas kredit perbankan
Sulsel tetap terjaga, tercermin pada non performing loan (NPL) atau kredit
macet di kisaran 3,85 persen, yang menunjukkan pengelolaan yang baik pada
manajemen risiko kredit perbankan
Seiring meningkatnya
penyaluran kredit dan kualitasnya, perolehan laba usaha berhasil dibukukan
perbankan Sulsel juga meningkat. Hingga Agustus 2015 mencapai Rp 2,88 triliun.
Selain itu, perkembangan ekonomi Sulsel menjadi daya tarik tersendiri bagi
tumbuhnya jaringan perbankan.
“Sampai
saat ini, tercatat 51 bank terdiri dari 43 bank konvensional dan delapan
bank syariah dengan jaringan kantor mencapai 978 unit. Kinerja
perbankan ke depannya,
diprediksi masih terus tumbuh didukung banyaknya ekspansi kantor baru di
Sulsel, khususnya di Makassar,” tutup Bambang.