HIDUPKAN SENDI EKONOMI KERAKYATAN
![]() |
BLOGKATAHATIKU/FOTO: EFFENDY WONGSO |
Kedatangan
bakal calon Presiden RI, Joko Widodo kali ini ke Makassar, bukan hanya membawa
sejumlah misi politik, tetapi juga memberi dampak dari segi ekonomi.
Setelah
ditetapkan sebagai calon Presiden oleh PDI Perjuangan, Jokowi mulai bergerak
membangun jaringan tim sukses di beberapa propinsi di Indonesia. Salah satu
kota yang mendapat perhatian cukup besar adalah Makassar. Selama ini kota
metropolitan yang dinahkodai Mohammad Ramdhan Pomanto, dikenal sebagai pusat
perkembangan bisnis di Indonesia timur, dan merupakan penghubung antara wilayah
Indonesia barat dan timur.
Saat
tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, kedatangan Jokowi langsung
disambut teriakan kemenangan dari para pendukungnya. Kedatangannya kali ini
disertai Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Nasdem Sulawesi,
Akbar Faisal, dan Koordinator Umum Sahabat Rakyat, Amran Sulaiman. Kunjungan
Jokowi ke Makassar atas undangan dari Relawan Sahabat Rakyat KTI.
Setelah
mengukuhkan Relawan Sahabat Rakyat KTI dan Garda Sahabat Rakyat di Hotel Grand
Clarion, Jalan AP Pettarani, Makassar, Sabtu (10/5), Jokowi melakukan kunjungan
ke kediaman Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Dari hasil pertemuan yang terbilang singkat
itu, dicapai kesepakatan antara kedua gubernur tersebut untuk memperkuat kerja sama
di bidang ketahanan pangan, khususnya beras, daging, dan ikan.
Kerja
sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of
Understanding (MoU) yang dilaksanakan keesokan harinya di Pelabuhan Peti Kemas
Makassar, Minggu (11/5). Proses kerja sama yang juga disaksikan Wali Kota
Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto ini, tentu akan memberikan dampak yang
sangat besar pagi pertumbuhan ekonomi Kota Makassar, dan juga provinsi Sulsel.
Dalam
kesempatan tersebut, langsung dirangkaikan dengan pengiriman sejumlah komoditi
pangan ke Jakarta. Yang dikirim antara lain 168 ton beras senilai Rp 1,3 miliar
dan 72 ton ikan dengan nilai Rp 400 juta. Sementara pengiriman daging yang juga
merupakan bagian dari komoditi yang dikerjasamakan, akan dipersiapkan untuk
pengiriman selanjutnya.
Dalam
sambutannya, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kerja sama ini sebenarnya sudah
dirancang cukup lama, namun baru dapat direalisasikan sekarang. Karena
kebetulan Jokowi ada di Makassar, maka langsung saja dilakukan penandatangan
MoU, Meskipun kesepakatan kerja sama antara kedua gubernur tersebut sudah lama
dilakukan.
Setelah
dilakukan komunikasi yang berlangsung di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jokowi
menyetujui usulan untuk langsung dilakukan pengiriman komoditi pangan yang
dikerjasamakan. Untuk ke depan, Sulsel siap untuk menyuplai apa saja yang
dibutuhkan masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta. “Sulsel bisa menjadi
penyangga kebutuhan pokok nasional, sekaligus pilar ekonomi Indonesia,” ujar
Syahrul bangga.
Saat
ini, menurut Syahrul, kondisi produksi beras Sulsel surplus 2,6 juta ton.
Kemudian itu juga terjadi pada ikan tuna sebanyak 52 ribu ton, dan daging sapi
65 ribu ton. Dengan modal yang dimiliki tersebut, telah menjadikan Sulsel
sebagai daerah penyuplai kebutuhan komoditas sejumlah provinsi di Indonesia,
salah satunya adalah Ibu Kota Jakarta.
Dengan
kerja sama tersebut, Syahrul berharap, hubungan ini tidak berhenti hanya pada
tiga komoditi pangan tadi. Masih banyak komoditi unggulan lain yang dimiliki
Sulsel bisa dijual ke Jakarta. Apalagi, hal ini bisa menjadi peluang sekaligus
contoh baik untuk menggeliatkan kembali perdagangan antarpulau di Indonesia.
Sementara
itu, Jokowi berujar, kerja sama yang dilakukan dengan provinsi Sulsel memang
harus segera dilaksanakan. Itu mengingat kebutuhan sejumlah komoditas pangan di
Jakarta sangat besar, sementara pasokan sangat terbatas. “Setelah bertemu Gubernur
Sulsel, beberapa menit di rumahnya, saya setuju untuk langsung dilakukan
pengiriman tujuh kontainer beras dan ikan,” ujar Jokowi.
Calon Presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan,
Partai Nasdem dan PKB ini menjelaskan bahwa Jakarta merupakan pasar yang cukup
besar untuk produk pangan. Setiap hari kebutuhan beras di Jakarta mencapai
2.700 ton dan 150 ton daging. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Jokowi memilih
tidak mengimpor dari luar negeri, tetapi mendahulukan kerja sama dengan
beberapa provinsi di dalam negeri. Sebelumnya, DKI Jakarta sudah pernah
melakukan kerja sama untuk produk serupa dengan pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan Lampung. (blogkatahatiku.blogspot.com)