![]() |
Foto: Dok KATA HATIKU |
Pada
malam “Hari Perempuan Internasional”, riset terbaru dari Grant Thornton
International Business Report (IBR) mengungkap bahwa 41 persen peran manajemen
senior di Indonesia dipegang oleh wanita pada 2014. Temuan tersebut menempatkan
Indonesia pada peringkat kedua di antara 45 ekonomi yang diamati, dan hanya di
belakang Rusia (43 persen).
Proporsi
wanita di level senior di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara
negara-negara Asean, mengungguli Filipina (40 persen), Thailand (38 persen),
Vietnam (26 persen), Malaysia (25 persen), dan Singapura (23 persen).
Managing
Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan pemerintah Indonesia
memainkan peranan yang sangat penting dalam hal ini. Baru-baru ini, pemerintah
memusatkan perhatian untuk mempromosikan kewirausahaan wanita dan memberikan
dukungan kepada pengusaha wanita agar dapat mengatasi rintangan yang muncul dan
mengembangkan potensi yang dimiliki.
Hal
ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa usaha kecil menengan (UKM) memberikan
kontribusi lebih dari 50 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), serta
menyerap lebih dari 96 persen tenaga kerja di Indonesia, di mana sepertiga dari
keseluruhan UKM yang ada dimiliki oleh wanita. Jumlah UKM yang dimiliki oleh
wanita terus bertumbuh dengan pesat pada tingkatan delapan per tahun.
“Posisi
manajemen senior teratas di Indonesia yang dipegang oleh wanita adalah Chief
Financial Officer (54 persen), Chief Marketing Officer (24 persen), Sales
Director (19 persen), dan Human Resource Director (17 persen). Temuan ini
sejalan dengan 2013 study of Access to Trade and Growth of Women’s SMEs in APEC
Developing Economies, yang menunjukkan bahwa wanita Indonesia memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pria dalam hal menjalin relasi, di mana 55
persen wanita dibandingkan dengan 30 persen pria terlibat di dalam berbagai
asosiasi bisnis,” ungkap Johanna.
Disebutkan,
wanita juga dilaporkan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dalam
mengadopsi teknologi komputer untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka, di mana
74 persen wanita melakukan hal tersebut dibandingkan dengan 60 persen pria.
Penelitian tersebut juga mengamati bahwa wanita Indonesia lebih cenderung untuk
mempekerjakan wanita di dalam bisnis mereka, sehingga memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap inklusivitas wanita pada perekonomian.
Hasil
riset terkini IBR juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan menawarkan
pengaturan waktu kerja yang fleksibel (65 persen), program bimbingan (33
persen), peluang untuk mendapatkan liburan ekstra atau mengambil cuti tidak
berbayar (32 persen), serta penanggungan biaya melahirkan melebihi dari apa
yang seharusnya diwajibkan oleh peraturan (32 persen) untuk mendukung para ibu
yang berkarier. Inisiatif dari perusahaan-perusahaan Indonesia ini merupakan
salah satu kontributor terbesar bagi tingginya persentase wanita pada posisi
senior, dan telah terbukti efektivitasnya sebagai cara-cara yang memotivasi
wanita Indonesia untuk mengambil tanggung jawab manajemen senior dan tetap
bertahan di posisi tersebut.
Kontributor
terbesar lainnya adalah kecenderungan perusahaan untuk mempekerjakan atau
mempromosikan lebih banyak wanita pada tingkatan manajemen senior. Hampir
sepertiga perusahaan di Indonesia memiliki rencana spesifik untuk melakukan hal
tersebut dalam 12 bulan ke depan, dan hanya Filipina yang memiliki kecenderungan
lebih tinggi di kawasan Asean (61 persen).
Ketersediaan
program-program spesifik untuk mendukung atau membimbing para wanita di posisi
manajemen senior juga merupakan kontributor penting bagi terciptanya persentase
yang tinggi tersebut di Tanah Air, di mana Indonesia berada pada jajaran
teratas dunia bersama dengan Thailand, dalam menjalankan program-program
dukungan dan bimbingan bagi para wanita karier.
Johanna
menambahkan, melalui kolaborasi dengan sektor swasta, pemerintah Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk mengurangi ketidaksetaraan gender di
Indonesia. Hal ini merupakan langkah vital, sebab lingkungan dengan kesetaraan
gender yang baik juga dipersepsikan sebagai lingkungan yang baik untuk bisnis.
Dikombinasikan dengan optimisme bisnis yang tinggi, kolaborasi ini akan membuat
Indonesia sebagai surga bisnis tropis, tidak hanya di wilayah sekitar, tetapi
juga di pasar internasional. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment