Peduli
Warga Marginal
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Era
keterbukaan dan kesempatan untuk berpolitik pasca reformasi sampai saat ini
memang belum maksimal menyentuh komunitas Tionghoa, paling tidak jika dilihat
dari minimnya partisipan anak-anak mudanya yang masih enggan masuk ke parlemen.
Namun hal ini tidak berlaku bagi seorang Melani Simon.
Bagi
Melani, demikian ia dipanggil, politik adalah salah satu jalan yang dapat
menjadi medium seseorang untuk mengekspresikan aspirasinya. Politik bukan lagi
hal tabu bagi etnik Tionghoa karena pada dasarnya semua warga negara Indonesia
punya hak dan kesempatan yang sama untuk mengimplementasikan pengabdiannya
kepada negeri, salah satunya adalah dengan berpolitik.
Untuk
itulah, wanita penyuka traveling yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan
organisasi kampus semasa kuliah di Singapura ini, berharap kaum muda Tionghoa
tidak “minder” dan dapat aktif berpolitik sebagai wujud kecintaan terhadap
negeri.
Ditemui
di posko pemenangannya, Jalan Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Rabu 26 Maret,
kader muda Partai Nasdem yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg)
DPRD Makassar ini angkat bicara terkait ihwal ketertarikannya di dunia politik.
“Terus
terang, dunia organisasi bukanlah hal asing bagi saya. Saya pribadi dekat dengan
keorganisasian, di mana ayah saya adalah Ketua Yayasan Budi Luhur yang
membawahi 12 yayasan Tionghoa yang ada di Makassar,” ungkap wanita bershio
Monyet ini.
Keterlibatannya
di dunia politik, juga dimotivasi keinginannya untuk membantu banyak warga marginal
seperti mereka yang tinggal di kawasan kumuh, anak-anak jalanan maupun
anak-anak terlantar. “Nah, tentunya lewat pendidikan gratis, raskin, pelatihan
pemberdayaan bagi para perempuan, dan masih banyak program prorakyat yang belum
terakomodir, khususnya di Kota Makassar,” beber wanita kelahiran Makassar, 18
Juni 1980 ini.
Melani
menyebut, untuk mengimplementasikan aspirasinya tersebut hanya dapat dilakukan
melalui politik dengan duduk di parlemen. Pasalnya, tanpa duduk di kursi dewan
suaranya untuk membela rakyat kecil sulit terwujud. “Dengan duduk di kursi
dewan, saya bisa langsung mengaplikasikan program yang sudah menjadi aspirasi
saya,” alasannya.
Wanita
pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan ini melihat Makassar masih butuh
pemimpin yang berempati, yang mau turun langsung membantu warga yang kurang
mampu. “Terus terang, ini yang sudah saya lakukan. Saya bekerja, bukan sekadar
janji. Ketika turun bersosialisasi, saya tidak pernah umbar janji atau
menjanjikan sesuatu kepada masyarakat. Kalaupun ada kendala warga yang saya
temui, sebisa mungkin saya membantu sesuai komitmen semula saya. Saya yakin,
apapun yang mereka keluhkan bisa saya perjuangkan sebagai wakil rakyat kelak,”
papar putri pasangan Eddy Simon dan Evie Rawung ini.
Sebelumnya, wanita yang memiliki kepedulian
dan jiwa sosial yang tinggi ini telah banyak membantu warga kurang mampu, di
antaranya dengan menyediakan ambulans dan tim yang siap membantu warga yang
tengah berduka. Selain itu, masalah infrastruktur jalan yang kurang memadai,
drainase penyebab banjir, maraknya rumah kumuh, kurangnya penerangan jalan, dan
masih banyaknya anak-anak yang butuh bantuan merupakan dorongan keterpanggilan
hatinya untuk membantu.
“Masalah
di semua kecamatan yang saya kunjungi sama. Saya melihat inilah yang perlu
dibenahi. Permasalahan seperti tadi, akan jadi prioritas saya jika kelak
terpilih,” ungkap wanita yang maju di daerah pemilihan (Dapil) II Kota
Makassar, yang meliputi Kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, dan Tallo ini.
(blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment