BLOGKATAHATIKU - Nama Taman
Nasional Taka Bonerate sudah sangat sohor sejak dulu. Pesona alam yang indah,
dan karang atolnya terbesar ketiga di dunia. Menjadikan tempat ini surga bagi
para penyelam.
Taman
Nasional Takabonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia, setelah
Kwajifein di Kepulauan St Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Maldives. Luas atol
tersebut sekitar 220 ribu hektare, dengan terumbu karang yang tersebar datar
seluas 500 kilometer persegi. Tempat ini merupakan objek wisata bahari natural.
Keindahan
pantai dengan pesona alam bawah lautnya, menjadikan tempat ini terkenal hingga ke
mancanegara. Musim kunjungan terbaik adalah April sampai Juni, dan Oktober
sampai Desember setiap tahunnya.
Takabonerate
terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel. Sekitar 25 kilometer dari
Benteng, yang merupakan ibu kota
Kabupaten, atau sekitar 300 kilometer dari Kota Makassar. Secara geografis,
Takabonerate masuk dalam kawasan laut Flores. Untuk menuju ke Taman Nasional
Takabonerate, wisatawan dapat menggunakan pesawat dari Bandara Intrenasional Sultan
Hasanuddin Makassar menuju Bandara H Aeropala Kabupaten Selayar, dengan waktu
sekitar 40 menit.
Apabila
memilih jalur darat dari Kota Makassar, pelancong akan melewati jalan poros
Trans Sulawesi (Makassar-Bulukumba). Kemudian dari pusat kota Bulukumba,
perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Tanjung Bira. Dari situ, harus melewati
jalur laut dengan menggunakan kapal feri selama dua jam ke Pelabuhan Pamatata
(Selayar). Kemudian dilanjutkan ke Benteng (Ibukota Selayar) dengan waktu
sekitar dua jam. Setelah itu untuk melanjutkan perjalanan dari Benteng ke Takabonerate,
dapat dilakukan melalui dua pilihan jalur, Benteng-Tinabo dan Benteng-Jinato.
Ada
sekitar 15 pulau di Taman Nasional Takabonerate. Sangat ideal untuk kegiatan
menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lain. Topografi kawasan sangat unik dan
menarik, pasalnya atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan
rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah
yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat
sempit yang dalam dan terjal.
Pada
bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam kecil yang dalam dan
dikelilingi terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat jelas
daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Terdapat
sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai
ekonomis tinggi, seperti Kerapu (Epinephelusspp), Cakalang (Katsuwonusspp),
Napoleon (Cheilinusundulatus), dan Baronang (Siganussp). Sebanyak 244 jenis
moluska di antaranya Lola (Trochusniloticus), Kerang Kepala Kambing
(Cassiscornuta), Triton (Charoniatritonis), Batulaga (Turbospp), Kima Sisik
(Tridacnasquamosa), Kerang Mutiara (Pinctadaspp), dan Nautilus Berongga
(Nautilus pompillius).
Terumbu
karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili, di
antaranya Pocillopora Eydouxi, Montipora Danae, Acropora Palifera, Porites Cylindrica,
Pavona Clavus, Fungia Concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis
karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (Barrier Reef) dan terumbu
tepi (Fringingreef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif
masih utuh.
Sejak
2005, Taman Nasional Takabonerate telah dicalonkan UNESCO untuk menjadi Situs
Warisan Dunia. Dalam rangkaian hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini, setiap
tahunnya diadakan festival bertajuk Sail Takabonerate atau sebelumnya disebut
Takabonerate Island Expedition.
Pada
zaman Kerajaan Bone, kawasan Taman Nasional Takabonerate dinamakan Bone
Riattang, artinya kerajaan Bone di sebelah selatan, atau gundukan pasir di
selatan. Pada zaman Kerajaan Gowa disebut Bone Irate, artinya kerajaan Gowa di
sebelah selatan, ataupun gundukan pasir di selatan. Tetapi, ada pula yang
mengartikan Takabonerate sebagai hamparan karang di atas pasir.
Penduduk
yang menetap di kawasan Takabonerate telah mencapai 5.101 jiwa, yang tersebar
di beberapa pulau, antara lain Pulau Rajuni 1.272 jiwa, Pulau Tarupa 1.204
jiwa, Pulau Latondu 512 jiwa, Pulau Jinato 651 jiwa, dan Pulau Pasi Tallu 1.462
jiwa.
Selain
objek wisata bahari, kawasan ini juga mempunyai beberapa tempat bersejarah
seperti Taka Mariam, di mana terdapat meriam kuno milik tentara Belanda dan
Takagantarang yang menyimpan meriam kembar milik pedagang-pedagang Tiongkok masa
lampau.
Gelar
Investor Gathering di Bali
Untuk
mempromosikan potensi pariwisata di Kepulauan Selayar, Pemerintah Daerah (Pemda)
Kepulauan Selayar menggelar gathering dengan para pelaku pariwisata. Acara
berlangsung Kamis (17/12) di Crystal Kuta Hotel, Bali.
Peserta
yang terlibat adalah para penggiat pariwisata, seperti pengusaha hotel, pelaku
bisnis tour dan travel, wisatawan, pemandu wisata, serta praktisi terkait
pariwisata. “Acara ini semacam pertemuan antara seller dan buyer,” ungkap
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Selayar, Kadhafi.
Para
peserta yang hadir akan mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai
potensi pariwisata Bumi Tanadoang (julukan Kepulauan Selayar). Hadir sebagai
pembicara Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate, Jusman, CEO Oso Group,
Tanri Abeng, Bupati Kepulauan Selayar, Syamsibar MH, dan Terje Hole Nilsen dari
Paradise Property Group.
Menurut
Kadhafi, dipilihnya Bali sebagai tempat pelaksanaan acara, karena daerah
tersebut merupakan pusat aktivitas pariwisata sekaligus menjadi ikon pariwisata
di Indonesia. Ratusan peserta hadir pada acara ini.
Beberapa
hal yang dipaparkan pada acara gathering di Bali itu, di antaranya keberadaan
perairan Kepulauan Selayar dengan karang atol terbesar ketiga di dunia, setelah
Kepulauan Maldives dan St Marshal. Status Taman Nasional Takabonerate sebagai
salah satu cagar biosfir dunia, poros pariwisata bahari, dan berbagai potensi
wisata di Kepulauan Selayar yang belum banyak terpublikasi.
Beberapa bulan lalu, Selayar sukses menggelar
kegiatan berskala internasional, seperti lomba foto Indonesia World Photography
Competition (IWPC), Takabonerate Island Expedition (TIE), menjadi salah satu tujuan
sail Indonesia, dan beberapa kegiatan lain.