BLOGKATAHATIKU - Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel akan mengoptimalkan promosi wisata awal 2016
melalui media online. Salah satunya mengoptimalkan promosi lewat aplikasi mobile,
sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Seperti
yang disampaikan Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Sulsel, Devo Khadaffi dalam
acara dialog bisnis bertajuk “Tourism Outlook 2016” di Gedung Mulo, Jalan
Jenderal Sudirman, Makassar, belum lama ini.
Devo menjelaskan, ke depan pihaknya akan fokus
pada program promosi destinasi wisata melalui elektronik, seperti media sosial
dan pembentukan mobile application. Selain mempromosikan Sulsel melalui
elektronik, program tersebut juga memudahkan wisatawan untuk mencari lokasi
wisata dan kuliner yang ada di Sulsel.
“Kami
melihat pariwisata sekarang, menjadi salah satu potensi kekuatan ekonomi Sulsel.
Untuk itu, kami akan memperkuat (sektor) wisata ini, seperti destinasi wisata
Toraja, Takabonerate, Rammang-rammang, Bantimurung, dan Tanjung Bira. Kami akan
mendorong pemerintah kabupaten agar lebih gencar mempromosikan destinasi
wisatanya masing-masing yang dimulai awal tahun ini. Apalagi, saat ini sudah
masuk era MEA,” paparnya.
Devo menambahkan, mobile application promosi
wisata akan diluncurkan pihaknya awal Januari 2016, dan dapat diunduh melalui
App Store, Play Store, dan website terkait. Anggaran yang disiapkan Disbudpar
untuk electronic promotion ini sekitar Rp 400 juta-Rp 500 juta.
“Jumlah
wisatawan mancanegera (wisman) sampai September 2015, telah mencapai 4,6 juta,
dan sampai akhir 2015 ditargetkan bisa mencapai 5,5 juta. Di 2016, kami
menargetkan jumlah wisman yang berkunjung ke sulsel enam juta ke atas,”
imbuhnya.
Mengingat
anggaran promosi tahun ini mencapai Rp 3 miliar, sebut Devo, pihaknya berharap
awal 2016 mendapat dana promosi lebih yang disokong dari pusat untuk perbaikan
sarana pariwisata. Pasalnya, sektor pariwisata merupakan salah satu penunjang
utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Kegiatan dialog bisnis
Tourism Outlook 2016 melibatkan sejumlah stakeholder pariwisata seperti Association
of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI), akademisi pariwisata, serta pelaku usaha yang turut
berperan dalam pengembangan pariwisata Sulsel.