BLOGKATAHATIKU - Bank Rakyat Indonesia (BRI) tetap berkomitmen memperkuat
segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal itu dapat dilihat dari penyaluran
kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp 400 triliun dengan jumlah 686.831
debitur secara nasional.
Dengan mengucuran KUR
sebesar Rp 1,5 triliun (posisi November), BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Makassar
tercatat sebagai wilayah penyalur KUR terbanyak di antara 18 Kanwil BRI lainnya
dengan market share 16 persen.
Dari angka tersebut,
bertepatan hari ulang tahun (HUT) ke-120, BRI berhasil memperoleh penghargaan Musium
Rekor Indonesia (MURI) sebagai bank dengan penyaluran KUR terbanyak mencapai 12
ribu debitur per harinya.
Kepala Bagian (Kabag)
Bisnis Mikro BRI Kanwil Makassar, Dani Wildan, menuturkan, target secara
nasional penyaluran KUR sebesar Rp 21,4 triliun. Khusus Kanwil Makassar,
targetnya Rp 1,7 triliun dengan capaian posisi November 2015 sebesar Rp 1,5
triliun.
“Total capaian Rp 1,5
triliun, KUR Mikro untuk Rp 25 juta ke bawah itu sebesar Rp 1,43 triliun. Selebihnya,
KUR Retail Rp 25 juta hingga Rp 500 juta,” ulasnya belum lama ini, saat ditemui
di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Makassar.
Adapun jumlah
debiturnya, sebut Dani, untuk KUR Mikro sebanyak 65 ribu debitur dan retail lima
ribu debitur dengan rata-rata penyaluran KUR mencapai Rp 23 miliar ke atas per harinya.
“Debitur tersebut, 70
persen berasal dari Sulsel, selebihnya dari Sulbar, Sultra, Ambon, Ternate, dan
Somlaki. Khusus Kota Makassar dengan empat cabang market share sekitar 20
persen (mikro dan retail), disusul Takalar, Sinjai, dan Enrekang,” bebernya.
Sementara itu, Kabag
Bisnis dan Program BRI, Abduh Tuasikal, menambahkan, khusus KUR Retail (plafon hingga
Rp 500 juta) bisa sampai 40 debitur dalam sehari. Ini didominasi segmen perdagangan sebanyak 70
persen, pertanian dan peternakan 20 persen, perikanan lima persen, dan
selebihnya industri pengolahan.
“Capaian sampai saat ini
sudah 88 persen dari target Rp 1,7 triliun. Kami optimis bisa mencapai target
hingga akhir tahun,” ujarnya.
Diuraikan, toal
pertumbuhan pembiayaan sebesar 20 persen, dan KUR periode Agustus-November 2015
tumbuh 13 persen dibandingkan pencapaian Januari-Desember 2014 lalu.
Menurut Abduh, realisasi
tersebut dibantu optimalisasi sumber daya manusia (SDM). Tercatat, pelaksana KUR
di segmen mikro sebanyak seribu tenaga untuk pemasaran dan 300 tenaga administrasi.
“Pelaksana KUR retail, ada 83 tenaga pemasaran dan ke depan akan tambah 64 lagi
retailnya,” imbuhnya.
Kendati demikian,
pihaknya juga tetap waspada agar rasio non performing loan (NPL) atau kredit
macet tetap terjaga di posisi nol persen saat ini. “Kami lakukan monitoring,
setoran pinjaman itu lewat fitur otomatis saat debitur mengambil dari tabungan.
Kami juga punya petugas yang jemput setoran, dan ada upaya penyelamatan kredit
atau datang sendiri,” papar Abduh.
Untuk memperluas
jangkauan akses KUR ke depan dan menggarap potensi pasar yang masih sangat
besar, pihaknya juga secara berkelanjutan memberikan pembaruan kemampuan (skill)
bagi karyawan.
“Salah satunya adalah
dengan memberikan pelayanan lewat cash pick-up, mengaktivasi agen BRI-Link,
termasuk gencar melakukan sosialisasi secara menyeluruh untuk menyentuh
langsung titik pangsa pasar yang ada. Ini termasuk berkoordinasi dengan
pemerintah hingga ke tingkat camat dalam pendataan pengusaha UMKM, agar
sosialisasi bisa tepat sasaran,” jelasnya.
Abduh
menambahkan, dengan mengakses KUR di BRI,
nasabah akan memperoleh perizinan yang mudah, murah, dan
cepat. “Karena
kami
lakukan
jemput bola, mendatangi mereka. Proses dua
hari selesai, bahkan bisa satu hari. Prinsipnya mudah, murah,
dan cepat. Di 2016 ini,
ada
proyeksi
target naik hingga tiga setengah kali lipat dari tahun ini, berapapun kami
selalu siap,” tutupnya.