![]() |
BLOGKATAHATIKU/EFFENDY W |
BLOGKATAHATIKU - Sebagai
kota metropolitan, Makassar tak terlepas dari masalah. Seperti maraknya
peredaran produk pangan dan olahan tidak higienis yang mengancam kesehatan
masyarakat, khususnya anak-anak.
Kepala
Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar, Agus Jaya Said, mengakui adanya
peredaran produk pangan yang kurang sehat bagi masyarakat. Untuk itu, ia
memandang penting untuk melakukan sosialisasi keamanan pangan dan produk olahan
segar terhadap bahan berbahaya sebagaimana dilakukan di Areotel Smile, Jalan
Muchtar Lutfi, Makassar, Rabu (2/4/2014).
“Dengan
sosialisasi, masyarakat diharapkan mampu memahami mana produk pangan yang
segar, sehat, dan bisa dikonsumsi (Tanpa terkontaminasi bahan-bahan
berbahaya),” ungkapnya.
Begitu
juga pelaku usaha pangan dan produk olahan, harus terus diberi pemahaman agar
menjual produk olahan pangan yang sehat dan aman bagi konsumen.
Wali
Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin juga mengungkapkan hal sama. Pola hidup
masyarakat perkotaan yang semakin “terjepit” waktu untuk menyiapkan makanan
sendiri kiarena kesibukan dan rutinitas, mengonsumsi makanan di luar dianggap
sebagai alternatif yang lebih praktis.
Hal
itu yang kemudian mendorong tumbuhnya warung-warung cepat saji. “Makanan instan
dan praktis, mudah ditemukan. Tetapi, belum terjamin kesehatannya. Untuk itu,
perwakilan masyarakat dan pelaku usaha perlu diumpulkan agar mendapat pemahaman
terkait keamanan pangan dan produk olahan.Tentu saja demi kebaikan bersama,
utamanya demi masa depan anak-anak,” ujarnya.
Maraknya penjualan makanan instan mengandung zat kimia berbahaya, menurut Ilham perlu diwaspadai, terutama yang beredar di sekitar sekolah. “Orang tua harus mampu memberi pemahaman kepada anak-anak tentang efek mengonsumsi makanan yang tidak aman bagi kesehatan. Memang, makanan terkontaminasi zat berbahaya yang dimakan sekarang, tidak langsung dirasakan efeknya, ini bisa berkisar 10 hingga 20 tahun ke depan. Zat kimia berbahaya ini berpengaruh terhadap lambung dan otak,” tegasnya.
Maraknya penjualan makanan instan mengandung zat kimia berbahaya, menurut Ilham perlu diwaspadai, terutama yang beredar di sekitar sekolah. “Orang tua harus mampu memberi pemahaman kepada anak-anak tentang efek mengonsumsi makanan yang tidak aman bagi kesehatan. Memang, makanan terkontaminasi zat berbahaya yang dimakan sekarang, tidak langsung dirasakan efeknya, ini bisa berkisar 10 hingga 20 tahun ke depan. Zat kimia berbahaya ini berpengaruh terhadap lambung dan otak,” tegasnya.