BLOGKATAHATIKU - Untuk menstimulus
pencapaian target program-program yang telah diagendakan sepanjang 2015, perbankan
berlomba memberikan “gimmick” guna menunjang kinerja penyaluran pertumbuhan
kredit.
Langkah
itu cukup efektif, ini dapat dilihat dari hasil yang didulang Bank Negara
Indonesia (BNI). Pasalnya, sejak pertengahan Agustus 2015, bank yang telah
berdiri sejak 1946 ini memberikan gimmick berupa bunga kredit pemilikan rumah (KPR)
rendah bertajuk “Kado Merdeka” sebesar 8,45 persen.
Program
bunga rendah tersebut, yang awalnya hanya berlangsung satu bulan diperpanjang
hingga akhir 2015 lantaran tingginya animo masyarakat untuk memiliki rumah
idaman. Hal ini sekaligus mendorong pertumbuhan kredit, sehingga stakeholder
bank milik pemerintah ini memperpanjang program terkait KPR-nya tersebut.
“Promo
bunga KPR rendah sebesar 8,45 persen yang diberikan BNI sejak Agustus sampai
akhir tahun 2015, mampu mendorong
aplikasi booking KPR hingga Rp 1 triliun setiap bulannya,” ungkap Direktur
Consumer Retail BNI, Anggoro Eko Cahyo dalam keterangan tertulisnya kepada
sejumlah media di Tanah Air, Minggu (20/12).
Ditambahkan,
sebelum merilis program KPR bunga rendah 8,45 persen, aplikasi booking pihaknya
hanya Rp 500 miliar setiap bulannya. “Aplikasi booking mulai naik sejak
September hingga November. Untuk Desember, karena sudah mulai musim liburan
panjang biasanya permintaan KPR memang agak turun. Ini karena masyarakat tidak
fokus membeli rumah,” bebernya.
Untuk
itu, sebut Anggoro, tahun depan pihaknya masih akan memberikan gimmick terkait KPR.
Akan tetapi, kemungkinan gimmick-nya berbeda dibandingkan yang diberikan BNI
pada 2015. Gimmick kembali dihadirkan BNI supaya mendorong target pertumbuhan
KPR sebesar 16 persen pada 2016.
“Promo
bunga rendah 8,45 persen hingga akhir 2015 saja. Pada 2016, gimmick boleh jadi
tidak sama persis di 2015, namun yang pasti akan kami buat lebih menarik,”
ulasnya.
Anggoro
memaparkan, gimmick yang dijalankan pihaknya untuk menjaring nasabah yang
berani mengambil kredit KPR. “Selama ini masyarakat hold spending, sehingga
dengan gimmick kami ingin menaikkan respons. Gimmick KPR 2016 seperti apa,
nanti akan kami rundingkan terlebih dulu,” imbuhnya.
Pemberian
gimmick yang dilakukan sejumlah perbankan, memang merupakan salah satu strategi
untuk mendongkrak kinerja segmen properti. Merujuk data BI, kontraksi di sektor
properti masih berlanjut. Paling tidak, hingga kuartal ketiga 2015, tingkat
penjualan dan pertumbuhan harga masih menunjukkan pelemahan.
Mengacu pada survei
harga properti residensial, tingkat penjualan hunian mengerucut menjadi 7,66
persen, dari sebelumnya 10,84 persen pada kuartal kedua 2015. Adapun di segmen
harga, pertumbuhannya juga melambat menjadi 1,69 persen secara triwulanan dan
32,31 persen secara tahunan.