Anggiat
Sinaga
Ketua
PHRI Sulsel
“Tiap
Kabupaten Harusnya Miliki Destinasi Pariwisata”
![]() |
PENGHARGAAN - Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga (dua
dari kiri) saat menerima penghargaan dari panitia Celebes
Hotel and Tourism di Makassar beberapa waktu lalu.
Foto: Effendy Wongso
|
Sebagai
pintu gerbang di kawasan timur Indonesia (KTI), Makassar semakin menarik
perhatian para pedagang, investor, maupun pebisnis dalam maupun luar negeri
untuk ekspansi bisnis di Makassar. Hal tersebut semakin mendasari pertumbuhan
hotel dari tahun ke tahun yang semakin bertambah di Makassar.
Ketua
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, saat ditemui
di Hotel Grand Clarion pekan lalu, menuturkan perkembangan tersebut. Secara
gamblang ia menjelaskan, di 2013 dan 2014 ini, hingga dua tahun ke depan,
pertumbuhan hotel berkisar 78 persen dengan 35 unit hotel atau 6.800 hingga
delapan ribu kamar.
“Di
2015, diproyeksikan sekitar 15 ribu kamar hotel,” ucap Anggiat yang juga
Direktur Utama Hotel Grand Clarion.
Untuk
mengatasi dampak menjamurnya hotel di Makassar yang tidak seimbang dengan
jumlah okupansi, Anggiat mengatakan kalau selama ini telah melakukan sinergi
yang maksimal antara PHRI, Association of The Indonesian Tours
and Travel Agencies (Asita), serta Dinas Budaya dan Pariwisata
(Disbudpar) Sulsel dan Kota Makassar.
Kegiatan
tersebut antara lain dengan melakukan sejumlah program PHRI sepanjang 2013 yang
sudah terealisasi, yakni melakukan pelatihan dan pembinaan anggota PHRI,
seminar bertaraf internasional, kunjungan ke daerah-daerah, membentuk pengurus
daerah, dan membenahi struktur di daerah supaya intensif membuat berbagai
kegiatan.
“Kerja
sama dengan semua pihak selalu berjalan baik, terbukti dengan adanya kegiatan
yang dilakukan secara kolektif antara industri pariwisata dan pemerintah selalu
lancar,” ungkapnya.
Tidak
dipungkiri, keberadaan hotel yang tidak seimbang dengan jumlah pengunjung akan
menjadi bumerang bagi industri perhotelan dan pemerintah sendiri, di mana masih
terbatasnya anggaran promosi dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Untuk
itu, Anggiat berharap ke depannya pihaknya akan intensif melakukan pelatihan
dan bimbingan di beberapa kabupaten di Sulsel, dan bagaimana menyiasati
keterbatasan dana promosi dari pusat dengan membentuk sebuah badan promosi
pariwisata di Makassar.
“Selama
ini, pemerintah terkesan masih setengah hati lantaran kepengurusan terkait hal
ini diurus oleh Disbudpar Makassar, sementara Badan Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal (BP3M) di Sulsel belum dibentuk, padahal ini
tujuannya untuk merangsang jumlah pengunjung,” cetusnya.
Lebih
lanjut Anggiat mengemukakan untuk menarik jumlah pengunjung di Makassar Sulsel
telah melakukan pembenahan di segala sektor. Kendati demikian, ke depannya, Sulsel atau Makassar jangan
terlena dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonominya yang di atas rata-rata
nasional tersebut.
Dengan
terus membenahi sejumlah objek wisata yang ada, dirinya yakin kegiatan MICE di
Makassar akan semakin bertambah. “Kita jangan larut dan terlena dengan
perkembangan yang ada sekarang mengingat semakin pesatnya persaingan yang akan
kita hadapi nantinya,” pintanya.
Sejumlah
kegiatan yang dilakukan secara kolektif antara industri dan pemerintah sukses
digelar di Makassar. Untuk itu ia mengatakan, dalam menghadapi masyarakat
ekonomi Asean (MEA), PHRI Sulsel akan segera membenahi SDM untuk siap bersaing
secara lokal, nasional, maupun internasional.
PHRI
sudah melakukan pelatihan SDM di Makassar, Pangkep, Bantaeng, dan Enrekang. “Tidak
ada kekhawatiran untuk berkompetisi dengan orang-orang luar dalam soal
pelayanan dan kualitas,” kata pria yang mengawali kariernya dari nol ini.
Berbagai
kegiatan yang telah dilakukan secara intensif terkait kegiatan-kegiatan seperti
Lovely Desember dan Festival Toraja di Toraja, Takabonerate di Selayar, dan
masih banyak lagi kegiatan lokal yang sudah berjalan di Sulsel.
Menurut
pria kelahiran Asahan, 11 juli 1967 ini, Sulsel harus melahirkan diversifikasi
atau strategi marketing dan pengoptimalisasian sejumlah objek wisata serta
pelayanan di Sulsel agar lebih kencang lagi promosinya.
“Penerbangan
lebih dimaksimalkan, di mana prinsip pariwisata itu mengatakan bahwa semakin
mudah suatu tempat diakses, maka akan semakin banyak pengunjungnya,” imbuhnya.
Untuk
itulah, ia menegaskan jika setiap kabupaten seyogianya ada destinasi objek
wisata yang menarik perhatian pengunjung. “Jangan cuma Makassar, Toraja, Maros,
Parepare, dan Bantaeng yang berteriak kencang promosi pariwisata,” pesannya.
Untuk
program PHRI ke depan, ia mengatakan akan membuka ekspo peralatan rumah makan
agar para pengusaha dapat memperoleh barang-barang perlengkapan rumah makan
dengan mudah.
“Sebagai
Ketua PHRI Sulsel, saya mengimbau kepada sejumlah pengusaha hotel dan restoran
untuk berbenah, baik dari segi pelayanan, kebersihan, dan kualitas SDM. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment