![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) menggelar kegiatan workshop bagi usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) di 14 kecamatan Kota Makassar. Kepala Sub Bidang
(Kasubid) Kelautan dan Ketahanan Pangan, Aminuddin Sappe mengatakan kegiatan
tersebut memberi pemahaman dan wawasan kepada para pelaku UMKM terkait
pemasaran.
“Ke
depan kami berharap hasil produksi industri dari para pelaku UMKM ini bisa
masuk ke market, serta menuju pangsa pasar nasional dan internasional,” ujarnya
saat usai melaporkan kegiatan Workhsop dan Koordinasi Pemasaran UMKM Kota
Makassar di Hotel Grand Celino, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Kamis
(6/3/2014) pagi.
Aminuddin
mengungkapkan, Klinik Bisnis Terpadu (KBT) yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah,
telah disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 14 Tahun 2010 tentang Klinik Bisnis Terpadu. Tujuannya agar mampu memberdayakan
UMKM yang ada di setiap kecamatan pada lingkup Kota Makassar.
“Kegiatan
pelatihan bagi pelaku UMKM penting untuk mengembangkan hasil produksi mereka.
Misalnya, perbaikan dalam hal kemasan dan manajemen,” pesannya.
Workshop
yang dihadiri 150 orang, dan berasal dari masing-masing kecamatan yang telah
dibina oleh KBT, sebut Aminuddin diharap mampu menambah wawasan mereka tentang
bagaimana cara memproduski dan memasarkan barang agar dapat bersaing dengan
produk luar negeri. “Tentunya ini dapat memberi kontribusi yang besar terhadap
proses pemulihan perekonomian, khususnya di Kota Makassar,” ungkapnya.
Ditambahkan,
para pelaku UMKM yang berjumlah 30 orang di setiap kecamatan dengan asumsi
berbagai jenis usaha, seyogianya diperhatikan dengan baik. Fokus terhadap
perkembangan usaha para pelaku UMKM di antaranya dengan melibatkan instansi
kesehatan untuk memantau kualitas produk yang dihasilkan.
“Dari
segi kesehatan, para pelaku UMKM mesti bisa mempertanggung jawabkan kualitas higienitas
produksinya. Untuk itu, kami memberi ruang tanggung jawab pengawasan tersebut kepada
balai pengawasan obat dan makanan (POM) dan dinas kesehatan,”
ungkap mantan pengawai dinas koperasi ini.
Sementara
itu, Staf Ahli Bidang IV pada bagian Desentralisasi Kebijakan Pengembangan,
Chairul Andi Tau saat membuka kegiatan mewakili Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, mengatakan sebagai
kota jasa dan perdagangan perkembangan Kota Makassar terbilang sangat cepat.
Salah satunya adalah dengan melihat menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan.
“Sesuai
visi pemerintah, yakni Makassar menuju kota dunia berlandaskan kearifan lokal, maka
dengan menguatkan struktur ekonomi pada multisektor maka niscaya perniagaan,
jasa, dan industri kita akan lebih berkembang lagi,” ungkapnya.
Ditambahkan, dengan berkembangnya UMKM
dipastikan dapat membuka kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat
yang berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan hasil daerah. Selain itu,
pengembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
proses pemulihan perekonomian sehingga perlu mendapat perhatian lebih dari
pemerintah.
“UMKM
merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan, dan ini mesti diperluas agar
masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Selama ini, UMKM telah
tersebar di beberapa kelurahan, sehingga mampu berperan sebagai inti dan
penggerak pertumbuhan ekonomi di kelurahan,” tuturnya.
Secara
alami, sebut Chairul telah terjadi proses transformasi budaya dari masyarakat
tradisional menuju masyarakat maju dan modern. Namun salah satu faktor penentu
keberhasilan pengembangan UMKM tak lepas dari sumber daya manusia (SDM),
permodalan, mesin, peralatan, pengolahan usaha, pemasaran, dan ketersediaan
bahan baku.
“Terbatasnya
modal dan biaya promosi serta lemahnya jaringan bisnis, terkadang menjadi
kendala, sehingga ke depan akan dilakukan beberapa strategi pemasaran produk.
Strategi itu antara lain strategi pemasaran berbasis hubungan, promosi terpadu,
dan pastinya didukung kualitas produk yang baik,” tandasnya. (Chaerani/blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment