BLOGKATAHATIKU - Bank
Indonesia (BI) memprediksi 2016 pertumbuhan ekonomi Sulsel bisa mencapai 8,5
persen atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya berada pada kisaran tujuh
persen hingga delapan persen.
Kepala
Kantor Perwakilan BI Wilayah Sulsel, M Dadi Aryadi, menuturkan, kondisi ekonomi
Sulsel tahun ini lebih baik dibandingkan 2015 lalu, meskipun proyeksi ke depannya
kondisi perekonomian secara global masih menghadapi ketidakpastian.
“Ketidakpastian
ekonomi global ini rentan menimbulkan gejolak dan kompleksitas yang tinggi.
Indikasi itu bersumber dari risiko-risiko terkait yang sudah kami amati dan
cermati sebelumnya. Ada tiga risiko utama yang perlu diantisipasi dan disikapi,
di antaranya terkait prospek pertumbuhan ekonomi secara global, penurunan harga
komoditas yang diperkirakan masih berlanjut di 2016 yang sejalan berakhirnya
supercycle harga komoditas,” bebernya belum lama ini, usai pertemuan tahunan BI
di Baruga Mangkasara, Gedung BI Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.
Menurut
Dadi, pertumbuhan ekonomi Sulsel 2016 bisa mencapai 7,5 persen hingga 8,5
persen. Tidak hanya itu, prospek inflasi Sulsel tahun ini diperkirakan stabil,
yakni dikisaran empat plus satu persen, di mana pada November 2015 mencapai
6,62 persen.
“Salah
satu faktor pendorong penurunan inflasi, yaitu tren perkembangan komoditas
strategis atau bahan bakar minyak (BBM) yang masih terus turun,” urainya.
Dadi
menyebutkan, kondisi Sulsel yang di bawah tekanan, berhasil dieliminir sektor
pertanian yang cukup bagus. “Ini mempengaruhi kinerja ekonomi Sulsel pada
triwulan ketiga 2015 lalu, yang berhasil mengangkat perekonomian menjadi 7,34
persen. Capaian ini jauh di atas nasional yang hanya sekitar 4,73 persen,”
imbuhnya.
Sementara
dari sisi kinerja perbankan di Sulsel, terus mengalami peningkatan secara
signifikan hingga Oktober 2015. “Posisi aset mencapai Rp 112 triliun, dana
pihak ketiga (DPK) Rp 72 triliun, kredit Rp 90 triliun, dan non performing loan
(NPL) sebesar 3,85 persen,” urainya.
Untuk
mencapai pertumbuhan pada 2016, Dadi menekankan pentingnya upaya maupun
terobosan guna meningkatkan ekspor. Hal itu dapat direalisasikan dengan
melepaskan ketergantungan pada sektor impor dan menggenjot ekspor berbasis
sumber daya alam.
Tidak
hanya itu, BI senantiasa mendukung program pemerintah, di antaranya percepatan
perkembangan infrastruktur, baik kebijakan dalam arti fisik maupun yang
bersifat nonfisik. “Untuk itulah, kami berkomitmen untuk memperkuat pembangunan
melalui sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Salah satunya melalui
pendidikan dan pelatihan yang tepat serta inovatif,” tandasnya.