![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Tantangan
perbankan Indonesia semakin berat menyusul dipertimbangkannya regulasi aturan
tabungan berhadiah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di tengah musim paceklik
likuiditas selama ini, perbankan royal memberikan beragam hadiah demi memupuk
dana pihak ketiga (DPK). Sayangnya, senjata andalan perbankan untuk menghimpun
dana bakal segera dibatasi.
OJK
menilai, program tabungan berhadiah merupakan salah satu unsur yang turut
membebani rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Hal
itu membuat OJK meneliti lebih mendalam seperti apa praktik pemberian hadiah
yang marak dilakukan perbankan nasional.
Terkait
hal tersebut, Pemimpin Wilayah Bank BRI Makassar, Achmad Chumaidi saat
dikonfirmasi di Gedung BRI, Jalan Ahmad Yani, Makassar, Selasa (24/3),
mengatakan bahwa dalam kinerja perbankan tabungan berhadiah memang menjadi
faktor untuk mendongkrak perolehan DPK.
Dijelaskan,
BRI melalui produk tabungan berhadiah Undian Beliung Britama (UBB) telah
mencetak sukses pertumbuhan 16 persen DPK di 2013 lalu. Tahun ini pihaknya
menargetkan pertumbuhan DPK 20 persen juga melalui program yang sama.
Menanggapi
desakan regulasi penghapusan undian berhadiah, Chumaidi mengatakan sah-sah
saja. “Kalau memang kelak OJK melarang perbankan menggelar program undian
berhadiah, kami pasti ikut,” ungkapnya.
Sejauh
ini, ia mengatakah program undian berhadiah perbankan selalu mengutamakan
prinsip efisiensi. Pasalnya, program berhadiah tidak selalu membuat perbankan
mengeluarkan dana lebih dari satu digit sehingga kekhawatiran terhadap cost of
fund tidak terlalu mendasar.
Ditemui
terpisah, Pimpinan Wilayah BNI Makassar, Mucharrom mengatakan tahun ini
pihaknya memilih untuk sedikit memangkas laju produk undian berhadiah.“Kami
tidak akan jor-joran lagi tahun ini, tetapi justru mengalihkan ke sistem reward
dan apresiasi nasabah. Nah, terkait undian berhadiah,kami sudah tidak terlalu
pasang target, yang ada justru menambah kepuasan pelanggan dengan memberikan
penghargaan terhadap produk kami,” bebernya.
Menurutnya,
sampai saat ini undian berhadiah memang masih memikat nasabah, dan pihak
perbankan cenderung melakukan program tersebut sesuai koridor yang ditetapkan.
“Saya melihat market tahun ini akan lebih potensial jika memanjakan customer
atau nasabah dengan kehadiran reward sesuai takaran, sebanyak apa nasabah
memakai produk BNI,” ungkapnya.
Untuk
itu, sebut Mucharrom, pihaknya tetap menanti aturan resmi OJK sambil berinovasi dengan mengeluarkan program yang
lebih baik. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment