BLOGKATAHATIKU
- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV memberlakukan uji coba Multiport Tarif
mulai 1 Januari 2016 bagi kapal dan barang khusus ekspor melalui Pelabuhan
Makassar (Direct Call) atau pengapalan langsung ke luar negeri. Penerapan
Multiport Tarif tersebut, merupakan langkah inovasi di bidang logistik, karena
baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Direktur
Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, mengatakan, Multiport Tarif diharapkan dapat
menekan biaya logistik, serta mendukung efektivitas pelaksanaan Direct Call
yang telah berjalan.
“Tak
hanya itu, Multiport tentunya akan mendorong percepatan dan implementasi Tol
Laut dan Poros Maritim Nasional, karena akan mengubah peta logistik nasional
yang lebih berpihak terhadap pertumbuhan kawasan timur Indonesia (KTI),”
terangnya belum lama ini di Gedung Pelindo, Jalan Soekarno-Hatta, Makassar.
Doso
menjelaskan, ada empat zona pelabuhan di KTI yang akan diberlakukan sistem
tersebut, Zona A meliputi Kalimantan bagian Utara-Timur, serta Sulawesi bagian
Selatan-Timur, Zona B meliputi Sulawesi
bagian Utara-Barat, dan Zona C meliputi Papuan bagian Utara, serta Ternate dan
sekitarnya. Kemudian, Zona D meliputi Papua bagian Selatan dan Kepulauan
Maluku.
“Multiport
Tarif dapat memberikan pengurangan setara 20 persen hingga 30 persen tarif ke
pelabuhan yang diterapkan saat ini. Besarannya secara rata-rata untuk Zona A
dan Zona B mengalami pengurangan sebesar 20 persen, sementara Zona C dan D
mendapat pengurangan sebesar 30 persen. Kecuali di Pelabuhan Makassar, sebagai
pelabuhan terakhir (pelabuhan ekspor),” terangnya.
Saat
diberlakukannya masyarakat ekonomi Asean pada 2016 ini, KTI tidak lagi menjadi
sebagai penonton, namun sebagai pengekspor berbagai komoditi andalan yang diperhitungkan
di tingkat regional maupun internasional. Di sisi lain, terkait program
lanjutan untuk implementasi Tol laut di KTI setelah Direct Call dan Multiport
Tarif, adalah penyusunan jaringan interkonektivitas antarpelabuhan di KTI.
“Melalui
uji coba penerapan Multiport Tarif khusus untuk kapal dan kargo ekspor ini,
akan dapat menggairahkan perdagangan, khususnya volume ekspor KTI melalui
Pelabuhan Makassar. Sehingga, dapat mewujudkan keinginan Pemprov Sulsel untuk
dapat mencapai volume ekspor tiga kali lipat di 2016,” imbuh Doso.